Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

How to Tell Historical Recount

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ARUM SUTRISNI PUTRI
Ilustrasi cara menceritakan atau menulis cerita sejarah dalam bahasa Inggris.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com – How to tell historical recount adalah cara menceritakan atau menulis cerita sejarah. Apa itu historical recount? Bagaimana cara menulis historical recount? Simak penjelasannya berikut ini:

Pengertian historical recount

Historical recount adalah salah satu bentuk recount text yang isinya menceritakan peristiwa sejarah. Singkatnya, historical recount adalah cerita sejarah dalam bahasa Inggris.

Seperti bentuk recount text pada umumnya, historical recount menggunakan simple past tense dalam penulisannya. Karena yang diceritakan merupakan peristiwa yang terjadi di masa lampau.

Hal-hal yang dituliskan dalam cerita sejarah biasanya berupa peristiwa penting, tempat bersejarah, benda bersejarah, dan lain-lain.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Narrative Text: Pengertian, Struktur dan Karakteristiknya

Fungsi sosial historical recount

Sesuai dengan namanya, maka fungsi sosial dari historical recount adalah untuk menceritakan kembali peristiwa sejarah.

Dengan membaca atau mengetahui cerita sejarah, kita akan lebih menghargai jasa pahlawan yang terlibat di dalamnya.

Struktur historical recount

Struktur historical recount sama dengan struktur recount text pada umumnya, yaitu:

Orientation adalah bagian awal dalam historical recount. Bagian ini akan membantu pembaca untuk mengetahui apa-apa saja yang ada di dalam cerita sebelum masuk ke pembahasan atau cerita yang lebih rinci.

Bagian orientation ini memuat informasi yang perlu diketahui seperti who (siapa), what (apa), when (kapan), dan where (di mana).

Baca juga: Procedure Text: Pengertian dan Contohnya

Events (peristiwa) ini mengungkap detail peristiwa yang terjadi. Peristiwa yang diceritakan juga harus disusun secara urut agar pembaca lebih paham bagaimana kronologi sebuah kejadian.

Untuk menuliskannya, kita perlu mengetahui terlebih dahulu kronologinya, baru kemudian mengembangkannya menjadi paragraf-paragraf yang baik serta urut.

Bagian reorientation biasanya digunakan untuk menyisipkan komentar pribadi dari penulis tentang sebuah peristiwa sejarah. Kita juga bisa menyampaikan kembali apa inti dari peristiwa yang diceritakan.

Ketika menyampaikan komentar pribadi, maka tenses dari kalimatnya menggunakan present tense.

Baca juga: Analytical Exposition Text: Pengertian, Tujuan, Struktur, serta Contoh

Unsur kebahasaan

Sama halnya dengan recount text, maka unsur kebahasaan historical recount adalah:

Ini untuk menunjukkan bahwa peristiwa tersebut memang terjadi di masa lalu.

  • Conjunction

Conjunction atau kata hubung digunakan untuk menunjukkan kronologi peristiwa atau bagaimana peristiwa satu mengarah ke peristiwa yang lain.

  • Action verbs

Penggunaan action verbs bertujuan untuk menunjukkan bahwa orang-orang yang terlibat di dalamnya melakukan sebuah tindakan.

  • Adverbs

Adverbs yang biasa digunakan adalah adverb of time (at noon, in the night, in 1945), adverb of place (in Jakarta, at his house), dan adverb of manner (carefully, well).

  • Adjectives

Adjectives merupakan kata sifat yang menerangkan noun, contohnya big, small, tall, majestic, long, dan lain-lain.

Baca juga: Descriptive Text: Pengertian, Purpose, dan Structure

Contoh historical recount

Berikut adalah contoh cerita sejarah dalam bahasa Inggris:

History of the Post-Independence Guerrilla War of Indonesia

In order to maintain Indonesia's independence after the proclamation, the fighters did guerrilla warfare. This war is a form of war that is carried out secretly and quickly.

The guerrilla in Yogyakarta occurred in 1948, precisely during the Dutch Military Aggression II. At that time, the guerrilla war was led by General Soedirman.

