Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sunan Ampel, Berdakwah dengan Ajaran "Moh Limo"

Baca di App
Lihat Foto
Sunan Ampel
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Sunan Ampel merupakan salah satu diantara wali songo yang menyebarkan agama di Islam di Nusantara tepatnya di tanah Jawa.

Sunan Ampel yang memiliki nama asli Raden Mohammad Ali Rahmatullah (Raden Rahmat) menyebarkan agama Islam di wilayah Surabaya, Jawa Timur.

Sunan Ampel merupakan anak dari Maulana Malik Ibrahim atau Malik Maghribi atau yang dikenal Sunan Gresik.

Sunan Ampel dikenal dengan metode dakwahnya Moh Limo. Ia juga salah satu sebagai pencetus Kerajaan Islam pertama di tanah Jawa dan membantu membangun Masjis Agung Demak.

Baca juga: Peran Walisongo dalam Penyebaran Islam di Tanah Jawa 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Keturunan bangsawan

Ia lahir di Champa, Kamboja sekitar 1401. Sunan Ampel juga keponakan dari Raja Majapahit yang dipimpin oleh Raja Brawijaya.

Dalam buku Sunan Ampel (Raden Rahmad) karya Yoyok Rahayu Basuki, adapun kakak sulung ibunya adalah Dewi Sasmitraputri yang merupakan permaisuri Prabu Kertawijaya atau Brawijaya.

Pada 1443, bersama saudara tuanya bernama Ali Musada (Ali Murtadho) dan sepupunya Raden Burereh datang ke Jawa dan menetap di Tuban.

Setelah menetap di Tuban, ia berangkat menuju Kerajaan Majapahit untuk menemui bibinya Dewi Sasmitraputri. 

Sunan Ampel berdakwah menyebarkan agama Islam di wilayah Kerajaan Majapahit yang sedang dalam masa-masa suram.

Baca juga: Sunan Gresik, Wali Pertama Penyebar Islam di Tanah Jawa

Karena para adipati dan pembesar kerajaan melupakan tugasnya sebagai seorang pemimpin. Mereka lebih suka hidup bermewah-mewah dan berpesta.

Kondisi itu membuat Prabu Brawijaya merasa sedih mengetahui kerajaan yang carut marut.

Prabu Brawijaya pun kemudian mengundakan Raden Rahmat untuk mengatasi masalah-masalah di Kerajaan Majapahit.

Cara berdakwah 

Sunan Ampel mampu menjalankan tugas dengan baik. Dengan kesabaran dan kewibawaannya, Sunan Ampel mampu mengatasi situasi Kerajaan Majapahit dengan menyadarkan dan mendidik para bangsawan serta adipati ke jalan yang benar.

Dikutip buku 9 Sunan (2015) karya Sri Sumaryoto, setelah berhasil menyadarkan para bangsawan dan adipati, Sunan Ampel melanjutkan niatnya untuk berdakwa di masyarakat.

Baca juga: Sunan Kalijaga, Berdakwah Lewat Wayang

Saat berjalan menyusuru desa, Raden Rahmat tiba di sebuah tempat yang kosong. Di situ, ia membangun masjid sebagai pusat ibadah dan dakwah, kemudian membangun pesantren.

Daerah tersebut dikenal dengan Ampeldenta. Di situlah diberi kekuasaan dan kemudian dikenal dengan Sunan Ampel.

Cara dakwah yang dilakukan Sunan Ampel sangat singkat dan cepat. Cara dakwahnya dikenal dengan falsafah "Moh Limo", yang artinya tidak melakukan lima hal tercela.

Lima hal tersebut adalah:

  1. Moh Main (tidak mau berjudi)
  2. Moh Ngombe (tidak mau mabuk)
  3. Moh Maling (tidak mau mencuri)
  4. Moh Madat (tidak mau menghisap candu)
  5. Moh Madon (tidak mau berzina).

Pencetus Kasultanan Demak

Sunan Ampel juga sebagai salah satu pencetus berdiri Kasultanan Demak, yang merupakan kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa.

Baca juga: Sunan Gunung Jati, Menyebarkan Islam di Tanah Pasundan

Bahkan salah satu muridnya, yakni Raden Patah diangkat menjadi Sultan Demak pertama pada 1475.

Ia juga membantu mendirikan Masjid Agung Demak. Salah satu empat tiang utama yang ada di masjid diberi nama Sunan Ampel.

Sunan Ampel meninggal diperkirakan pada 1481 di Demak dan dimakamkan di sebelah barat Masjid Ampel, Surabaya. 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi