KOMPAS.com - Manusia memiliki bentuk fisik yang berbeda-beda, warna mata yang berbeda, warna mata yang berbeda, dan juga bentuk fisik yang berbeda.
Seseorang bisa mendapatkan warna mata yang sama dengan orang tuanya, juga sifat fisik yang hampir sama dengan kedua orang tuanya.
Hal ini disebabkan oleh adanya DNA, DNA adalah informasi genetic yang dimiliki makhluk hidup yang akan diturunkan pada keturunannya.
Dilansir dari Encyclopaedia Britannica, DNA atau asam deoksiribonukleat adalah informasi genetik untuk pewarisan sifat dari induk ke anaknya.
Baca juga: Ada Asam Amino di DNA Atmosfer Planet Venus, Benarkah Bukti Kehidupan?
Sejarah Penemuan DNA
Prinsip dasar genetika yaitu penurunan sifat pertama kali ditemukan oleh Gregor Mendel pada tahun 1866 yang kemudian dijuluki sebagai bapak genetika.
Tiga tahun setelahnya yaitu tahun 1869, seorang ahli kimia fisiologi asal Swiss, Friedrich Miescher menemukan DNA yang pertama. Pada masa itu DNA yang pertama ditemukan adalah zat yang sama sekali baru dan belum diketahui seberapa pentingnya bagi kehidupan.
Dilansir dari Live Science, baru pada tahun 1953 Francis Crick, James Watson, Maurice Wilkins, dan Rosalind Franklin menemukan struktur DNA yang kita kenal sekarang sebagai polimer double heliks.
Penemuan ini adalah kemajuan yang sangat penting bagi ilmu fisiologi dan kedokteran, karena mampu menjelaskan bagaimana informasi diteruskan atau diturunkan oleh suatu materi kecil yang ternyata hidup.
Baca juga: DNA dari Neanderthal Bikin Covid-19 Lebih Parah, Kok Bisa?
Dilansir dari The Nobel Prize, pada tahun 1962 Francis Crick, James Watson, dan Maurice Wilkins dianugerahi Nobel kedokteran atas penemuannya. Namun, Rosalind Franklin yang pada saat itu telah meninggal, tidak dianugerahi nobel secara anumerta.
Struktur DNA
Menurut Watson, Crick, Wilkns, dan franklin, DNA terdiri atas dua rantai yang tersusun nukleotida atau ikatan antara fosfat, gula, dan basa nitrogen.
Molekul nukleotida berupa gula dan fosfat saling terikat memberikan bentuk dua untai rantai panjang yang spiral yang disebut sebagai double heliks pada DNA. Basa-basa nitrogen melekat pada molekul gula fosfat sebagai tulang punggung dengan ikatan kovalen.
Anggaplah DNA adalah sebuah tangga berpilin, pegangan dan rangka tangga tersebut terbuat dari gula fosfat, sedangkan basa nitrogen adalah anak tangganya.
Baca juga: Studi DNA Ungkap Kepunahan Megafauna Mastodon Amerika
DNA terdiri atas molekul nukleotida yang mengandung gugus fosfat dan basa nitrogen yaitu adenine, timin, guanin, dan sitosin. Basa nitrogen adenine hanya akan terikat dengan basa nitrogen timin, sedangkan sitosin hanya akan berikatan dengan guanin.
Dilansir dari Live Science, rantai DNA sangat panjang sehingga harus digulung membentuk kromosom agar bisa masuk kedalam sel. Manusia memiliki 23 pasang kromosom dalam inti sel yang menentukan pewarisan sifat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.