Yogyakarta at that time became the capital of Indonesia because Jakarta was controlled by the Dutch. The Dutch entered Indonesia, especially Java Island on December 14, 1948.

The Dutch carried out various attacks in Yogyakarta, including an attack at Maguwo Air Base, then an attack on the ground. On 19 December 1948, Yogyakarta was controlled by the Dutch troops and the Indonesian leaders were arrested.

General Soedirman then left Yogyakarta to conduct guerrilla on December 22, 1948.
During the guerrilla, General Soedirman and his troops moved around and crossed rivers, mountains, valleys and forests.

To break the Dutch concentration, Indonesian troops attacked Dutch guarded posts. Due to the quick and sudden strategy, the Dutch troops became overwhelmed.

Due to the Dutch Military Aggression II which made Yogyakarta was unconducive, Sri Sultan Hamengkubuwono IX requested permission from General Soedirman by letter to carry out an attack.

After making plans, in the morning of March 1, 1949, attacks began on a large scale and simultaneous basis in all regions of Indonesia.

The main focus of the attack was carried out in Yogyakarta, the capital of Indonesia at that time. In the morning at 6 o'clock, sirens sounded and attacks were carried out from all over the city.

The Indonesian troops eventually managed to control the city of Yogyakarta successfully for 6 hours and the attack was known as the 1 March General Offensive.

To commemorate this event, the 1 March General Offensive Monument was built which later became a landmark and cultural heritage of Yogyakarta City. The monument is also to remember the struggle of the Indonesian people against the colonialists.

Baca juga: Explanation Text: Pengertian, Struktur, dan Contoh

Sejarah Perang Gerilya Pasca Indonesia Merdeka

Untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia setelah proklamasi, para pejuang melakukan perang gerilya. Perang ini merupakan salah satu bentuk perang yang dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan cepat.

Perang gerilya di Yogyakarta terjadi pada 1948, tepatnya saat Agresi Militer Belanda II. Saat itu, perang gerilya dipimpin oleh Jenderal Soedirman.

Yogyakarta saat itu menjadi ibukota Indonesia karena Jakarta dikuasai oleh Belanda. Belanda masuk Indonesia terutama Pulau Jawa pada 14 Desember 1948.

Belanda melakukan berbagai serangan di Yogyakarta, termasuk serangan di Pangkalan Udara Maguwo, kemudian serangan di darat. Pada 19 Desember 1948, Yogyakarta berhasil dikuasai oleh pasukan Belanda dan para pemimpin ditangkap.

Jenderal Soedirman kemudian meninggalkan Yogyakarta untuk melakukan gerilya pada 22 Desember 1948. Selama gerilya, Jenderal Soedirman bersama pasukannya berpindah-pindah tempat dan menyeberangi sungai, gunung, lembah dan hutan.

Untuk memecah konsentrasi Belanda, pasukan Indonesia menyerang pos-pos yang dijaga Belanda. Karena strategi yang cepat dan tiba-tiba, pasukan Belanda menjadi kewalahan.

Karena Agresi Militer Belanda II yang membuat Yogyakarta menjadi tidak kondusif, Sri Sultan Hamengku Buwono IX meminta izin kepada Jenderal Soedirman lewat surat untuk diadakan serangan.

Setelah menyusun rencana, di pagi hari pada 1 Maret 1949, serangan dimulai secara besar-besaran dan serentak di seluruh wilayah Indonesia.

Fokus utama penyerangan dilakukan di Yogyakarta sebagai ibukota Indonesia saat itu. Pagi hari pukul 6, sirine dibunyikan dan serangan dilakukan dari berbagai penjuru kota.

Pasukan Indonesia berhasil menguasai Kota Yogyakarta berhasil selama 6 jam dan serangan tersebut dikenal dengan nama Serangan Umum 1 Maret.

Untuk mengingat peristiwa tersebut, didirikanlah Monumen Serangan Umum 1 Maret yang kemudian menjadi landmark dan cagar budaya Kota Yogyakarta. Monumen tersebut juga untuk mengingat perjuangan bangsa Indonesia dalam melawan penjajah.

(Sumber: Kompas.com/Penulis : Ari Welianto | Editor : Ari Welianto)

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Sumber: Kompas.com
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi