KOMPAS.com - Dewasa ini ditemukan berbagai macam penyimpangan pada hukum mendel, diantaranya adalah banyak alel, kodominan, dominansi tidak sempurna, atavisme, dan epistatis.
Banyak Alel
Hukum Mendel hanya mempelajari dua alel gen yang bersifat dominan atau resesif karena manusia gen manusia bersifat diploid.
Dilansir dari BCcampus Open Textbooks, pada tingkat populasi, ada suatu gen yang memiliki alel lebih dari dua, sehingga hukum Mendel tidak bisa menentukan fenotipenya.
Contoh banyak alel adalah golongan darah manusia yaitu A, B, O, dan AB. Kamu pasti serin melihat kucing dengan bulu yang berwarna campuran, itu juga menandakan banyak alel yang mengatur warna tersebut.
Baca juga: Peneliti Lakukan Studi Terkait Varian Gen Pengaruhi Tingkat Infeksi Corona
Kodominan
Kodominan adalah kondisi dimana ekspresi gen dari dua alel karakteristik secara bersamaan. Apakah golongan darahmu A, B, O atau AB? Jika golongan darahmu AB berarti dalam dirimu telah terjadi kodominan, dimana alel golongan darah A dan B diekspresikan secara bersamaan.
Lihat Foto
Dominansi Tidak Sempurna
Mendel menjelaskan bahwa sifat yang akan diekspresikan suatu individu adalah sifat dominan, dan sifat resesif tidak akan diekspresikan.
Namun ada penyimpangan dimana dominansi sifat dominan tidak lengkap atau tidak dapat menutupi sifat resesif sepenuhnya. Hal ini mengakibatkan munculnya ekspresi gen atau fenotif campuran.
Contoh dominansi tidak sempurna adalah perkawinan antara bunga homozigot merah dan bunga homozigot putih. Menurut mendel yang akan muncul adalah 75% bunga merah dan 25% bunga putih.
Baca juga: Ada Asam Amino di DNA Atmosfer Planet Venus, Benarkah Bukti Kehidupan?
Namun disini terjadi penyimpangan dimana keturunan pertama memiliki rasio 1:2:1 untuk warna merah, merah muda, dan putih.
Atavisme
Atavisme tidak bisa dijelaskan oleh hukum Mendel, karena ativisme adalah interaksi beberapa gen yang menyebabkan sifat fenotipe yang baru. Dilansir dari Nature, sifat yang muncul pada atavisme adalah gen yang sifat gen terdahulu yang tidak pernah terekspresikan.
Pada evolusi makhluk hidup, banyak bentuk fisik yang menghilang untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya tapi bukan berarti gen itu hilang.
Tahukah kamu bahwa 80 tjuta tahun yang lalu burung memiliki gigi? Bahkan pada embrio ayam terdapat gigi yang mirip dengan buaya.
Baca juga: Struktur dan Fungsi Kromosom: Sentromer, Lokus Gen Sampai Telomer
Dilansir dari Biology Dictionary, terkadang gen gigi ini terskepresikan pada embrio ayam, namun anak ayam tersebut tidak pernah menetas.
Epitasis
Mendel mengatakan bahwa suatu alel gen hanya memengaruhi gen tersebut dan tidak akan memengaruhi gen yang lain.
Dilansir dari National Center for Biotechnology Information (NCBI), ada kondisi dimana alel gen memengaruhi alel gen lain pada lokus yang berbeda. Alel yang memengaruhi gen lain disebut dengan epistatis, dan gen yang dipengaruhi disebut dengan hipostatis.
Contoh dari epistatis adalah warna pada bulu tikus dimana gen AA adalah dominan dan aa adalah resesif. Gen C menutupi ekspresi gen lainnya. Tikus dengan genotype AAcc, Aacc, dan aacc akan mengekspresikan gen albino cc sehingga memiliki warna bulu yang putih.
Baca juga: Unik, Tanaman Bercahaya Ini dari Rekayasa Gen Jamur Bioluminescence
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.