Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengertian Majas dan Jenis-jenisnya

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK/ Have a nice day Photo
Ilustrasi menulis
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Bila kita membaca puisi dan menemukan paduan antara satu kata dengan kata lainnya, bisa jadi itu majas.

Majas adalah bahasa kiasan. Majas biasa kita temui dalam karya sastra, terutama puisi.

Sifat majas pada dasarnya menghubungan satu hal dengan sesuatu yang lain. Menurut Rachmat Djoko Pradopo dalam Pengkajian Puisi (1990), adanya bahasa kiasan ini menyebabkan sajak menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran, hidup, dan terutama menimbulkan kejelasan gambaran angan.

Terdapat berbagai jenis majas. Berikut penjelasan mengenai jenis-jenis majas yang biasa terdapat dalam puisi:

1. Simile

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Simile disebut juga perbandingan yang bersifat ekplisit. Simile merupakan gaya bahasa yang langsung menyatakan benda yang sama dengan benda yang lain.

Pengungkapan secara langsung tersebut menggunakan kata-kata yang menunjukan kesamaan yaitu: seperti, sama, sebagai, bagaikan, laksana, dan sejenisnya.

Contohnya: senyumnya laksana bulan sabit atau amarah seperti api.

Baca juga: Contoh Majas Simile

2. Metafora

Metafora adalah salah satu jenis gaya bahasa perbandingan yang menyatakan sesuatu sebagai hal yang serupa atau mirip dengan hal lain, yang sesungguhnya tidak sama.

Metafora disebut sebagai gaya bahasa perbandingan langsung karena tidak mempergunakan kata-kata pembanding.

Contohnya bumi ini perempuan jalang, kiasan ini terdapat dalam puisi Subagio berjudul Dewa Telah Mati (1975).

 

3. Perumpamaan epos

Perempumaan epos disebut juga epic simile. Ini merupakan majas perbandingan yang dilanjutkan, atau diperpanjang, yang dibentuk dengan cara melanjutkan kata sifat-sifat pembandingnya lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frasa-frasa.

Perumpamaan epos berguna untuk memberi gambaran, agar tidak sekedar memberikan persamaan saja, namun lebih memperdalam sifat pembandingnya.

Contohnya penggalan puisi Rustam Effendi berikut:

Di tengah sunyi menderi rinduku,
Seperti topan. Meranggutkan dahan,
mencabutkan akar, meranggutkan kembang kalbuku.

Dari contoh di atas, perumpamaan epos terdapat pada kata-kata setelah “topan”. Pereumpamaan epos menggambarkan lebih dalam dari sifat pembandingnya, yaitu “topan”.

Baca juga: Contoh Majas Personifikasi

4. Personifikasi

Personifikasi merupakan kategori lain dari gaya bahasa (figurative language). Personifikasi merupakan gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-benda mati seolah memiliki sifat kemanusiaan.

Contohnya: bulan tersenyum, pohon berdansa, atau nyiur melambai.

5. Metomini

Metonimi atau metonimia adalah majas pengganti nama. Majas ini menautkan ciri, penggunaan atribut, atau penggunaan sesuatu yang dekat dan berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut.

Contohnya penggunaan kata pepsodent untuk merujuk pada pasta gigi, meskipun yang dimaksud memiliki merk berbeda.

 

6. Sinekdoki

Sinekdoki adalah bahasa kiasan yang menyebutkan suatu bagian yang penting suatu benda (hal) untuk benda atau hal tersebut sendiri.

Dengan demikian, sinekdoki ialah kiasan bahasa dengan menyebutkan ciri khusus dari suatu hal untuk menunjuk hal tersebut, atau sebaliknya. Sinekdoki menurut ciri yang ditunjuk dibedakan menjadi dua, yaitu:

- Pars Pro Toto
Sinekdoki Pars Pro Toto adalah bahasa kiasan yang mempergunakan sebagian dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan. Contohnya penggalan sajak yang ditulis Sisir Tanah berjudul Bebal.

Ada, tak ada manusia mestinya
Pohon-pohon itu tetap tumbuh

Pohon-pohon dalam penggalan di atas merujuk pada sesuatu yang lebih luas, tidak hanya satu dua pohon saja. Ia dapat mewakili hutan bahkan setiap tumbuhan di muka bumi.

- Totem to Parte
Sinekdoki Totem to Parte merupakan pola hubungan yang menyatakan keseluruhan untuk menyebutkan sebagian. Contohnya penggalan sajak yang ditulis Sisir Tanah berjudul Lagu Baik.

Seumpama sedih, hidup memang tugas manusia
Jangan ada benar takkan pernah ada tempat yang sungguh merdeka

Secara harfiah ‘tempat yang sungguh merdeka’ merujuk pada area atau wilayah secara keseluruhan tanpa spesifikasi khusus.

Apabila dikaitkan dengan Lagu Baik, ‘tempat yang sungguh merdeka’ hanya merujuk pada satu tempat khusus.

Tempat terjadinya penindasan, tempat terjadi kejahatan kemanusiaan, atau tempat rakyat merasa sengsara.

Baca juga: Contoh Majas Metafota

7. Allegori

Allegori disebut juga cerita kiasan. Cerita kiasan maksudnya menceritakan suatu kejadian atau yang berkaitan, dengan bahasa kiasan. Contohnya puisi yang ditulis Sapardi Djoko Damono ini.

Di Kebon Binatang

Seorang wanita berdiri terpikat memandang ular yang melilit sebatang pohon sambil menjulur-julurkan lidahnya, katanya kepada suaminya, “Alangkah indah kulit ular itu untuk tas dan sepatu!”

Lelaki muda itu seperti teringat sesuatu, cepat-cepat menarik lengan isterinya menginggalkan tempat terkutuk itu.

Puisi tersebut menyinggung manusia pertama yang menceritakan peristiwa jatuhnya manusia ke dalam dosa.

Cerita tersebut biasa disebarkan dalam ajaran-ajaran agama. Sapardi mengemasnya dengan bahasa kiasan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi