Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Struktur dan Kaidah Kebahasaan Drama

Baca di App
Lihat Foto
TRIBUNNEWS/DANY PERMANA
Titiek Puspa mementaskan drama musikal The Legendary Journey, di Hotel Indonesia, Jakarta, Rabu (20/9/2012). Pementasan drama musikal persembahan Djarum Apresiasi Budaya yang disutradarai oleh Garin Nugroho tersebut digelar untuk memperingati 50 tahun Hotel Indonesia berdiri.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Berbeda dengan karya sastra lainnya, drama mempertimbangkan banyak hal berkaitan dengan penyajiannya di atas panggung.

Andri Wicaksono dalam Kreatif Menulis Sastra (2014) berpendapat, dibanding genre karya sastra lainnya (novel, cerpen, dan puisi), drama memiliki keunikan tersendiri.

Penulis naskah drama menyusun cerita sedemikian rupa agar penonton dapat memahami alur dengan jelas. Alur disusun secara sistematis demi mendapat apresiasi yang baik dari penonton.

Struktur drama

 

Struktur dalam drama menjadi penting dalam kita mempelajari tentang drama. Berikut merupakan struktur yang ada dalam drama:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

1. Babak atau episode

Penulis naskah drama biasa membedakan babak satu dengan babak lainnya berdasarkan susunan alur cerita dalam drama atau susunan waktu. Pembagian babak atau episode adalah bagian penting dalam sebuah drama.

Ia sebagai penanda susunan alur, sehingga mempermudah pembaca memahami cerita yang hendak disampaikan.

Baca juga: Pengertian dan Karakteristik Drama

2. Adegan

Runtutan cerita dalam drama dibagi dalam babak dan adegan. Adegan ditandai dengan pemunculan tokoh atau pergantian suasana.

Pergantian suasana tersebut dapat diiringi dengan pergantian tata panggung, tata cahaya, properti panggung, atau perubahan sikap tokoh.

3. Dialog

Dialog adalah pembeda drama dengan karya sastra lainnya. Menurut Herman J. Waluyo dalam Drama: Teori dan Pengajarannya (2006), dalam menyusun dialog ini pengarang harus benar-benar memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari.

Dialog berguna untuk menggiring tokoh dalam konflik. Dialog dapat membangun ekspresi, emosi, pemikiran, pembentukan karakter, bahkan motivasi gerakan yang dilakukan oleh pemeran.

Dialog terjadi karena percakapan antara dua tokoh atau lebih yang terdapat dalam drama. Sementara percakapan dengan satu tokoh disampaikan dalam bentuk monolog.

Monolog merupakan percakapan atau narasi yang disampaikan oleh satu tokoh, tanpa ada balasan dari tokoh lain.

4. Prolog

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prolog adalah adegan singkat atau pidato yang disampaikan pada awal pertunjukan. Prolog menjadi pengantar sebelum memasuki bagian cerita dalam drama.

Gamabaran umum yang disampaikan dapat berupa latar belakang diadakannya pementasan, sinopsis drama, atau sekedar pancingan kepada penonton untuk menyambut pementasan.

5. Epilog

Epilog merupakan bagian akhir dalam drama. Bagian ini berfungsi menyampaikan inti dari cerita atau menafsirkan amanat dari drama.

Epilog dapat berupa adegan terakhir dari cerita atau penutup dari orang yang menyampaikan prolog di awal. Epilog juga dapat berupa pidato singkat kesimpulan dari drama yang dipentaskan.

Baca juga: Drama: Pengertian, Jenis dan Unsurnya

Kaidah kebahasaan drama

Struktur dalam drama berkaitan dengan kaidah kebahasaan. Seperti yang biasa terlihat dalam dialog atau monolog, drama menggunakan tanda petik untuk menunjukkan percakapan.

Selain itu, narasi dalam drama dilengkapi dengan bagian di luar dialog yang mejelaskan mengenai latar tempat, waktu, atau suasana.

Pada dasarnya drama terdiri dari runtutan percakapan, maka bahasa sehari-hari sering dipakai dalam drama. Drama tidak terlalu memperhatikan kaidah kebahasaan yang baku seperti prosa, atau memiliki lapis makna seperti puisi. Berikut kaidah kebahasaan dalam drama:

  • Menggunakan kata yang menggambarkan urutan waktu atau konjungsi kronologis. Contonya suatu siang, besok, hari ini, kemarin, lusa, sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, atau kemudian.
  • Menggunakan kata kerja yang menyiratkan terjadinya peristiwa. Contohnya mengatakan, menyuruh, menghianati, menyingkirkan, memaksa, menghadap, beristirahat atau membunuh.
  • Menggunakan kata kerja yang mengandung apa yang dipikirkan atau dirasakan oleh tokoh. Contohnya memikirkan, merasakan, menginginkan, mengharapkan, mengecewakan, mendambakan, mengalami, mencintai, atau membenci.
  • Menggunakan kata-kata sifat atau descriptive language yang bertujuan untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau suasana. Contohnya sepi, ramai, bersih, baik, gagah, kuat, panas, sempit, kotor, atau terang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi