KOMPAS.com - Pada olahraga lompat tinggi, para pelompat tidak hanya harus menguasai teknik dasar tapi juga menguasai gaya lompatan yang akan digunakan.
Gaya lompat tinggi merupakan suatu cara yang dilakukan para atlet untuk dapat melompat setinggi mungkin dan mampu menghindari mistar yang sudah ditentukan ketinggiannya.
Dulunya eastern cut-off menjadi gaya yang paling diminati oleh para pelompat di dunia dalam setiap perlombaan.
Namun, sejak munculnya fosbury flop, gaya ini yang paling sering digunakan oleh para atlet.
Gaya Lompat tinggi
Ada beberapa jenis gaya atau teknik dalam lompat tinggi, yakni scissors technique, eastern cut-off, western roll, straddle, serta fosbury flop.
Baca juga: Teknik Dasar Lompat Tinggi
Berikut penjelasannya:
- Scissors technique (Gaya Gunting)
Menurut situs Teen Jumper, gaya gunting paling mudah dipelajari. Karena lebih mudah untuk dipahami.
Sebelum melakukan lompatan, posisi tubuh pelompat sedikit miring dan tidak tegak lurus dengan tiang mistar.
Dikutip dari situs High Jump, menguasai scissors technique dapat membantu mengembangkan kemampuan melompat serta meningkatkan kekuatan tubuh, khususnya lutut.
Saat akan melakukan lompatan, salah satu kaki harus melewati tiang mistar terlebih dahulu, lalu diikuti dengan kaki satunya.
Teknik pendaratan pada scissors technique umumnya dilakukan dengan kaki sebagai tumpuan utamanya.
Baca juga: Lompat Tinggi: Pengertian dan Sejarahnya
- Eastern cut-off (Gaya Guling)
Dilansir dari situs Teen Jumper, gaya ini merupakan evolusi dari scissors technique. Teknik ini dianggap lebih efisien dibanding gaya sebelumnya, yakni scissors technique.
Sama seperti gaya sebelumnya, pendaratan pada gaya eastern cut-off dapat dilakukan dengan menggunakan kaki.
Posisi tubuh pelompat saat akan melakukan lompatan juga sedikit miring.
Perbedaannya dengan scissors technique adalah perputaran tubuh bagian atas dan bawah saat melewati tiang mistar.
Selain itu, posisi punggung pada eastern cut-off juga lebih lurus dan datar dibanding scissors technique.
Gaya ini masih sering digunakan oleh para atlet dunia hingga pada 1940 dan digantikan oleh gaya western roll.
Baca juga: Atletik: Sejarah dan Cabangnya
- Western roll (Gaya Guling Sisi)
Dikutip dari Teen Jumper, teknik ini dilakukan dengan menggunakan kaki yang paling dekat dengan tiang mistar untuk melakukan lompat tinggi.
Kemudian kaki yang paling dekat dengan mistar diangkat serta harus melewati tiang mistar terlebih dahulu. Posisi kepala harus lebih rendah dibandingkan pinggul.
Atlet yang menerapkan gaya ini, melakukan teknik pendaratan dengan cara berguling.
- Straddle (Gaya Guling)
MenurutTeen Jumper, gaya ini menggantikan western roll dan juga sering digunakan oleh para pelompat, setelah fosbury flop.
Posisi atlet saat melompat dengan gaya straddle adalah menghadap tiang mistar. Selain itu, saat melayang di udara, posisi kepala dan kaki pelompat melewati tiang mistar secara bersamaan.
Baca juga: Cara Mengasah Kecepatan dan Meningkatkan Performa Lari Jarak Pendek
Sama seperti western roll, saat akan melakukan lompatan, kaki yang paling dekat dengan tiang mistar dijadikan pijakan.
- Fosbury flop
Dilansir dari Teen Jumper, berbeda dengan gaya lainnya, fosbury flop mengharuskan pelompat untuk melengkungkan punggungnya di atas tiang mistar.
Saat melayang di udara, posisi tubuh pelompat telentang dan kaki dalam kondisi rileks. Pendaratan dilakukan di atas busa, dengan posisi punggung yang menyentuh busa terlebih dahulu.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.