Dilansir dari Nassau Community College, reaksi transmutasi adalah reaksi perubahan suatu inti atom berubah dan menjadi inti yang lain ataupun isotopnya.
Reaksi transmutasi dapat berlangsung dengan dua cara, yaitu secara alami dan secara buatan.
Transmutasi Alami
Transmutasi alami adalah perubahan inti atom yang berlangsung secara spontan. Peluruhan alami terjadi pada unsur yang tidak stabil (radioisotop) untuk dapat menjadi unsur yang stabil dengan cara pelepasan neutron ataupun pengikatan proton.
Transmutasi alama meliputi peluruhan alfa, peluruhan beta positif, perluruhan beta negatif, den peluruhan gamma.
Baca juga: Terus Cekcok dengan China, Mungkinkah Taiwan Butuh Senjata Nuklir?
Transmutasi Buatan
Transmutasi buatan adalah perubahan inti atom yang sengaja dilakukan oleh manusia didalam sebuah reaktor. Dilansir dari situs Badan Tenaga Nuklir Nasional, transmutasi buatan, pertama kali dilakukan oleh Ernest Rutherford yaitu seorang ilmuan asal inggris pada tahun 1919.
Rutherford menemukan bahwa transmutasi dapat terjadi jika suatu inti atom ditembak oleh partikel. Namun partikel tersebut harus memiliki energi yang cukup untuk masuk ke inti atom, sehingga digunakan akselerator untuk mempercepat partikel.
Atom nitrogen-14 yang ditembak oleh partikel alfa yaitu He, mengalami reaksi transmutasi dan berubah menjadi oksigen-17 dan mengemisikan 1 proton. Unsur oksigen-17 merupakan nuklida pertama yang diciptakan secara buatan di laboratorium.
Transmutasi buatan dilakukan untuk membentuk unsur baru dan juga untuk menghasilkan energi. Penembakan uranium, menghasilkan unsur-unsur turunan (transuranium) seperti neptunium dan plutonium.
Baca juga: Reaktor Plutonium Pertama hingga Pembuat Bom Atom, Ini 5 Fakta Hanford Site
Transmutasi buatan juga dilakukan untuk mendapatkan energi yang besar seperti pada pembangkit listrik tenaga nuklir. Pembangkit listrik tenaga nuklir menggunakan uranium dan plutonium sebagai bahan bakar.
Pembangkit listrik tenaga nuklir merupakan pembangkit dengan bahan bakar yang sedikit namun dapat menghasilkan pasokan listrik yang banyak. Pembangkit listrik tenaga nuklir dinilai lebih efektif dibandingkan pembangkit listrik batu bara.
Uranium ditembak dalam reaktor nuklir oleh neutron yang telah dipercepat accelelator. Penembakan uranium menghasilkan reaksi fisi yaitu reaksi pembelahan suatu atom inti berat menjadi atom-atom lain.
Reaksi fisi dalam reaktor dipertahankan agar terjadi reaksi berantai yang menghasilkan panas tinggi walau energi awalnya rendah.
Dilansir dari ENERGY.GOV, reaksi fisi berantai menghasilkan panas yang besar untuk mengubah air menjadi uap. Uap tersebut digunakan untuk memutar turbin dan menghasilkan listrik dalam jumlah yang sangat besar.
Baca juga: 6 November 1944, Plutonium Diproduksi di Hanford Site untuk Jadi Bom Atom
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.