Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Federasi Politik dan Front Sawo Matang di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
kemdikbud.go.id
Partai Nasional Indonesia (PNI) salah satu organisasi pergerakan nasional
Penulis: Gama Prabowo
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Organisasi-organisasi pergerakan nasional banyak sekali bermunculan pada sekitar tahun 1920an.

Organisasi pergerakan tersebut memiliki ideologi dan latar belakang yang berbeda-beda namun tetap sama satu tujuan, yakni perjuangan kemerdekaan Indonesia.

Sayangnya, organisasi-organisasi pergerakan nasional sebelum tahun 1927 masih bergerak secara terpisah dan belum ada wadah yang menjadi persatuan antar organisasi pergerakan nasional tersebut.

Gagasan

Dalam buku Demi Bangsaku: Pertentangan Bung Karno dan Bung Hatta (2003) karya Wawan Tunggul Alam, gagasan tentang sebuah federasi yang menaungi persatuan organisasi pergerakan nasional tercipta dari pemikiran Soekarno, Hatta dan Sukiman.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Pergerakan Nasional di Indonesia, Diawali Organisasi Budi Utomo

Hatta pada mulanya menyampaikan gagasan tentang perlunya “front sawo matang” (federasi organisasi kebangsaan) untuk melawan ‘’front putih’’ (pemerintah kolonial Belanda).

Soekarno sependapat dengan Hatta, ia mengembangkan front sawo matang sebagai asas propaganda PNI.

Realisasi pembentukan federasi

Soekarno mulai melakukan realisasi untuk membentuk front bersama pada 1927. Soekarno merasa yakin jika persatuan bisa diwujudkan, maka perjuangan kemerdekaan pun akan mudah terlaksana.

Pada 17-18 Desember 1927, diadakan rapat di Bandung untuk membahas secara resmi gagasan tentang federasi politik dan front sawo matang.

Beberapa organisasi pergerakan nasional turut bergabung, seperti PSI, BU, PNI, Sumatranen Bond, Pasundan, Kaum Betawi.

Baca juga: Peran Pers dalam Perjuangan Pergerakan Nasional

Pertemuan tersebut menghasilkan sebuah kesepakatan untuk mendirikan federasi PPPKI (Permufakatan Perhimpunan Politik Kebangsaan Indonesia). Dengan tujuan PPPKI sebagai berikut:

Dalam buku Sejarah Pergerakan Rakyat Indonesia (1980) karya A.K Pringgodigdo, dalam iternal PPPKI tidak diperbincangkan masalah asas dan paham dari organisasi-organisasi pergerakan yang bergabung.

Dengan demikian, melalui PPPKI solidaritas antar organisasi pergerakan nasional dapat tercapai.

Baca juga: Pergerakan Nasional: Dampak dari Politik Etis

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi