Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ismail Marzuki: Persatuan Melalui Seni dan Sastra

Baca di App
Lihat Foto
Dok Taman Makam Pahlawan Kalibata/Taman Ismail Marzuki
Dokumentasi foto Ismail Marzuki milik Taman Makam Pahlawan Nasional Utama Kalibata (kiri) dan lukisan dari Taman Ismail Marzuki (kanan).
Penulis: Gama Prabowo
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Perkembangan eksistensi peradaban suatu bangsa tidak akan terlepas dari pengaruh kesenian dan kesusastraan.

Citra sebuah peradaban sangat bergantung pada hasil karya seni dan sastra yang dihasilkan oleh peradaban tersebut.

Seni dan sastra menjadi salah satu media utama dalam mewujudkan persatuan Republik Indonesia. Kita mengenal sosok Ismail Marzuki yang terkenal akan karya-karya hebatnya dalam bidang musik perjuangan.

Dalam buku Kumpulan Pahlawan Indonesia (2012) karya Mirnawati, Ismail Marzuki memilih melakukan perlawanan terhadap kolonialisme dengan cara elegan yakni melalui seni musik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Raja-Raja yang Berkorban demi Bangsa

Karya Ismail Marzuki mengandung banyak nilai-nilai perjuangan yang membangkitkan rasa persatuan dan patriotisme. Berikut merupakan hasil karya lagu kebangsaan dari Ismail Marzuki, di antaranya :

Ismail Marzuki lahir pada 11 Mei 1914 di Kwitang, Jakarta. Ismail Marzuki meningkatkan kreativitasnya dalam bermusik dengan bergabung bersama perkumpulan orkes ‘’Lief Java’’.

Pada usia 17 tahun, Ismail Marzuki membuahkan karya pertamanya berjudul Oh Sarinah. Pada 1935, dia menciptakan lagu keroncong pertama yang berjudul Keroncong Serenata.

Latar belakang keluarga, pendidikan dan pergaulan membawa Ismail Marzuki menjadi seorang musisi yang memiliki sikap patriotisme tinggi.

Baca juga: Penguatan Jati Diri Kebangsaan Indonesia

Perlawanan kepada Belanda

Dilansir dari Ensiklopedi Nasional Indonesia (1990) karya Balai Pustaka, profesi sebagai seniman tidak menghalangi Ismail Marzuki untuk melakukan perlawanan terhadap kolonialisme di Indonesia.

Ismail Marzuki tercatat selalu ada dalam beberapa pertempuran seperti Bandung Lautan Api dan kedatangan NICA di Jakarta pada September 1945.

Sikap perlawanan Ismail Marzuki juga terlihat melalui penolakannya terhadap tawaran Belanda yang memintanya menjadi penyiar musik di Radio Omroep In Overgangstijd.

Meski dengan iming-iming fasilitas rumah mewah, mobil dan gaji yang besar yang ditawarkan pihak Belanda, Ismail Marzuki tetap teguh dengan pendiriannya untuk menolak bekerja sama dengan Belanda.

Baca juga: Peran Pers dalam Perjuangan Pergerakan Nasional

Ismail Marzuki wafat pada tanggal 25 Mei 1958 di Kampung Bali, Tanah Abang, Jakarta. Beliau merupakan salah satu komponis besar yang dimiliki Indonesia.

Berkat karya dan perjuangannya dalam mengharumkan nama bangsa, pemerintah memberikan gelar pahlawan berdasarkan Keppres No 89/TK/2004 pada tanggal 5 November 2004.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi