Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hal Keliru dalam Pewarisan Sifat

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RIGEL RAIMARDA
Sebuah karya seni berbentuk heliks
|
Editor: Rigel Raimarda

KOMPAS.com - Pada materi DNA, gen, dan kromosom kamu telah mempelajari prinsip dasar pewarisan sifat. Dari mulai DNA yang mengandung gen dan bagaimana DNA tersebut bereplikasi dan juga bagaimana pewarisan sifat dari orang tua ke anak dapat terjadi.

Pada materi ini kita akan membahas miskonsepsi atau hal-hal keliru dalam pewarisan sifat.

Gen adalah Satu-Satunya Penentu Sifat

Dilansir dari Science Visual Stories, gen bukanlah satu-satunya penentu sifat seseorang. Gen menentukan sifat fisik seorang manusia seperti warna rambut, warna mata, warna kulit, dan ciri fisik lainnya.

Namun sifat seseorang tidak diturunkan dari gen, namun lebih condong pada lingkungannya. Tidak ada gen yang mewakili sifat pemarah, baik, lemah lembut, ataupun pemalas.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Saran WHO Terkait Mutasi Virus Corona dari Cerpelai ke Manusia

 

Karakter seseorang tidak ditentukan dari gennya, namun dari pendidikannya dari kecil dan juga lingkungannya.

Seseorang yang memiliki orang tua penderita diabetes, tidak langsung menderita diabetes karena gen orang tuanya.

Namun, orang tersebut memiliki kecenderungan terserang penyakit diabetes lebih tinggi daripada orang lain. Namun jika orang tersebut hidup sehat dan menghindari konsumsi gula yang berlebihan, tentu saja ia tidak akan terkena penyakit diabetes.

Satu Gen memengaruhi Sebagaian Besar Sifat

Banyak orang yang berfikir bahwa suatu sifat dipengaruhi oleh satu gen. Misalnya seseorang yang memiliki rambut keriting seperti ibunya dan tidak berambut lurus seperti ayahnya, dinilai hanya mewarisi gen dari ibunya.

Baca juga: Ilmuwan Selidiki Dugaan Mutasi Virus Corona di Cile

 

Hal ini adalah hal yang salah, karena suatu ekpresi sifat ditentukan oleh banyak alel gen. Dilansir dari Britannica encyclopedia, gen yang mengekspresikan sifat memiliki banyak variasi bukan hanya ditentukan satu gen.

 

Cacat Menurun Terjadi Saat di Dalam Kandungan

Pernahkah kamu mendengar mitos bahwa kamu tidak boleh makan atau minum dari piring maupun gelas yang pinggirannya terdapat sedikit cacat bisa-bisa anakmu sumbing.

Ini adalah sesuatu yang salah, karena bibir sumbing dipengaruhi oleh faktor genetik dalam kromosom bukan karena mitos tersebut.

Semua Mutasi Berbahaya

Mutasi gen, saat mendengarnya kebanyakan orang merasa itu adalah sesuatu yang buruk atau bahkan keren.

Baca juga: Lebih Menular, Ini 4 Hal yang Perlu Diketahui soal Mutasi SARS-CoV-2 di Indonesia

 

Pada film-film modern, mutasi gen sering terjadi pada pengobatan dan menghasilkan zombie yang kemudian dapat memusnahkan umat manusia. Oh atau mutasi gen yang terjadi pada superhero sperti Spiderman dan Captain Amerika.

Namun tahukah kamu bahwa tubuh kita juga mengalami mutasi. Seperti dikutip pada Variation in Genome-Wide Mutation rates Within and Between Human Families (2011), Tubuh kita mengalami sekitar 60 mutasi baru yang tidak terjadi pada orang tua kita.

Mutasi tersebut tidak merubah kita menjadi zombie ataupun superhero, namun dapat meningkatkan resistensi terhadap suatu penyakit karena memperbaiki sistem kekebalan tubuh.

Penyakit Turunan Hanya Diturunkan Oleh Orang yang Sakit

Penyakit turunan tidak hanya diturunkan dari orang tua yang sakit. Mari kita ambil contoh dari penyakit Thalasemia. Dilansir dari medlineplus.gov, thalassemia adalah penyakit autosomal resesif yang akan muncul pada orang tua yang carrier.

Baca juga: Mutasi Virus Corona Disebut Lebih Menular, Ini Penjelasan Peneliti

Carrier adalah orang yang terlihat sehat tanpa memiliki gejala thalasemia, jika dua orang carrier thalasemia menikah keterunannya dapat menderita penyakit tersebut.

Inilah mengapa tes genetik sebelum menikah sangat penting, untuk menghindari penyakit yang tidak diinginkan pada keturunan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi