Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Teknologi yang Terinspirasi dari Tumbuhan

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock
Ilustrasi teratai
|
Editor: Rigel Raimarda

KOMPAS.com - Struktur jaringan tumbuhan sangat kompleks dan setiap bagiannya memiliki manfaat. Sehingga tumbuhan digunakan sebagai model dalam perkembangan teknologi. Inilah beberapa teknologi yang terinspirasi dari tumbuhan:

Velcro

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Tanaman burdock burrs dan velcro

Pada tahun 1955, George de Mestral memperhatikan bahwa tanaman burdock burrs sering menempel pada bulu anjingnya.

Rasa penasaran membuat Mestral mempelajari bagaimana tanaman burrs dapat menempel pada bulu. Setelah dilihat dari mikroskop, tanaman burrs memiliki kaitan pada ujung durinya, membuatnya dapat menempel dengan baik.

Hal ini menginspirasinya untuk membuat Velcro, perekat yang dapat digunakan berkali-kali. Velcro digunakan pada tas, baju, dan bahan non logam lainnya.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: 6 Fakta Unik dari Bunga Teratai

Lapisan Anti Air

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Sifat anti air pada daun lotus

Pernahkah kamu melihat bunga teratai? Bunga teratai hidup di air yang kotor dan berlumpur. Meski hidup dilingkungan yang kotor, daun teratai tetap sangat bersih hal ini dikarenakan struktur permukaan daun teratai.

 

Daun teratai memiliki sifat yang superhydrophobic atau sangat anti air.

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Faktor kekasaran terhadap sifat anti air

Dilansir dari Teach Engineering, sifat superhydrophobic membuat teratai anti air dan dapat membersihkan diri sendiri. Sifat ini membuatnya tetap kering, tidak dihinggapi jamur, bakteri, dan kotoran apapun atau disebut dengan efek lotus.

Efek lotus ini menginspirasi ilmuan untuk membuat cat yang bisa membuat suatu permukaan bersifat superhydrophobic. Penggunaan cat superhydrophobic membuat suatu material tahan lama, anti air, dan anti bakteri, serta dapat membersihkan dirinya sendiri.

Baca juga: Dongkrak Ekonomi, Jabar Ekspor Sayur hingga Kaktus

Sensor Cahaya

Kaktu merupakah tanaman yang dapat tumbuh dengan baik walaupun berada pada lingkungan yang sangat kering seperti gurun.

 

Kaktus dapat tumbuh di gurun bukan karena tidak membutuhkan air, namun kaktus dapat menyimpan air dan mengurangi penguapan oleh stomatanya.

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Stomata pada kaktus

Stomata kaktus dapat mendeteksi cahaya, saat terkena cahaya matahari stomata akan menuntup sehingga air didalam tubuh kaktus tidak menguap. Sistem deteksi cahaya pada stomata kaktus kemudian diaplikasikan oleh para ilmuan menjadi sensor cahaya.

Sensor ini dapat mendeteksi keberadaan cahaya. Salah satu contoh adalah lampu yang dapat menyala otomatis saat gelap dan mati saat terang. Penggunaan sensor cahaya pada lampu dapat menghemat energi listrik.

Baca juga: Lockdown Corona Bikin Panel Surya Bekerja Lebih Baik, Kok Bisa?

 

Panel Surya

Tumbuhan dapat membuat makanan dan menghasilkan energinya sendiri dari cahaya Matahari. Cahaya Matahri ditangkap oleh klorofil dan diubah menjadi oksigen dan energi.

Dilansir dari Phys.org, pada proses fotosintesis cahaya masuk, elektron bergerak melintasi membran dan tidak pernah kembali. Dalam fotosintesis elektron selalu berjalan satu jalur, membuat tumbuhan sangat efisien dalam mengubah energi Matahari.

Dari proses fotosintesis inilah ilmuan terinspirasi untukmenciptakan panel surya. Dilansir dari Live Science, partikel foton dari cahaya Matahari menumbuk panel surya dan memberikan energi pada elektron.

Energi ini membuat listrik mengalir pada semikonduktor panel surya, kemudian listrik ini bisa disimpai dalam baterai atai accu.

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Sel surya parylene

Selainpanel surya berbentuk kaca, ada juga panel surya berbentuk gelembung yang sangat ringan dan tipis yaitu sel surya parylene. Walaupun ringan dan tipis, sel surya parylene mampu melekat pada permukaan dengan kuat dan menghasilkan listrik dengan stabil dan efisien.

Baca juga: Teknologi Filter Hasilkan Air Minum Sehat

Filter Air Asin

KOMPAS.com/SILMI NURUL UTAMI Membran biomimetik penyaringan air

Pohon bakau hidup dipesisir pantai yang airnya asin dan berlumpur., namun bukan berarti pohon bakau mengonsumsi air asin. Bakau menyerap air laut dan menyaringnya dengan sangat, sehingga garam laut tidak dapat masuk ketubuhnya.

Para ilmuan menemukan bahwa penyaringan bakau sangat luar biasa dan mulai mengembangkan filter air yang terinspirasi oleh akar bakau yang disebut dengan membran biomimetik.

Dilansir dari Water Tech Online, membran biomimetik untuk penyaringan air dapat menyaring polusi air dan juga menghilangkan garam dalam air.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi