Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bagaimana Indonesia Diakui Kedaulatannya sebagai Negara?

Baca di App
Lihat Foto
Kemdikbud
Pengakuan kedaulatan Indonesia.
Penulis: Gama Prabowo
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Peristiwa Proklamasi Kemerdekaan pada 17 Agustus 1945 oleh Soekarno dan Moh. Hatta membawa Indonesia menjadi bangsa yang berdaulat.

Namun, Indonesia masih belum medapat pengakuan kedaulatan oleh negara lain pada tanggal tersebut. Indonesia harus berjuang selama lebih dari 4 tahun untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan secara penuh.

Berikut cara-cara yang ditempuh bangsa Indonesia agar diakui kedaulatannya sebagai negara:

Pasca Proklamasi Kemerdekaan, Belanda datang lagi ke Indonesia dengan tujuan untuk kembali menjajah bangsa Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Demokrasi sebagai Bentuk Kedaulatan Rakyat

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2008) karya M.C Ricklefs, Belanda datang bersama Inggris yang tergabung dalam AFNEI untuk melucuti kekuasaan Jepang di Indonesia.

Kedatangan Belanda dan Pasukan Sekutu untuk mengambil kekuasaan Indonesia ditanggapi rakyat dengan melakukan penolakan dan perlawanan demi utuhnya kedaulatan Indonesia.

Beberapa peristiwa pertempuran dilakukan Indonesia untuk mempertahankan kedaulatannya, di antaranya:

  1. Pertempuran Surabaya (10 November 1945)
  2. Pertempuran Ambarawa (26 Oktober 1945)
  3. Pertempuran 5 Hari di Semarang (15 – 20 OKtober 1945)
  4. Pertempuran Medan Area (13 Oktober 1945)
  5. Bandung Lautan Api (21 November 1945)
  6. Serangan Umum 1 Maret di Yogyakarta (1949)

Diplomasi adalah upaya pemecahan masalah melalui negosiasi oleh seseorang atau kelompok yang mewakili sebuah negara atau organisasi.

Upaya diplomasi ditempuh Indonesia untuk mendapatkan kedaulatan secara penuh. Dengan melakukan diplomasi, Indonesia dapat meminimalisir jatuhnya korban akibat perang.

Baca juga: Indonesia Menganut Teori Kedaulatan Rakyat

Dilansir dari buku Sejarah Revolusi Indonesia 1945-1950 : Perjuangan Bersenjata & Diplimasi untuk Mempertahankan Kemerdekaan (2010) oleh Garda Meswara, berikut merupakan upaya diplomasi yang dilakukan Indonesia untuk mempertahankan kedaulatan Indonesia :

Perundingan Linggarjati berlangsung pada 10 November 1946 di Kuningan, Jawa Barat untuk menyelesaikan masalah akibat Agresi Militer Belanda I.

Perwakilan Indonesia dalam perundingan ini diketuai oleh Sutan Sjahrir, perwakilan Belanda diketuai oleh Schermerhorn dengan mediator perundingan Lord Killearn dari Inggris.

Perundingan Renville berlangsung pada 8 Desember 1947 di kapal USS Renville milik Amerika Serikat. Perwakilan Indonesia dipimpin oleh Amir Sjarifuddin, sedangkan Belanda diwakili oleh Abdulkadir Wijoyoatmojo. Hasil perundingan ini mempersempit wilayah Indonesia dengan adanya garis demarkasi Van Mook.

Baca juga: Kedaulatan Rakyat di Indonesia: Pengertian dan Peran Lembaga

Perundingan Roem Royyen berlangsung pada 14 April 1949 di Jakarta. Perwakilan Indonesia dalam perundingan ini adalah Moh. Roem, sedangkan Belanda diwakili oleh van Royen.

Hasil dari perundingan ini adalah pengambalian pemerintah RI ke Yogyakarta, pengembalian pemimpin Indonesia yang ditawan Belanda dan perencanaan Konferensi Meja Bundar.

Konferansi Meja Bundar (KMB) berlangsung pada 21 Agustus - 2 November 1949 di Den Haag, Belanda. Dalam perundingan ini Indonesia diwakili oleh Moh.Hatta, kelompok negara federal diwakili Sultan Hamid II dan pihak Belanda diwakili Mr. van Marseeven.

Perundingan ini merupakan titik penting bagi Indonesia dalam upaya mendapatkan kedaulatan secara penuh. Belanda mengakui kedaulatan Indonesia dalam perundingan ini dan konflik bersenjata dapat diakhiri.

Baca juga: Konferensi Meja Bundar, Belanda Akui Kedaulatan Indonesia

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi