KOMPAS.com - Pernahkah kalian mendengar pantun di televisi? Pada beberapa tayangan hiburan seperti kartun atau wayang orang, ada pantun terselip dalam adegan. Ada adegan berbalas pantun.
Salah satu pantun yang sering dipakai di industri hiburan adalah pantun teka-teki. Pantun macam ini biasa digunakan untuk permainan kata.
Sama seperti pantun pada umumnya, pantun teka-teki juga terikat dengan konvensi dan aturan penulisan pantun sebagai berikut:
- Tiap bait terdiri dari empat bait
- Baris pertama dan kedua adalah sampiran
- baris ketiga dan keemat adalah isi
- Terdiri dari 8-12 suku kata
- Sajak akhiran atau iramanya ada yang berpola a-b-a-b, a-a-b-b, a-b-b-a, atau a-a-a-a
Baca juga: Contoh Pantun Jenaka
Pantun teka-teki mengandung pertanyaan. Bila pantun teka-teki dilayangkan pada lawan bicara, biasanya jawaban dari teka-teki tersebut disampaikan pula dalam pantun. Inilah yang disebut berbalas pantun.
Berikut adalah contoh pantun teka-teki, lengkap dengan balasan jawabannya dalam pantun:
Angkat beras sekarung berat
Beras masuk di dalam bak
Hidup di air juga di darat
Berisik di sawah, coba tebak?
Akibat salah potong poni
Akhirnya cukur sampai botak
Siapa tak kenal hewan ini
Kalau tak kodok ya pasti katak
Tarik baju lepaslah kancing
Untung alat jahit siap sedia
Badannya kecil musuh kucing
Tebak pengerat apa dia?
Daging rendang tidak keras
Kami makan dengan rakus
Mengendap-endap gigiti beras
Pengerat itu pastilah tikus
Bawa motor kehabisan bensin
Beli di jalan sepuluh ribu satu
Bisa berjalan tanpa mesin
Rodanya tiga, apakah itu?
Bersih debu sampai tak tersisa
Tahu-tahu tertimpa cicak
Mengayuh santai sepanjang desa
Siapa tak suka naik becak
Baca juga: Contoh Pantun Nasihat
Jalan-jalan menyusuri hutan
Hati-hati tersandung batu
Melindungi dari hujan
Bentuknya tudung, apakah itu?
Adik tak mau dibelikan jajan
Rupanya sakit berselimut sarung
Jadi rebutan di musim hujan
Apa lagi kalau bukan payung
Ayah baru dapat upah
Beli makanan segala rupa
Kulit berduri raja buah
Tebak ini buah apa?
Mendayung sampan dengan sabar
Agar segera sampai ke tepian
Awas nanti bau menyebar
Karena ini buah durian
Di perpustakaan kita bertemu
Ayo coba duduk di bangku
Aku adalah jendela ilmu
Coba tebak siapa aku?
Semua informasi jadi satu
Namun orang melupakanku
Ilmu dariku tak lapuk oleh waktu
Tentu aku adalah buku