Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sistem Nilai Tukar Fixed but Adjustable Rate

Baca di App
Lihat Foto
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Teller sebuah bank di Jakarta Selatan menghitung uang rupiah di atas dolar Amerika Serikat.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Selain sistem nilai tukar tetap dan mengambang, ada satu sistem terakhir yang digunakan dalam kegiatan transaksi ekonomi internasional yaitu sistem nilai tukar fixed but adjustable rate (FBAR).

Sistem ini merupakan gabungan antara sistem nilai tukar tetap dengan sistem nilai tukar mengambang murni.

Dilansir dari buku Sistem dan Kebijakan Nilai Tukar (2004) karya Iskandar Simorangkir dan Suseno, dijelaskan bahwa besaran nilai tukar dalam sistem ini ditetapkan oleh pembuat kebijakan dan bank sentral.

Nilai tukar tersebut dipertahankan melalui intervensi langsung di pasar valuta asing atau bank sentral mengarahkan pasar dengan cara menjual dan membeli valuta asing dengan harga tetap.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sistem Nilai Tukar Mengambang

Ciri utama sistem ini adalah adanya komitmen dari bank sentral dan pemerintah untuk mempertahankan nilai tukar pada tingkat tertentu.

Lihat Foto
KOMPAS / TOTOK WIJAYANTO
Teller di tempat penukaran uang.
Keunggulan sistem FBAR

Dalam buku Konsep, Dinamika, dan Respon Kebijakan Nilai Tukar di Indonesia (2016) karya Ferry Syarifuddin, dijelaskan mengenai keunggulan sistem ini yaitu dapat mendorong terciptanya kebijakan moneter dan nilai tukar yang independen.

Sistem ini bisa berjalan maksimal apabila diterapkan oleh negara dengan pergerakan arus modal yang rendah. Arus modal yang rendah memudahkan otoritas moneter untuk merancang dan menerapkan kebijakannya tanpa perlu mengkhawatirkan arus masuk dan keluar modal.

 

Sama halnya dengan kebijakan nilai tukar, otoritas moneter dapat melakukan penyesuaian berdasarkan faktor fundamental ekonomi dan kondisi pasar valuta asing.

Baca juga: Sistem Nilai Tukar Tetap

Berlaku sebaliknya, otoritas moneter di negara dengan pergerakan arus modal yang tinggi tidak bisa menerapkan kebijakan moneternya secara independen.

Hal tersebut dikarenakan pergerakan arus modal yang tinggi memberikan tekanan yang tinggi pula terhadap nilai tukar. Sehingga kebijakan yang dibuat oleh bank sentral cenderung diarahkan untuk menjaga kestabilan nilai tukar.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi