KOMPAS.com - Sumber sejarah menjadi dasar untuk memberikan informasi kepada kita mengenai suatu pristiwa di masa lalu.
Banyak sekali bukti yang bisa dijadikan sumber sejarah, misalnya gambar yang ditemukan di gua-gua, dokumen, artefak, rekaman suara, dan masih banyak lainnya.
Berdasarkan Michigan State University (MSU) Libraries, sumber sejarah terbagi menjadi dua, yakni sumber primer dan sumber sekunder.
Sumber primer adalah sumber yang berbentuk dokumen atau dari penulis yang menyaksikan, memberi bukti langsung dan mengalami sendiri suatu peristiwa yang pernah terjadi.
Baca juga: Sumber Sejarah Primer dan Sekunder
Dalam buku Metode Sejarah (2020) karya Nina Herlina, mengatakan terdapat dua jenis sumber primer, di antaranya:
Strictly Primary Resources
Sumber primer yang bersifat strictly primary resources adalah sumber primer yang kuat.
Artinya bahwa sumber sejarah ini berasal dari pelaku peristiwa atau saksi mata yang menyaksikan secara langsung jalannya suatu peristiwa di masa lampau.
Sebagai contoh:
- Mantan presiden Soeharto menjadi saksi mata dalam peristiwa Supersemar atau Surat Perintah Sebelas Maret.
- Prasasti Batutulis Bogor yang diciptakan oleh Prabu Surawisesa pada tahun 1522 adalah sebuah sumber primer kuat yang menceritakan tentang adanya pembangunan yang dilakukan oleh Raja Sunda bernama Sri Baduga Maharaja.
Baca juga: Apa Itu Sejarah? Definisi dan Syarat Sejarah
Less-strictly primary sources
Sumber primer ini disebut juga dengan contemporary primary sources atau sumber primer yang kurang kuat (kontemporer).
Sumber primer jenis ini adalah sumber primer yang se-zaman. Artinya bahwa sumber primer ini berasal dari suatu zaman peristiwa, namun tidak memiliki hubungan secara langsung dengan peristiwa tersebut.
Contoh:
- Seorang wartawan yang melaporkan peristiwa Sumpah Pemuda pada tahun 1928 di harian Prieanger Bode pada awal bulan November 1928. Laporannya adalah sumber primer kurang kuat karena ia tidak menyaksikan langsung peristiwa Sumpah Pemuda.
- Pengawal mantan presiden Soekarno yang waktu itu berada di luar istana Bogor saat peristiwa Supersemar.
Baca juga: Bahasa Indonesia: Sejarah dan Perkembangannya
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.