Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/ABDULLAH FIKRI ASHRI
Pengunjung berfoto di gerbang Keraton Kasepuhan Cirebon, di Kota Cirebon, Jawa Barat, beberapa waktu lalu. Saat akhir pekan atau masa liburan sekolah, Keraton Kasepuhan dikunjungi banyak wisatawan.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan Islam yang pernah berkuasa di Jawa Barat di abad ke-16. Kerajaan ini didirikan oleh Sunan Gunung Jati.

Selama ini sering ada perbedaan pendapat mengenai sosok Sunan Gunung Jati. Ada yang menyebut nama aslinya Syarif Hidayatullah, dan ada yang menyebut Nurullah yang lahir di Pasai.

Beberapa buku pelajaran juga menulis Sunan Gunung Jati yang merupakan pendiri Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten, dikenal juga dengan nama Fatahillah.

Versi lain mengatakan Sunan Gunung Jati adalah orang yang berbeda dari Fatahillah.

HJ de Graaf dalam bukunya Kerajaan-kerajaan Islam Pertama di Jawa (1985) menjelaskan Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah mendirikan Kerajaan Cirebon dan memimpin sejak abad ke-15.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sunan Gunung Jati, Menyebarkan Islam di Tanah Pasundan

Sebelum mendirikan Kerajaan Cirebon, ia berkelana ke Mekkah, Pasai, lalu Demak yang saat itu menjadi pusat penyebaran agama Islam di Jawa.

Sebagai salah satu wali, Sunan Gunung Jati turut menyebarkan agama Islam di Majalengka, Kuningan, Kawali, Sunda Kelapa, hingga Banten. Ia menghapus kekuasaan Kerajaan Pajajaran yang bercorak Hindu.

Pada 1568 ia wafat. Posisinya akhirnya digantikan oleh Fadillah Khan atau Fatahillah. Fatahillah memerintah hingga 1570.

 

Setelah Fatahillah, kekuasaan dipegang oleh Pangeran Dipati Ratu, lalu Pangeran Dipati Anom, Carbon, kemudian Panembahan Girilaya.

Dilansir dari Kesultanan Islam di Nusantara (2010), Kerajaan Cirebon mengalami kemunduran di abad ke-17 karena adanya perpecahan.

Di tahun 1677, Panembahan Girilaya membagi kerajaan kepada ketiga putranya yakni:

  • Pangeran Martawijaya atau Sultan Keraton Kasepuhan
  • Pangeran Kartawijaya atau Sultan Kanoman
  • Pangeran Wangsakerta atau Panembahan Cirebon

Memasuki abad ke-18, pengaruh Kesultanan Cirebon memudar karena hadirnya VOC di Batavia sejak 1705.

Kesultanan tetap bertahan hingga kini meski tak memerintah.

Baca juga: Perkembangan Islam di Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi