Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penurunan Kualitas Lingkungan Akibat Sampah

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Freepik/jcomp
Ilustrasi sampah plastik yang menumpuk.
|
Editor: Rigel Raimarda

KOMPAS.com - Kehidupan manusia tidak akan terlepas dari adanya sampah. Kantong plastik, bungkus makanan dan minuman, pakaian bekas, furniture rusak, dan juga sisa makanan ataupun makanan basi, semuanya adalah sampah.

Dilansir dari World Bank Group, Indonesia menghasilkan 175.000 ton sampah setiap harinya dan 20% nya berakhir di sungai dan pantai.

Tidak hanya di Indonesia, seluruh Negara di dunia juga menghasilkan sampah setiap harinya. Namun tahukah kamu bahwa sampah dan limbah menyebabkan banyak pengaruh buruk pada lingkungan.

Sampah organik seperti kertas, sisa makanan, dan kayu dapat terdegradasi dalam waktu yang tidak terlalu lama. Namun sampah plastik sangat sulit terdegradasi dalam waktu pulungan hingga ratusan tahun!

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Habitat Penguin di Ujung Dunia Terancam Sampah Plastik

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Waktu degradasi macam-macam plastik

Polusi Laut

Tahukah kamu bahwa sampah yang terbawa ke lautan sangat membahayakan binatang yang hidup disana.

Hewan tidak memiliki alat gerak dan akal seperti manusia sehingga jika terjebak, ia tidak akan bisa melepaskan diri.

Banyak hewan yang lehernya terjerat kantong plastic atau tali dan tak bisa melepaskan dirinya.

Berikut foto-foto bahaya sampah pada hewan yang tinggal dilautan:

Baca juga: Bahaya, Dasar Laut Tercemar 14 Juta Ton Sampah Plastik Mikro

 

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Paus sperma ditemukan mati di pulau Kapota, Wakatobi setelah memakan 6 kg sampah

Paus sperma ditemukan mati di pulau kapota wakatobi, didalam tubuhnya ditemukan 6 kg sampah plastik.

Polusi Udara

Polusi udara disebebkan oleh limbah dalam bentuk gas. Pembakaran bahan bakar fosil seperti bensin menghasilkan banyak karbon dioksida. Penggunaan pendingin menghasilkan gas CFC, dan tumpukan sampah menghasilkan gas metana.

Ketiga gas tersebut termasuk dalam gas rumah kaca. Gas tersebut membentuk lapisan di atmosfer bagaikan rumah kaca, memerangkap panas dan memantul kannya sehingga merusak lapisan ozon.

Pembangkit listrik tenaga fosil, dan instrustri yang mengemisikan asap mengandung sulfur dioksida dan nitrogen dioksida ke udara. Saat kedua gas tersebut bertemu dengan air di udara, akan terjadi hujan asam.

Dilansir dari Live Science, hujan asam adalah hujan dengan air yang bersifat asam karena memiliki pH yang rendah.

Baca juga: Selain Sebabkan Kematian, Waspadai 4 Dampak Buruk Polusi Udara

 

Hujan asam dapat mengubah tanah dan air menjadi asam, membuat pertumbuhan terhambat atau mati, banyak ikan dan spesies kecil lainnya juga tidak tanah atas hujan asam. Karena sifatnya yang asam, hujan ini dapat merusak bangunan dengan cara pengikisan kimiawi.

Polusi Tanah

Di tempat pembuangan umum atau TPU, sampah akan terus menumpuk dan mencemari tanah sekitarnya. Sampah yang menumpuk di tanah mengeluarkan zat berbahaya yang membuat tidak ada tumbuhan dapat tumbuh disekitarnya.

Daerah dengan sampah yang menumpuk cendurung kotor, gersang, dan menjadi sumber penyakit.

Dampak Kesehatan

Sampah memiliki dampak buruk bagi kehidupan manusia. Pada sampah yang menumpuk dan membusuk, terdapat banyak penyakit dari bakteri dan virus seperti diare, tifus, disentri, jamur, kolera, dan berbagai macam penyakit kulit.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi