Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Perang Tabuk (630)

Baca di App
Lihat Foto
britannica.com
Peta Arab Saudi
Penulis: Gama Prabowo
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Perang Tabuk adalah peperangan kedua kaum muslimin melawan kekaisaran Byzantium Romawi Timur.

Perang Tabuk berlangsung di daerah Tabuk pada bulan Rajab tahun 9 Hijriah atau 630 Masehi. Daerah Tabuk terletak di 683 kilometer sebelah barat laut kota Madinah.

Dalam buku Perang-Perang dalam Sejarah Islam (2014) karya Sitiatava, latar belakang penyebab Perang Tabuk, yaitu:

  1. Kaisar Bizantium Romawi ingin melakukan pembalasan atas kekalahan mereka pada perang Mu’tah pada 6 Hirjiyah
  2. Bizantium Romawi ingin kembali mendominasi wilayah bagian utara dari Jazirah Arab
  3. Adanya gangguan stabilitas politik di sebelah utara Jazirah Arab oleh kekaisaran Bizantium Romawi

Baca juga: Perang Mutah (629): Latar Belakang dan Serangan Pertama

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tujuan

Nabi Muhammad SAW dan kaum muslimin melaksanakan Perang Tabuk dengan tujuan untuk meruntuhkan dominasi kekaisaran Bizantium Romawi di kawasan utara dari Jazirah Arab.

Dengan begitu, kaum muslimin dapat lebih leluasa untuk melakukan aktivitas dakwah dan ekonomi di kawasan tersebut.

Kronologi

Sebelum keberangkatan, terjadi musyawarah di Masjid Nabawi untuk membahas masalah logistik dan kendaraan perang.

Para sahabat nabi yang menyadari akan pentingnya perang ini saling berlomba-lomba untuk menyumbangkan harta mereka kepada Nabi Muhammad SAW. Umar bin Khattab, Abu Bakar dan Usman mendonasikan lebih dari separuh hartanya demi kesuksesan Perang Tabuk.

Nabi Muhammad SAW memimpin langsung keberangkatan dari 30.000 pasukan muslim pada akhir Oktober 630 Masehi.

Baca juga: Sejarah Perang Khandaq (627)

Nabi Muhammad SAW menekankan kepada pasukannya untuk waspada terhadap cuaca ekstrem panas yang akan mereka rasakan di wilayah utara Jazirah Arab. Beliau juga mengamanahkan kepemimpinan sementara Madinah kepada Ali bin Abi Thalib.

Kaisar Heraclius sebagai pemimpin tertinggi Bizantium Romawi Timur terkejut dengan keberhasilan kaum muslimin untuk datang ke Tabuk dengan cuaca panas yang ekstrem. Karena menyadari kekuatan kaum muslimin, mereka mengurungkan niat bertempur dengan pasukan muslimin di Tabuk.

Dalam buku Sirah Nabawiyah (2001) karya Shafiyyurrahman Al-Mubarakfury, Nabi Muhammad SAW memerintahkan Khalid bin Walid dan beberapa pasukan untuk memantau pergerakan dari pasukan Byzantium Romawi di front depan.

Namun, setelah 20 hari tinggal di daerah Tabuk, pasukan pasukan muslimin tak kunjung melihat tanda-tanda kedatangan pasukan Byzantium Romawi.

Baca juga: Sejarah Perang As Sawiq (624)

Selama tinggal di Tabuk, Nabi Muhammad SAW memanfaatkan waktu luang untuk menjalin kerja sama dengan kaum Yahudi, Nasrani dan Badui di sekitar daerah Tabuk.

Penduduk Tabuk sepakat untuk menjalin kerja sama dengan kaum muslim dan bersedia untuk membayar jizyah (pajak keamanan). Pembayaran jizyah merupakan bentuk terima kasih dari penduduk Tabuk kepada kaum muslimin atas keamanan dari wilayah Tabuk.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi