Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seni Origami: Pengertian dan Sejarah

Baca di App
Lihat Foto
SHUTTERSTOCK
Ilustrasi
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Kamu pasti pernah melipat kertas menjadi bentuk burung, bunga, atau serangga. Kegiatan melipat kertas tersebut dikenal sebagai kerajinan origami. 

Kesenian origami bisa melatih kemampuan kreatifitas kamu karena bentuknya yang bermacam-macam.

Tahukah kamu apa itu seni origami?

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), origami seni melipat kertas dari Jepang. 

Origami berasal dari bahasa Jepang "ori" yang memiliki arti lipatan dan "kami" yang berati kertas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dikutip dari buku buku Seni Origami (2008) karya Hira Karmachela, origami adalah seni melipat kertas atau sesuatu (menampilkan bentuk dari burung, serangga, dan bunga) yang dihasilkan dari melipat kertas.

Baca juga: Pengertian dan Proses Pembuatan Karya Seni Mozaik

Sejarah origami

Bahan yang digunakan pada seni origami adalah kertas dengan warna yang berbeda-beda. Di mana seni origami sudah ada cukup lama dan berkembang hingga sekarang. 

Dilansir dari buku The World Of Origami (1965) karya Isao Honda, sejarah origami diperkirakan bermula ketika manusia mulai memproduksi kertas.

Produksi kertas terjadi pada abad pertama sekitar tahun 105 Masehi di Tiongkok (China) oleh Ts’ai Lun.

Pada abad ke-6, cara pembuatan kertas dibawa ke Spanyol oleh orang Arab dan juga ke Jepang pada tahun 610 Masehi oleh seorang biksu Budha bernama Doncho (Dokyo) dari Goguryeo (semenanjung Korea).

Dia memperkenalkan kertas dan tinta pada masyarakat Jepang di masa pemerintahan Kaisar wanita Suiko. Origami menjadi populer di kalangan orang Jepang sejak saat itu dan turun-temurun.

Origami menjadi salah satu kebudayaan yang diakui orang Jepang dalam agama kepercayaan Shinto.

Baca juga: Pengertian dan Contoh Hasil Seni Kriya Gerabah

Pada zaman Heian (741-1191 Masehi) origami dipercaya telah digunakan sebagai penutup botol sake (arak) ketika upacara penyembahan di kalangan kaum biksu Shinto, wanita dan anak-anak.

Pada masa tersebut, origami dikenal dengan julukan orikata atau origata, orisui, ataupun orimino.

Zaman Kamakura (1185-1333), bentuk origami yang dikenal disebut noshi. Noshi berasal dari singkatan kata noshi-awabi, yang artinya daging tiram tipis yang dijemur dan dianggap sebagai hidangan istimewa para orang Jepang.

Noshi dianggap sebagai pembawa keberuntungan bagi siapa saja yang menerimanya. Pada masa itu memotong kertas menggunakan pisau masih diperbolehkan.

Peraturan zaman Muromachi (1338-1573) penggunaan pisau untuk memotong kertas telah dihentikan.

Origami berkembang dan dijadikan alat untuk memisahkan masyarakat golongan kelas atas dan kelas bawah.

Para samurai mengikuti ajaran Ise, sedangkan masyarakat biasa mengikuti ajaran Ogasawara.

Baca juga: Seni Kriya: Pengertian dan Fungsinya 

Origami dari masa ke masa menjadi begitu identik dengan budaya Jepang dan diwariskan secara turun-temurun.

Origami menggunakan kertas asli Jepang yang disebut washi dan menjadi bagian penting pada upacara adat keagamaan Shinto yang tetap dipertahankan hingga sekarang.

Kertas washi memiliki serat yang lebih panjang, tahan lama, tidak mudah lusuh dan robek.

Washi juga digunakan sebagai bahan dasar pembuatan uang kertas Di Jepang, karena tidak mudah lusuh dan robek.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi