Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penyebab Tumbuhan Langka dan Hampir Punah

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ANGGARA WIKAN PRASETYA
Bunga edeweiss di Gunung Semeru
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Program Belajar dari Rumah kembali tayang di TVRI, Selasa, 29 September 2020.

Dalam tayangan hari ini, siswa SD kelas 4-6 belajar mengenai hewan dan tumbuhan langka.

Di akhir video, ada soal yang harus dijawab. Simak pembahasan jawaban pertanyaan ketiga!

Soal: Apa yang menyebabkan 10 tumbuhan tersebut menjadi langka dan hampir punah?

Jawaban: Ada setidaknya 10 tumbuhan yang langka bahkan hampir punah di Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumbuhan yang dimaksud yakni Rafflesia arnoldi, bunga bangkai, cendana, kantong semar, damar, ulin, anggrek tebu, tengkawang, daun payung, dan edelweiss Jawa.

Baca juga: Contoh Tumbuhan Obat dan Manfaatnya

Ada tiga penyebab utama tumbuhan itu menjadi langka dan hampir punah.

Pertama, habitatnya yang rusak. Sebagian besar tumbuhan itu tumbuh di hutan.

Namun karena populasi manusia yang semakin banyak, hutan dialihfungsikan menjadi permukiman dan perkebunan bagi manusia.

Akibatnya, banyak tumbuhan kehilangan rumah dan tak bisa tumbuh.

 

Kedua, eksploitasi yang berlebihan. Tumbuhan ini menyimpan banyak manfaat bagi manusia.

Mulai dari bahan untuk membangun rumah dan perabotan, obat, hingga koleksi. Sayangnya, pengelolaan dan pemanfaatannya tak berkelanjutan.

Seperti kayu ulin yang ditebangi sembarangan. Atau bunga edelweiss yang dipetiki para pendaki gunung.

Ketiga, tumbuhan sulit dibudidayakan. Pemanfaatan tumbuhan sebenarnya tak jadi masalah jika tumbuhan bisa dibudidayakan.

Contohnya sayur sawi yang dikonsumsi banyak orang setiap hari, tidak langka karena dibudidayakan.

Sayangnya, banyak tanaman yang budidayanya sulit. Contohnya pohon-pohon besar seperti ulin dan damar.

Butuh puluhan tahun agar pohon bisa tumbuh tinggi. Begitu juga bunga edelweiss yang hanya bisa tumbuh di pegunungan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi