Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peninggalan Sejarah Kerajaan Cirebon

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Kompleks Keraton Kasepuhan Cirebon, Jawa Barat, Rabu (2/7/2014). Keraton Kasepuhan didirikan pada tahun 1452 oleh Pangeran Cakrabuana.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Kerajaan Cirebon merupakan kerajaan yang didirikan oleh Sunan Gunung Jati.

Kerajaan Islam ini pernah berkuasa di Jawa Barat sejak abad ke-16. Kehebatannya ditunjukkan lewat berbagai peninggalan sejarah.

Keraton Kasepuhan

Dilansir dari Kesultanan Islam di Nusantara (2010), Kerajaan Cirebon mengalami kemunduran di abad ke-17 karena adanya perpecahan.

Di tahun 1677, Panembahan Girilaya membagi kerajaan kepada ketiga putranya yakni:

Baca juga: Sejarah Singkat Kerajaan Cirebon

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keraton Kanoman

Keraton Kanoman didirikan oleh Pangeran Mohamad Badridin atau Pangeran Kertawijaya, yang bergelar Sultan Anom I pada sekitar tahun 1678 M.

Di keraton Kanoman, banyak barang peninggalan seperti dua kereta yakni Paksi Naga Liman dan Jempana.

Keraton Kacirebon

Keraton Kacirebonan dibangun pada 1800 M. Sama seperti dua keraton lainnya, Keraton Kacirebonan masih dihuni oleh para keturunan Sultan.

Keraton juga masih melaksanakan upacara adat seperti Upacara Pajang Jimat dan sebagainya.

Lihat Foto
disparbud.jabarprov.go.id
Masjid Agung Sang Cipta Rasa
Masjid Agung Cirebon

Masjid Agung Cirebon juga dikenal dengan nama Masjid Agung Sang Cipta Rasa dan Masjid Agung Kasepuhan. Lokasinya di dalam kompleks Keraton Kasepuhan.

Dikutip dari situs Kemdikbud, masjid ini dibangun pada tahun 1498 oleh para Wali Songo atas prakarsa Sunan Gunung Jati.

Pembangunannya dipimpin oleh Sunan Kalijaga dengan arsitek Raden Sepat dari Majapahi) bersama dengan 200 orang pembantunya dari Kesultanan Demak.

Masjid ini dinamai Sang Cipta Rasa karena merupakan pengejawantahan dari rasa dan kepercayaan.

Menurut cerita rakyat, masjid ini dibangun dalam tempo satu malam. Keesokan harinya, masjid langsung digunakan untuk shalat Subuh.

Baca juga: Sunan Gunung Jati, Menyebarkan Islam di Tanah Pasundan

Makam Sunan Gunung Jati

Selama ini sering ada perbedaan pendapat mengenai sosok Sunan Gunung Jati. Ada yang menyebut nama aslinya Syarif Hidayatullah, dan ada yang menyebut Nurullah yang lahir di Pasai.

Beberapa buku pelajaran juga menulis Sunan Gunung Jati yang merupakan pendiri Kesultanan Cirebon dan Kesultanan Banten, dikenal juga dengan nama Fatahillah.

Versi lain mengatakan Sunan Gunung Jati adalah orang yang berbeda dari Fatahillah. Hal ini dibuktikan dengan adanya dua makam berbeda.

Keduanya dimakamkan berdampingan di kompleks pemakaman Astana, Cirebon.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi