Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Teks Drama Beserta Strukturnya

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ARUM SUTRISNI PUTRI
Ilustrasi contoh teks drama beserta strukturnya.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Drama adalah karya sastra dengan dialog dan tata panggung. Berikut ini contoh teks drama beserta strukturnya:

Mengutip Andri Wicaksono dalam Menulis Kreatif Sastra (2014), pengertian drama adalah kesenian yang melukiskan sifat dan sikap manusia dan harus melahirkan kehendak manusia dengan action dan perilaku.

Berbeda dengan karya sastra lainnya, drama mempertimbangkan banyak hal berkaitan dengan penyajiannya di atas panggung.

Penulis naskah drama menyusun cerita sedemikian rupa agar penonton dapat memahami alur dengan jelas. Struktur mempermudah kita memahami bagian-bagian dalam teks drama.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Agar lebih mudah memahami struktur dalam teks drama, perhatikan contoh teks drama berikut:

Baca juga: Contoh Teks Drama tentang Covid-19

Prolog

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, prolog adalah adegan singkat atau pidato yang disampaikan pada awal pertunjukan. Prolog menjadi pengantar sebelum memasuki bagian cerita dalam drama.

Gambaran umum yang disampaikan dapat berupa latar belakang diadakannya pementasan, sinopsis drama, atau sekedar pancingan kepada penonton untuk menyambut pementasan.

Berikut contohnya:

Sarilah sendirian di rumahnya. Sejak sore suami dan anaknya pergi dari rumah. Mereka pamit rapat kelompok tani di rumah Pak Kampung. Sarilah mondar-mandir di ruang tengah rumahnya, menanti dua orang itu dengan cemas. Ia tahu ada yang tidak beres akhir-akhir ini. Ia dengar dari tetangga, truk berdatangan ke desa sebelah di malam hari ketika semua warga desa sudah terlelap.

Baca juga: Contoh Teks Drama Monolog

Babak atau episode

Penulis naskah drama biasa membedakan babak satu dengan babak lainnya berdasarkan susunan alur cerita dalam drama atau susunan waktu.

Pembagian babak atau episode adalah bagian penting dalam sebuah drama. Ia sebagai penanda susunan alur, sehingga mempermudah pembaca memahami cerita yang hendak disampaikan.

Berikut contohnya:

LAMPU MENYALA. CAHAYA JINGGA DARI SATU LAMPU DI RUANG TENGAH. TAMPAK SEORANG PEREMPUAN SETENGAH ABAD MONDAR-MANIR. KADANG DUDUK, KADANG BERDIRI. EKSPRESINYA CEMAS.

Baca juga: Unsur-unsur Drama

Adegan

Runtutan cerita dalam drama dibagi dalam babak dan adegan. Adegan ditandai dengan pemunculan tokoh atau pergantian suasana.

Pergantian suasana tersebut dapat diiringi dengan pergantian tata panggung, tata cahaya, properti panggung, atau perubahan sikap tokoh. Berikut contohnya:

Sarilah kelelahan sendiri, akhirnya ia duduk di salah satu kursi di ruang tengahnya.

SARILAH

“Kemana ini Bapak dan Ramli? Katanya rapat sebentar. Ini hampir tengah malam belum pulang. Aku takut mereka kenapa-kenapa. Kabar dari desa sebelah, petani seperti kami mulai dicurigai. Padahal yang kami lakukan sehari-hari yang mengurus sawah. Kami ini manut. Disuruh tanam padi, ya kami tanam. Disuruh pakai pupuk, ya kami pakai. Digusur dari tanah kami, ya kami pasrah. Masa sudah seperti ini apa lagi yang mau dipermasalahkan dari kami?”

TERDENGAR SUARA PINTU DIKETUK. LAMPU PANGGUNG BERUBAH MENJADI MERAH. SUASANA TEGANG.

Sarilah berdiri dari duduknya. Ia hendak membuka pintu tapi ragu. Ia berhenti sejenak.

SUARA KETUKAN JADI LEBIH KERAS.

Baca juga: Mengenali Bentuk-bentuk Drama

Dialog

Dialog adalah pembeda drama dengan karya sastra lainnya. Dialog berguna untuk menggiring tokoh dalam konflik.

Menurut Herman J. Waluyo dalam Drama: Teori dan Pengajarannya (2006), dalam menyusun dialog ini pengarang harus benar-benar memperhatikan pembicaraan tokoh-tokoh dalam kehidupan sehari-hari.

Berikut contohnya:

SARILAH
“Ya, siapa ya?”

RAMLI
“Ini Ramli, Bu.”

SARILAH SEGERA MEMBUKA PINTU DAN MENDAPATI PERUT ANAKNYA BERLUMURAN DARAH. SARILAH SEGERA MENDEKAPNYA.

SARILAH
“Astaga Ramli! Kamu kenapa, Le? Mana bapakmu? Kok bisa sampai seperti ini? Siapa yang bikin begini?”

RAMLI
“Bu, Ibu tenang dulu. Ibu segera pergi dari desa ini. Ibu pergi ke rumah Pak Lik sekarang. Truk-truk itu sekarang ada di desa kita. Mereka bawa bedil dan pentungan. Ibu jangan sampai tertangkap. Kalau ada yang tanya, sebut saja nama Pak Lik.”

SARILAH
“Mereka mau apa di sini? Kita ini salah apa?”

RAMLI
“Kita tidak salah, Bu. Tapi mereka buta dan tuli. Mereka hanya menjalankan perintah tanpa mau tahu apa yang sebenarnya terjadi. Tidak ada waktu lagi. Ibu pergi sekarang. Ramli akan ke rumah Yadi dan warga yang lain. Ramli harus kabari mereka. Setelah itu Ramli akan susul Ibu.”

SARILAH
“Tapi kondisimu begini Nak. Ayo pergi sama Ibu saja.”

RAMLI
“Tidak apa, Bu. Ramli masih kuat. Jangan buang waktu. Ibu tidak usah bawa apa-apa. Cepat pergi!”

Baca juga: Struktur dan Kaidah Kebahasaan Drama

Epilog

Epilog adalah bagian akhir dalam drama. Bagian ini berfungsi menyampaikan inti dari cerita atau menafsirkan amanat dari drama. Berikut ini contohnya:

Malam itu merupakan malam terakhir Sarilah bertemu anaknya. Suaminya juga tidak pernah kembali. Tidak ada yang menyusulnya. Berhari-hari ia mencoba mencari tahu, tetapi semua orang pura-pura tidak tahu. Semua orang memendam luka. Luka lama yang bila diungkapkan hanya akan membuat luka yang baru. Puluhan tahun berikutnya, Sarilah tahu anak dan suaminya dibuang di sungai Musi, setelah dipukuli, disayati, dan dicekik.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi