Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Teks Anekdot tentang Pendidikan

Baca di App
Lihat Foto
Kompas.com/istimewa
Nur Fadli saat bersama dengan para pelajar SDN Bintoro V yang dirintisnya di daerah pinggiran Jember
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia, anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Berikut contoh teks anekdot tentang pendidikan:

Contoh I

Hari ini kelas daring mata pelajaran Bahasa Indonesia dimulai pukul 09.00. Dila bersiap di depan laptop. Buku dan alat tulis juga sudah siap. Kelas pun dimulai.

Guru: “Selamat pagi semua.”

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Murid-murid membalas bersahut-sahutan. Sedikit wajah mereka yang jelas di layar. Sebagian besar hanya mengaktifkan suara tanpa video. Sebagian lagi kualitas gambarnya jelek karena keterbatasan gawai. Namun, Dila merasa kelas hari ini lebih ramai dari hari-hari biasanya. Syukurlah teman-teman masih bersemangat untuk sekolah.

Guru: “Hari ini kita akan lanjutkan pembahasan minggu lalu. Sebelumnya, Ibu akan bahas tugas yang sudah kalian kumpulkan. Tugas ini penting karena akan masuk dalam penilaian semester.”

Dila gugup. Dia tidak tahu kalau ada tugas. Ia membolak-balik buku catatan, tetapi tidak ada coretan atau pengingat bahwa ada tugas Bahasa Indonesia. Dila tidak mengerjakan. Ia perlu mengaku, siapa tahu Bu Guru memaafkan dan memberi keringanan.

Baca juga: Teks Anekdot: Pengertian, Struktur, Ciri-ciri, dan Kaidahnya

Dila: “Permisi, Bu. Maaf sebelumnya sepertinya saya lupa mencatat, jadi tidak tahu kalau ada tugas.”
Guru: “Kok bisa? Saya sudah dengan jelas beri tahu kalau ada tugas. Kalian juga sudah saya beri tahu lewat Whatsapp. Begitu masih saja lupa. Siapa ini tadi yang belum mengerjakan?”
Dila: “Saya, Bu. Nama saya Dila.”
Guru: “Dila siapa?”
Dila: “Dila Suciwati, absen 9.”
Guru: “Saya tidak punya murid bernama Dila.”
Dila: “Bu Indri kok jahat begitu. Saya muridmu, Bu.”
Guru: “Loh, sejak kapan nama saya jadi Indri.”
Dila: “Loh, sebentar. Ini betul SMA Sukareja, Indramayu kan Bu?”
Guru: “BUKAN! Ini SMA Wangun Lor, Kediri!”

Contoh II

Pada perayaan Idul Adha, sekolah menyembelih sapi dua ekor dan kambing lima ekor. Panitia memotongi daging, siswa lainnya boleh berkumpul di kelas atau di lapangan. Tidak ada pelajaran.

Kesempatan itu dipakai Aldi, Beni, dan Nuri untuk bermain di dalam kelas. Mereka membawa kartu remi dan permainan monopoli dari rumah. Setengah hari mereka habiskan dengan bermain di kelas, sampai Guru Bimbingan Konseling (BK) datang. Guru BK melakukan inspeksi ke kelas-kelas. Mereka terciduk dan dibawa ke kantor BK.

Guru BK: “Kalian ini tidak tahu malu. Di hari suci seperti ini malah main kartu!”
Keempat siswa itu diam saja, tidak membantah.
Guru BK: “Mau jadi apa kalian nanti? Jadi bandar judi?”
Aldi: “Kan kami main doang Pak. Gak pakai uang juga.”
Guru BK: “Loh? Berani membantah. Sudah salah, diberi nasihat malah membantah. Ini lagi Nuri, perempuan kok main kartu kayak begini siapa yang ngajarin main remi begini? Aldi? Beni?”
Guru BK: “Bukan, Pak. Yang ngajarin Bapak saya.”

Baca juga: Pengertian Anekdot dan Tujuannya

Contoh III

Seperti biasa, Lius bangun pagi. Sekolah akan mulai pukul 07.00. Lius biasa bangun setengah enam untuk mandi dan sedikit membantu ibu di dapur. Bila ia sulit bangun, ibu akan menarik selimut Lius dan mengguncang-gundangkan badannya.

Pagi ini Lius bangun sendiri. Ia langsung menuju kamar mandi. Usai mandi, ia berganti pakaian. Harunya ibu sudah ramai di dapur jam segini. Lius menengok ke kamar ibu, mendapati ibu masih tidur.

Lius: “Ibu, Ibu, bangun! Sudah siang ini. Nanti aku terlambat.”
Lius menarik selimut dan menggoyang-goyang badan ibu. Namun ibu tak kunjung bangun.
Ibu: “Mau apa sih kau, Nak? Ngantuk kali aku.”
Lius: “Ah Ibu biasa bangunkan aku kalau pagi. Giliran aku bangunkan, Ibu malah malas-malasan. Bangun Bu. Sarapan apa aku?”
Ibu: “Alamak, pagi kali kau bangunkan aku. Makan apa saja dulu itu di kulkas, masak sendiri. Agak siang baru aku masakkan.”
Lius: “Ibu ini bagaimana! Anaknya mau berangkat sekolah malah disuruh masak sendiri"
Ibuu: “Berisik kali! Pagi-pagi sudah bikin repot ya. Rajin betul kau hari Minggu berangkat ke sekolah.”

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi