Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Unsur Seni Rupa Murni

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG
Suasana pengunjung Pameran Seni Rupa Koleksi Nasional yang bertajuk Lini Transisi di Galeri Nasional, Jakarta Pusat, Kamis (8/8/2019). Pameran yang diselenggarakan oleh Galeri Nasional, Ditjen Kebudayaan Kemendikbud itu akan berlangsung hingga 31 Agustus 2019.
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Bagian inti dari sebuah pembuatan karya seni rupa adalah mengetahui unsur-unsur dasar pembangunan karya seni itu sendiri.

Seni rupa murni merupakan karya seni yang fungsi dibuat untuk dinikmati keindahannya.

Seni rupa murni lebih mengutamakan sifat estetikanya dibandingkan kegunaan atau fungsionalitasnya dalam kehidupan sehari-hari.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), unsur-unsur seni rupa adalah unsur-unsur visual yang dapat dilihat wujudnya yang digunakan untuk membentuk karya seni.

Melansir dari jurnal Nirmala 1 (2002) karya Sunaryo, ada beberapa unsur dalam seni rupa rupa murni. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Asas-Asas dalam Seni Rupa Murni

Berikut unsur-unsur seni rupa murni:  

Garis

Garis dibedakan menjadi dua bentuk yaitu garis nyata dan garis semu. Jenis garis terdiri dari garis lurus, garis lengkung, garis majemuk, dan garis gabungan.

Garis zig-zag dan garis berombak termasuk dalam bagian garis majemuk. Garis geometris seperti garis lurus dan garis zig-zag termasuk kedalam garis yang teratur sehingga memiliki sifat formal dan resmi.

Sedangkan sifat non formal, tak resmi, lemah gemulai lembut, acak-acakan terdapat pada garis non geometris, seperti garis lengkung dan garis berombak.

Bidang

Unsur seni rupa yang terbentuk dari perpaduan garis yang berbentuk bidang datar dinamakan bidang.

Bidang atau shape terbentuk dari garis yang mencakup ukuran luas tertentu atau dibatasi oleh adanya warna yang berbeda atau karena adanya tekstur atau gelap terang pada arsiran.

Bidang selalu berkaitan dengan benda, baik yang menyerupai wujud alam (figur) atau tidak sama sekali menyerupai wujud alam, berupa bangun beraturan (non figur).

Figur dikenal juga sebagai bidang non geometri dapat berbentuk bidang organik, bidang bersudut bebas, bidang gabungan, dan bidang maya. Sedangkan non figur dikenal juga sebagai bidang geometri.

Baca juga: Seni Liping: Pengertian, Alat dan Bahan Pembuatannya

Ruang

Ruang dalam unsur rupa pada sebuah karya menunjukkan dimensi dan volume memberikan kesan kedalaman, ruang dua dimensi menunjukkan ukuran atau dimensi panjang dan lebar sedangkan ruang pada karya tiga dimensi memiliki panjang, lebar, dan tinggi.

Seniman yang membuat karya dua dimensi dapat menghadirkan kesan keruangan atau tiga dimensi dengan pengolahan unsur-unsur rupa seperti perbedaan intensitas warna, terang-gelap, dapat juga menciptakan ruang semu (khayal) dengan menggunakan teknik gambar perspektif.

Usaha untuk menampilkan kesan ruang sering ditunjukkan dengan penumpukkan obyek atau penempatan obyek, yang dekat dengan pengamat digambarkan di bagian bawah sedangkan yang lebih jauh berada di bagian atas.

Pada seniman yang membuat karya tiga dimensi, ruang tiga dimensi adalah ruang yang sebenarnya.

Tekstur

Tekstur dalam seni dua dimensi biasanya dibagi menjadi tekstur raba yang dapat dirasakan oleh indra peraba dan tekstur lihat yang dirasakan melalui indra penglihatan.

Tekstur lihat memiliki sifat semu yang terbagi menjadi tekstur hias manual, tekstur mekanik, dan tekstur ekspresi.

Baca juga: Sikap Apresiatif terhadap Karya Seni Murni 

Tekstur hias manual dibuat secara manual, tektur jenis ini hanya sekadar menghiasi permukaan saja, jika teksturnya dihilangkan tidak memengaruhi raut.

Tekstur mekanik dibuat dengan alat mekanik seperti mistar, alat foto, cetak komputer, dan sebagainya. Terakhir, tekstur ekspresi merupakan bagian dari proses penciptaan seni rupa.

Raut dan tekstur adalah satu kesatuan dan tak dapat terpisahkan. Jika, teksturnya ditiadakan, maka makna dari obyek tersebut menjadi berbeda bahkan hilang.

Warna

Dalam warna terdapat susunan warna selaras yang menurut jenisnya, warna selaras dibagi menjadi monokromatik, polikromatik, dan kontras.

Istilah monokromatik atau monochrome menunjukkan kecenderungan penggunaan dalam satu jenis warna.

Untuk menunjukkan efek kedalaman, ketika proses pewarnaan monochrome dilakukan dengan menambah atau mengurangi intensitas warna.

Kebalikan dari monokromatik adalah polikromatik, yaitu penggunaan lebih dari satu jenis warna.

Baca juga: Peradaban Inca: Sistem Pemerintahan dan Seni Bangunan 

Sedangkan kontras yakni menggunakan beberapa warna yang berbeda, bertentangan, atau berlawanan. Perpaduan antara dua warna yang berdampingan dapat membentuk garis semu atau maya.

Gelap-terang

Kesan keruangan atau volume atau tiga dimensi semu muncul karena adanya perbedaan tingkat nada warna yang berbeda.

Dikutip dari buku Nirmana Elemen-elemen Seni dan Desain (2010) karya S.E Sanyoto, tint merupakan value dengan intensitas terang, terdapat pada bagian yang terkena cahaya langsung.

Tone yaitu value sedang bagian yang terkena cahaya normal sedangkan Shade yaitu value gelap terdapat pada bagian yang tidak terkena cahaya.

Unsur rupa gelap terang dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan antara lain, memperkuat kesan trimatra suatu bentuk, mengilusikan kedalaman atau ruang, menciptakan kontras atau suasana tertentu 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi