Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Klasifikasi Iklim Menurut Para Ahli

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Biro Komunikasi Publik Kemenparekraf
Pemandangan Gunung Bromo dari Penanjakan 2, Probolinggo, Jawa Timur.
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Iklim merupakan salah satu unsur penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya.

Oleh sebab itulah para ahli berlomba-lomba untuk mengkaji dan mengidentifikasi iklim guna memenuhi kebutuhan hidup manusia.

Setidaknya ada empat orang ahli yang mengemukakan pemikirannya tentang klasifikasi iklim. Bahkan klasifikasi iklim dari empat ahli tersebut masih dipakai hingga sekarang.

Klasifikasi Junghun

Dilansir dari buku Klimatologi Pertanian (2019) karya Gunardi Djoko Winarno, Sugeng P. Harianto, dan Trio Santoso, dijelaskan bahwa Junghun mengklasifikasikan iklim berdasarkan ketinggian suatu tempat dan jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat tumbuh dengan baik di tempat tersebut.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Kelembaban Udara: Definisi dan Jenisnya

Ada empat jenis iklim menurut Junghun, yaitu:

Iklim panas terdapat pada daerah yang memiliki ketinggian 0 - 650 meter. Tumbuhan yang bisa tumbuh di daerah ini adalah padi, jagung, tebu, kelapa.

Iklim sedang terdapat pada daerah yang memiliki ketinggian antara 650 - 1500 meter. Tumbuhan yang bisa tumbuh di daerah ini adalah tembaku, kopi, dan coklat.

Iklim sejuk terdapat pada daerah yang memiliki ketinggi antara 1500 sampai 2500 meter. Tumbuhan yang bisa tumbuh di daerah ini adalah kopi, kina, pohon cemara.

Iklim dingin terdapat pada daerah yang memiliki ketinggian di atas 2500 meter. Tidak ada tumbuhan yang hidup di daerah ini kecuali lumut.

Baca juga: Jenis-Jenis Vegetasi Alam

Klasifikasi Koppen

Dasar klasifikasi iklim koppen adalah suhu dan hujan rata-rata bulanan maupun tahunan yang dihubungkan dengan keadaan vegetasi alami berdasarkan peta vegetasi.

Menurut Koppen vegetasi yang hidup alami menggambarkan kondisi iklim tempat tumbuhnya. Ada lima jenis klasifikasi iklim, menurut Koppen, yaitu:

Ciri-ciri iklim ini adalah suhu rata-rata bulanan di atas 18 derajat celcius, curah hujan dan penguapan tinggi, tidak memiliki musim dingin.

Iklim A dibedakan lagi menjadi tiga jenis, yaitu Af (iklim hujan tropik dengan hujan sepanjang tahun), Am (Iklim hujan tropik dengan pregantian musim), Aw (iklim sabana tropik).

Baca juga: Pengaruh Keunggulan Iklim terhadap Kegiatan Ekonomi

Ciri-ciri iklim ini adalah curah hujan sangat kurang, penguapan tinggi, dan tidak ada cadangan air. Iklim B dibedakan menjadi dua jenis, yaitu BW (iklim stepa) dan BS (iklim sabana).

Ciri-ciri iklim ini adalah pada musim panas suhunya lebih tinggi sepuluh derajat celcius dan pada musim dingin suhunya antara minus tiga sampai delapan belas derajat celcius.

Iklim C dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu CF (iklim sedang yang lembab), Cs (iklim sedang dengan musim panas yang kering), dan Cw (iklim sedang dengan musim dingin yang kering).

  • Iklim D (Iklim hujan dingin)

Ciri-ciri iklim ini adalah suhu rata-rata bulan terdingin kurang dari minus tiga derajat celcius, suhu rata-rata bulan terpanas lebih dari sepuluh derajat celcius.

Iklim D dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Df (iklim hujan dingin dengan musim dingin yang lembab) dan Dw (iklim hujan dingin dengan msuim dingin yang kering).

Baca juga: Keunggulan Iklim di Indonesia

  • Iklim E (Iklim kutub)

Ciri-ciri iklim ini adalah suhu rata-rata bula terpanas kurang dari sepuluh derajat celcius dan suhu dinginnya sepanjang tahun. Iklim E dibedakan menjadi dua jenis, yaitu Ew (iklim tundra) dan EF (iklim es abadi).

Klasifikasi Schmidt dan Ferguson

Dalam buku Klimatologi Dasar (2017) karya Abujamin Ahmad Nasir dan kawan-kawan, dijelaskan bahwa sistem klasifikasi Schmidt dan Ferguson banyak digunakan dalam bidang kehutanan dan perkebunan di Indonesia.

Dasar klasifikasi ini adalah unsur iklim hujan dan data hujan bulanan paling sedikit sepuluh tahun. Kriteria yang digunakan adalah penentuan bulan kering, bulan lembab, dan bulan basah dengan pengertian sebagai berikut:

  1. Bulan kering (BK): bulan dengan hujan <60 milimeter.
  2. Bulan lembab (BL): bulan dengan hujan antara 60-100milimeter.
  3. Bulan basah (BB): bulan dengan hujan >100milimeter.

Schmidt dan Ferguson menentukan tipe iklim menggunakan nilai Q. Nilai Q didapat dari rata-rata bulan kering : rata-rata bulan basah x 100 persen. Dari penghitungan nilai Q tersebut didapatkan delapan tipe iklim yaitu:

  • Tipe A: Daerah sangat basah dengan vegetasi hutan hujan tropika.
  • Tipe B: Daerah basah dengan vegetasi masih hutan hujan tropika.
  • Tipe C: Daerah agak basah dengan vegetasi hutan rimba.
  • Tipe D: Daerah sedang dengan vegetasi hutan musim.
  • Tipe E: Daerah agak kering dengan vegetasi hutan sabana.
  • Tipe F: Daerah kering dengan vegetasi hutan sabana.
  • Tipe G: Daerah sangat kering dengan vegetasi padang ilalang.
  • Tipe H: Daerah ekstrem kering dengan vegetasi padang ilalang.

Baca juga: Jenis Iklim yang Memengaruhi Iklim di Indonesia

Klasifikasi Oldeman

Klasifikasi Oldeman didasarkan pada kriteria bulan basah dan juga bulan kering menurut iklim hujan.

Kriteria dalam klasifikasi ini didasarkan pada penghitungan bulan basah (BB), bulan lembab (BL), dan bulan kering (BK) dengan batasan peluang hujan, hujan efektif, dan kebutuhan air tanaman. Berikut penjelasan kriteria tersebut:

  1. Bulan basah (BB) adalah bulan dengan rata-rata curah hujan lebih dari 200 milimeter.
  2. Bulan lembab (BL) adalah bulan dengan rata-rata curah hujan 100 hingga 200milimeter.
  3. Bulan kering (BK) adalah bulan dengan rata-rata curah hujan kurang dari 100milimeter.

Berdasarkan kriteria tersebut, Oldeman mengklasifikasikan iklim berdasarkan panjang periode bulan basah menjadi lima jenis, yaitu:

  • Tipe A, bulan – bulan basah secara berturut-turut lebih dari 9 bulan.
  • Tipe B, bulan – bulan basah secara berturut-turut antara 7 sampai 9 bulan.
  • Tipe C, bulan – bulan basah secara berturut-turut antara 5 sampai 6 bulan.
  • Tipe D, bulan – bulan basah secara berturut-turut antara 3 sampai 4 bulan.
  • Tipe E, bulan – bulan basah secara berturut-turut kurang dari 3 bulan.

Baca juga: Pengertian Iklim dan Jenisnya

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi