KOMPAS.com - Kita telah mempelajari bahwa tumbuhan dan beberapa makhluk hidup membuat makanannya sendiri dengan cara fotosintesis.
Namun, benarkah fotosintesis itu terjadi? Adakah bukti yang menunjukkan bahwa fotsintesis benar-benar menghasilkan sumber makanan, uap air, dan juga oksigen?
Pertanyaan tersebut telah dijawab oleh ilmuan-ilmuan hebat dimasa lalu. Mereka mengadakan eksperimen untuk membuktikan fotosintesis. Mari simak penjelasan berikut untuk mengetahui eksperimen apa saja yang dilakukan dan bagamaimana hasilnya.
Percobaan Sachs
Julius von Sachs adalah seorang ahli botani asal Jerman adalah ilmuan yang pertama melakukan percobaan untuk membuktikan fotosintesis.
Baca juga: Fotosintesis Ternyata Bisa Didengar, Begini Caranya
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, pada tahun 1862 dan 1864 melakukan percobaan sachs yang membuktikan bahwa fotosintesis menghasilkan pati.
Pati adalah karbohidrat yang dihasilkan oleh fotosintesis sebagai sumber makanan tanaman agar dpat tumbuh dan berkembang. Sach menutup sebagian daun dengan kertas yang tidak tembus cahaya atau alumunium foil dan membiarkannya terkena cahaya.
Kemudian daun tersebut dimasukan kedalam alcohol dan direndam dalam air mendidih untuk melarutkan klorofilnya. Setelah beberapa saat, daun dicuci dan di tetesi larutan iodium.
Bagian daun yang tertutup alumunium foil akan tetap berwarna hijau, sedangkan yang tidak ditutupi akan berwarna biru tua. Pada bagian yang ditutup alumunium foil, daun tidak terkena cahaya Matahari sehingga tidak dapat berfotosintesis.
Sedangkan daun yang tidak tertutup berfotosintesis, dan warna biru tua yang dihasilkan menandakan adanya zat karbohidrat. Percobaan Sachs ini membuktikan bahwa fotosintesis membutuhkan cahaya dan juga menghasilkan pati sebagai produk.
Baca juga: Rekayasa Fotosintesis Bikin Tumbuhan Lebih Subur dan Jumlah Panen Naik
Percobaan Engelman
Percobaa Engelman membuktikan bahwa fotosintesis berjalan paling efektif pada spectrum warna tertentu. Engelman menyinari alga hijau didalam air dengan cahaya yang telah di dispersi oleh prisma.
Seperti yang kita ketahui, bila suatu cahaya putih melewati prisma, cahaya tersebut akan terurai menjadi cahaya warna-warni sesuai panjang gelombangnya.
Saat disinari, bakteria berkumpul kearah sinar dan paling banyak berkumpul pada yang terkena sinar ungu atau merah [Biology: The Unity and Diversity of Life [Cecie Starr], [Ralph Taggart], [Christine Evers]).
Bakteri akan berpindah ketempat dengan kadar oksigen paling tinggi, hal ini berarti fotosintesis berjalan paling baik saat disinari cahaya merah ataupun ungu.
Baca juga: Tiru Proses Fotosintesis, Ahli AS Berhasil Ciptakan Bahan Bakar Cair
Percobaan Ingenhouz
Jan Ingenhouz adalah seorang dokter, ahli kimia, dan ahli fisiologi asal Belanda yang menemukan bahwa fotosintesis tumbuhan menghasilkan oksigen.
Ingenhouz menggunakan tanaman air Hydrilla Verticilata dan menutupnya dengan corong dan tabung reaksi pada gambar tersebut. Tanaman tersebut lalu dibiarkan dibawah sinar Matahari dan mulai membentuk gemlembung-gelembung udara.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, ia menemukan bahwa tanaman menghasilkan gelembung oksigen saat terpapar cahaya, dan berhenti menghasilkan gelembung saat tidak terkena cahaya.
Percobaan Van Helmont
Jan Baptista van Helmont adalah seorang dokter dan ahli kimia dari Belgia yang menemukan bahwa fotosintesis membutuhkan air.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, Van Helmont menanam pohon willow seberat 2,2 kg didalam tanah kering seberat 90 kg. Ia merawat pohon tersebut, menyiramnya dengan air dan juga menjaga agar tak ada tanah yang masuk atau keluar dari pot tersebut.
Setelah 5 tahun, van Helmont menimbang pohon tersebut yang ternyata mencapai 77 kg, sedangkan tanahnya hanya kehilangan 57 gram.
Van Helmont menyimpulkan bahwa pertumbuhan pohon tersebut hanya berasal dari air karena tanahnya tidak berkurang banyak. Percobaan van Helmont membuktikan bahwa fotosintesis membutuhkan air untuk pertumbuhan tanaman.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.