KOMPAS.com – Indonesia merupakan negara yang terdiri atas berbagai suku, agama, ras, dan golongan. Agar beragam kelompok tersebut bisa bersatu, diperlukan proses integrasi nasional.
Dilansir dari buku Pendidikan Kewarganegaraan (2020) karya Rosmawati dan Hasanal Mulkan, integrasi nasional memiliki dua macam pengertian, yaitu secara politis dan antropologis.
Secara politis, integrasi nasional adalah proses penyatuan berbagai kelompok budaya dan sosial ke dalam kesatuan wilayah nasional yang menciptakan sebuah identitas nasional.
Sedangkan secara antropologis, integrasi nasional adalah proses penyesuaian di antara unsur-unsur kebudayaan yang berbeda sehingga mencapai suatu keserasian fungsi dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
Untuk menciptakan sebuah integrasi nasional tentu tidak mudah. Sebab ada banyak kelompok yang memiliki latar belakang kebudayaan berbeda yang harus dipersatukan. Belum lagi, adanya berbagai ancaman yang siap mengganggu proses integrasi nasional.
Baca juga: Faktor Integrasi Nusantara
Ancaman terhadap proses intregasi nasional dibedakan ke dalam lima bidang, yaitu:
Bidang Politik
Ancaman di bidang politik bersumber dari luar negeri dan dalam negeri. Ancaman dari luar negeri berupa tekanan politik, intimidasi, provokasi, makar, dan blokade politik.
Sedangkan ancaman dari dalam negeri berupa separatisme. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, separatisme adalah paham atau gerakan untuk memisahkan diri. Dalam konteks ini, berarti memisahkan diri dari Indonesia.
Separatisme bisa juga dilakukan tanpa perjuangan senjata, dengan cara menarik simpati masyarakat internasional. Separatisme semacam ini tidak bisa dilawan dengan kekuatan militer.
Hal tersebut membutikkan bahwa separatisme melalui bidang politik memiliki ancaman yang cukup besar terhadap kedulatan dan keutuhan bangsa.
Baca juga: Ancaman Integrasi Nasional Bidang Hankam
Bidang Ideologi
Ideologi lain yang cukup mengancam eksistensi idelogi pancasila adalah idelogi Islam radikal.
Di Indonesia DI/TII dan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) berusaha mewujudkan negara Islam. Keduanya tidak sepakat dengan ideologi pancasila.
Setelah Perang Dunia II, dua negara adidaya yakni Uni Soviet dan Amerika Serikat berperang ideologi dengan cara memengaruhi negara-negara lain.
Bidang Ekonomi
Ancaman di bidang ekonomi yang paling nyata adalah globalisasi ekonomi. Dampak negatif dari globalisasi ekonomi adalah Indonesia dibanjiri produk asing, munculnya kesenjangan sosial yang tajam, koperasi sulit berkembang, dan warga hanya menjadi pasar atau konsumen.
Ancaman di bidang ekonomi semakin seirus karena ada kasus perang dagang antara Amerika Serikat dan China. Banjirnya produk-produk murah dari China secara tidak langsung juga mengancam produsen asli Indonesia.
Baca juga: Ancaman Integrasi Nasional Bidang Sosial Budaya
Bidang sosial budaya
Ancaman di bidang sosial di bedakan menjadi dua, yaitu ancaman dari dalam dan dari luar. Ancaman dari dalam dipicu oleh isu-isu kemiskinan, kebodohan, keterbelakangan, dan ketidakadilan.
Isu-isu tersebut bisa menjadi akar berbagai macam permasalahan, seperti separatisme, terorisme, kekerasan, dan sebagainya.
Sedangkan ancaman dari luar disebabkan oleh pengaruh negatif globalisasi, seperti gaya hidup konsumtif, munculnya sifat hedonisme, munculnya sikap individualisme, dan westernisasi.
Bidang pertahanan dan keamanan
Ancaman di bidang pertahanan dan keamanan berupa ancaman militer. Ancaman militer dapat berupa agresi atau invasi, pemberontakan senjata, spionase, dan aksi teror bersenjata.
Contoh ancaman di bidang pertahanan dan keamanan adalah Agresi Militer Belanda dan kehadiran kapal asing di Laut Natuna (Laut China Selatan).
Baca juga: Ancaman Integrasi Nasional Bidang Ekonomi
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.