KOMPAS.com - Gen letal adalah salah satu pola dalam pewarisan sifat. Tahukah kamu apa itu gen letal? Gen letal biasa disebut dengan gen kematian.
Gen letal dalam kondisi homozigot dapat menyebabkan kematian. Gen letal berdasarkan sifatnya dibedakan menjadi gen letal resesif dan gen letal dominan.
Gen letal Resesif
Gen letal resesif adalah adalah gen letal yang mematikan jika berada dalam kondisi homozigot.
Pada kondisi heterozigot, gen letal resif hanya akan menjadikan organismenya sebaga carrier atau pembawa penyakit.
Pada tahun 1905 Lucien Cuenot seorang ahli genetika asal Prancis menemukan bahwa gen Y warna bulu kuning pada tikus mencit lebih dominan daripada bulu berwarna coklat. Namun, tidak pernah ditemukan tikus kuning dengan den yang heterozigot.
Baca juga: Tautan gen (Genetic Linkage)
Dilansir dari Biocyclopedia, Cuenot lalu mengawinkan dua tikus kuning dengan genotipe Ay A dan menghasilkan keturunan seperti gambar berikut:
Cuenot menemukan bahwa tikus dengan genotipe homozigot AyAy mengalami kematian dalam embrio.
Hal ini berarti gen Y dominan adalah gen letal yang menyebabkan kematian pada kondisi homozigotnya. Namun pada kondisi heterozigot, gen Y bersifat resesif untuk mematikan. Mencit kuning dengan genotipe heterozigot AyA menjadi carrier gen letal Y.
Pada manusia ada beberpa gen letal yaitu Sickle Cell Anemia, achondroplasia, dan fibrosis kistik.
Dilansir dari Mayo Clinic, Sickle-cell anemia adalah kondisi seseorang yang sel darah merahnya berbentuk bulan sabit sehingga dapat nyebebkan nyeri, pembengkakan, pertumbuhan yang tertunda, serta masalah pengelihatan.
Baca juga: Gen Misterius Ditemukan Tersembunyi dalam Virus Corona Covid-19
Fibrosis kistik adalah kelaian tubuh dimana lendir cair dalam tubuh berubah menjadi kental dan lengket. Fibrosis kistik menyebabkan penderitanya sering mengalami gangguan pernafasan dan pencernaan.
Achondroplasia adalah penyakit genetik yang pada kondisi homozigot, janin dalam kandungan akan mati atau mati sesaat setelah dilahirkan lahir. Pada kondisi heterozigot, janin akan tetap hidup namun perkembangan tubuhnya terganggu, membuatnya memiliki tubuh kerdil.
Gen Letal Dominan
Dilansir dari Lumen Learning, gen letal dominan adalah gen yang dapat menyebabkan kematian dalam kondisi homozigot ataupun heterozigot.
Gen letal dominan bersifat jarang ditemukan dan mematikan secara perlahan saat mencapai usia dewasa. Contoh gen letal dominan adalah penyakit Huntington dan thalassemia.
Baca juga: Struktur dan Fungsi Kromosom: Sentromer, Lokus Gen Sampai Telomer
Dari gambar terlihat bahwa pada kondisi heterozigot, gen penyakit Huntington tetap terekspresikan sehingga tidak ada carier pada penyakit gen letal dominan.
Penyakit Huntington membuat penderitanya mengalami kelaianan otak setelah usia reproduksinya. Dilansir dari Medline Plus, penderita penyakit Huntington hanya bertahan hidup 15 hingga 20 tahun setelah gejala penyakitnya terlihat.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.