KOMPAS.com - Seperti karya sastra lainnya, drama memiliki unsur pembangun yang membentuknya.
Sebagian besar unsur pembangun dalam karya sastra memiliki persamaan, seperti tema dan alur. Kali ini kita akan mempelajari mengenai unsur dalam drama.
Unsur dalam drama saling berhubungan satu dengan yang lainnya. Unsur terebut menjadi satu kesatuan baik dalam naskah maupun ketika sudah disajikan ke penonton atau dipentaskan.
Menurut Herman J. Waluyo dalam Drama: Teori dan Pengajarannya (2006), drama merupakan tiruan kehidupan manusia yang diproyeksikan di atas pentas. Berikut unsur-unsur dalam drama:
Tema
Tema merupakan inti cerita dalam sebuah drama. Unsur ini yang membangun gagasan pokok dalam drama yang menjadi dasar dan sudut pandang yang coba dikemukakan oleh penulis naskah drama.
Sudut pandang tersebut bisa dimunculkan dalam berbagai macam eskpresi, yang kemudian membawa arus cerita.
Baca juga: Mengenali Bentuk-bentuk Drama
Alur
Alur merupakan jalinan atau kerangka cerita yang menceritakan babak sebuah drama dari awal sampai akhir. Alur disebut juga Plot. Plot dibangun berdasarkan unsur berikut:
- Eksposisi: awal cerita yang menggambarkan bagaimana suatu kejadian atau peristiwa bermula.
- Komplikasi: bagian yang mulai menampakkan pertikaian antara satu tokoh dengan tokoh lain.
- Klimaks: titik puncak konflik, bagian ketika pertikaian di awal cerita kini semakin kompleks atau memanas.
- Resolusi: disebut juga Falling Action, atau bagian penyelesaian.
- Katastrofe: disebut juga Denounment, atau bagian dimana tokoh memutuskan sikap atas konflik yang telah terjadi.
Terdapat tiga jenis alur dalam drama, yaitu:
- Sirkuler: alur yang jalinan cerita dalam dramanya berkisar pada satu peristiwa atau satu kejadian saja.
- Linear: alur yang jalinan ceritanya berurutan, biasanya berdasarkan urutan waktu kejadian dan disusun secara kronologis.
- Episodik: alur yang jalinan ceritanya terpisah, namun bertemu kembali di akhir cerita.
Lihat Foto
Pertunjukan drama musikal Annie yang dipentaskan di Ciputra Artprenenur, Jakarta.
Tokoh
Tokoh merupakan karakter atau orang yang terlibat dalam jalan cerita. Tokoh berhubungan erat dengan penokohan atau perwatakan. Perwatakan tersebut dapat diidentifikasi dari dialog diucapkan atau ekspresi dan gerak-gerik di panggung.
Dalam beberapa naskah drama, penulis naskah memberikan dafar dan susunan tokoh di halaman akhir naskah. Namun sebagian lagi tidak. Terdapat berbagai macam tokoh dalam drama. Berikut klasifikasinya:
Tokoh berdasarkan peranannya terhadap jalan cerita:
- Tokoh protagonis: tokoh yang mendukung cerita.
- Tokoh antagonis: tokoh penentang cerita, biasanya menjadi lawan dari protagonis.
- Tokoh tritagonis: tokoh pembantu yang biasa menjadi penyelesai atau pemberi solusi atas apa yang dialami tokoh protagonis.
Baca juga: Jenis-jenis Drama
Tokoh berdasarkan pengaruhnya:
- Tokoh utama: tokoh yang paling menentukan jalan cerita. Tokoh ini memegang peran penting karena sudut pandang penceritaan biasanya diambil oleh tokoh utama karena mendapat porsi peran paling banyak.
- Tokoh pembantu: tokoh yang melengkapi peran tokoh utama. Ia berfungsi sebagai pelengkap atau tambahan sehingga cerita bisa berjalan sebagaimana dikehendaki penulis naskah drama.
Antara tokoh protagonis dan tokoh antagonis biasa terjadi pertikaian. Konflik muncul karena dua tokoh tersebut saling bersinggunan. Pada puncaknya, kedua tokoh ini memiliki peranan penting untuk membawa cerita pada klimaks.
Dialog atau percakapan
Dialog adalah pembeda drama dengan karya sastra lainnya. Menurut Herman J. Waluyo dalam Drama: Teori dan Pengajarannya (2006), dalam menyusun dialog ini pengarang harus benar-benar memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari.
Ragam bahasa dalam dialog tokoh-tokoh drama adalah bahasa lisan yang komunikatif dan bukan ragam tulis.
Dialog terjadi karena percakapan antara dua tokoh atau lebih yang terdapat dalam drama. Sementara percakapan dengan satu tokoh disampaikan dalam bentuk monolog.
Monolog merupakan percakapan atau narasi yang disampaikan oleh satu tokoh, tanpa ada balasan dari tokoh lain.
Latar
Latar atau setting merupakan gambaran waktu, tempat, suasana, atau ruang dalam drama. Penulis naskah drama terkadang mempertimbangkan latar dengan kemungkinan untuk dipentaskan.
Baca juga: Struktur dan Kaidah Kebahasaan Drama
Berbeda dengan prosa yang bisa menggambarkan latar sesuka hati pengarang, latar dalam drama memiliki tanggung jawab terhadap panggung pementasan.
Sebagain besar naskah drama dilengkapi dengan petunjutk teknis. Dalam petunjuk terdapat detail atau penjelasan mengenai teknis tokoh, waktu, suasana pentas, suara, musik, keluar masuknya aktor atau aktis, keras lemahnya dialog, warna suara, perasaan yang mendasari dialog.
Penempatannya berbeda dengan dialog agar tokoh dan kru panggung dapat mengambil peran masing-masing dalam drama.
Amanat
Amanat merupakan pesan yang tersirat maupun tersurat dalam drama. Amanat dapat diwakili oleh tokoh atau diucapkan dalam epilog. Penulis naskah drama terkadang menyisipkan amanat tanpa sengaja.
Ia hanya fokus pada pengkaryaan, sementara penonton atau pembaca naskah dapat menilai sendiri apa yang hendak ia tangkap melalui drama tersebut.
Pada dasarnya drama berkaitan dengan dialog dan pentas, maka amanat akan lebih mudah dicerna bila dipentaskan menjadi suguhan tontonan yang utuh. Penonton dapat menginterpretasikan apa yang ia lihat dengan kehidupan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.