Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan Moneter: Definisi dan Tujuannya

Baca di App
Lihat Foto
THINKSTOCKS
Ilustrasi pertumbuhan ekonomi
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Ekonomi makro merupakan bidang perekonomian yang memiliki ruang lingkup sangat luas.

Ruang lingkup ekonomi makro meliputi kemakmuran dan resesi, output barang dan jasa perekonomian, laju pertumbuhan output, laju inflasi, pengangguran, neraca pembayaran, dan nilai kurs.

Agar sasaran dari masing-masing ruang lingkup tercapai, maka diperlukan kebijakan pemerintah di bidang ekonomi makro. Salah satu kebijakan pemerintah dalam ekonomi makro adalah kebijakan moneter.

Dilansir dari jurnal Statement Kebijaksanaan Moneter (2010) karya Teguh Sihono, kebijakan monter adalah kebijakan ekonomi dengan menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar untuk memengaruhi kegiatan ekonomi.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kebijakan moneter diatur oleh bank sentral. Berarti, kebijakan moneter di Indonesia diatur oleh Bank Indonesia selaku bank sentral.

Baca juga: Kredit: Definisi, Jenis, dan Fungsinya

Jenis kebijakan moneter

Kebijakan moneter diterapkan sejalan dengan siklus ekonomi, baik siklus ekonomi yang berkembang pesat maupun siklus ekonomi yang melambat. Karena diterapkan secara demikian, maka ada dua jenis kebijakan moneter, yaitu:

Merupakan kebijakan moneter yang digunakan untuk mendorong kegiatan ekonomi, contohnya adalah dengan meningkatkan jumlah uang yang beredar.

Merupakan kebijakan moneter yang digunakan untuk memperlambat kegiatan ekonomi, contohny adalah dengan mengurangi jumlah uang yang beredar.

Tujuan penerapan kebijakan moneter

Kebijakan moneter penting untuk diterapkan karena berhubungan dengan adanya proposisi yang mengatakan bahwa peredaran uang memiliki hubungan yang erat dengan sektor barang dan jasa atau sektor riil.

Baca juga: Instrumen Pasar Uang

Dengan mengendalikan jumlah uang yang beredar di masyarakat, akan dapat memengaruhi variabel-variabel ekonomi di sektor riil, seperti tingkat harga, investasi, dan produksi.

Kesimpulannya adalah kebijakan moneter ditujukan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat melalui peningkatan investasi dan produksi sehingga peningkatan ekonomi dapat diwujudkan.

Perlu diketahui bahwa penerapan kebijakan moneter tidak bisa dipisahkan dengan kebijakan ekonomi makro lainnya, yaitu kebijakan fiskal.

Kebijakan moneter dan fiskal diterapkan bersamaan untuk mempertahankan stabilitas ekonomi dan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Sifat kebijakan moneter

Dalam buku Kebijakan Fiskal dan Moneter: Teori dan Empirikal (2011) karya Wayan Sudirman, dijelaskan bahwa ada dua jenis sifat kebijakan moneter, yaitu:

Kebijakan moneter longgar biasanya digunakan untuk mengatasi kelesuan ekonomi di dalam negeri yaitu dengan menambah jumlah uang yang beredar. Penambahan jumlah uang yang beredar diharapkan dapat mendorong kegiatan perkekonomian.

Baca juga: Produk-Produk Bank Syariah

Namun, jika kebijakan moneter longgar diterapkan dalam suatu negara dengan ekonomi terbuka dan dengan sistem devisa bebas, akan menyebabkan kesulitan pada neraca pembayaran karena peningkatan jumlah uang yang beredar.

Peningkatan jumlah uang yang beredar akan menyebabkan meningkatnya inflasi di dalam negeri yang kemudian akan menyebabkan menurunnya daya saing produk dalam negeri terhadap produk impor.

Penurunan daya saing produk berdampak pada menurunnya kegiatan ekspor dan bersamaan dengan itu terjadi aliran modal ke luar negeri.

Dengan menurunnya ekspor dan mengalirnya impor, serta meningkatnya aliran modal ke luar negeri akan menyebabkan turunnya cadangan devisa.

  • Kebijakan moneter ketat (tight monetary policy)

Kebijakan moneter ketat biasanya digunakan untuk mengatasi gejolak harga di dalam negeri karena dengan jumlah uang beredar yang tidak berubah akan dapat mengatasi kesulitan neraca pembayaran dan menurunkan inflasi.

Baca juga: Bank Syariah: Definisi, Prinsip, dan Fungsinya

Apabila kebijakan moneter ketat diterapkan dalam suatu negara, akan berdampak pada meningkatnya kemampuan daya saing produk dalam negeri terhadap produk impor.

Sehingga aliran impor bisa menurun serta terjadi aliran modal masuk ke dalam negeri. Dengan menurunnya impor dan mengalirnya ekspor, serta meningkatnya aliran modal masuk ke dalam negeri akan menyebabkan naiknya cadangan devisa suatu negara.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi