Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tantangan Mewujudkan Ketahanan Pangan di Indonesia

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Humas Pemkab Badung
Wakil Bupati Badung bersama anggota DPRD Badung IB Sunarta saat melaksanakan kegiatan monitoring ketahanan pangan di Desa Blahkiuh, Kamis (6/8).
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com – Jika dilihat sekilas, ketahanan pangan akan mudah diwujudkan di negara Indonesia. Sebab Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian luas serta sebagian besar mata pencarian penduduknya adalah sebagai petani.

Meskipun merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian luas serta sebagian besar mata pencarian penduduknya adalah sebagai petani, tetap saja mewujudkan kondisi ketahanan pangan di Indonesia bukanlah sesuatu yang mudah.

Masih ada banyak tantangan yang harus dilewati Indonesia demi mewujudkan kondisi ketahanan pangan.

Dalam artikel jurnal Menuju Ketahanan Pangan Indonesia Berkelanjutan 2025: Tantangan dan Penanganannya (2014) karya Achmad Suryana, dijelaskan bahwa ada dua jenis tantangan yang harus dilewati Indonesia demi mewujudkan ketahanan pangan, yaitu:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Ketahanan Pangan: Definisi dan Strategi Pemerintah untuk Mewujudkannya

Tantangan pada sisi penyediaan pasokan

Ada empat masalah yang harus diatasi pada tantangan ini, yaitu:

Kendala sumber daya alam di sini mengacu pada ketersediaan lahan untuk pertanian. Dulu, Indonesia memang memiliki lahan pertanian yang luas, tetapi sekarang lahan tersebut perlahan hilang akibat konversi lahan pertanian untuk kegiatan industri.

Hal tersebut tentu menjadi masalah karena menurunya jumlah ketersediaan lahan akan berdampak pada menurunnya kapasitas produksi pangan nasional. Hal tersebut semakin buruk karena produksi pangan Indonesia masih berbasis lahan (land base).

Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir, perubahan iklim global secara ekstrem cukup terasa di Indonesia.

Misalnya, pola dan intensitas curah hujan yang berbeda dari sebelumnya, kenaikan temperatur udara, banjir dan kekeringan yang sering terjadi, intesitas serangan hama, hingga penyakit yang semakin tinggi.

Baca juga: Penawaran Uang: Definisi dan Faktornya

Contoh masalah iklim tersebut bisa berdampak pada penurunan produktivitas tanaman pangan.

Agar tanaman pangan tidak terganggu, maka diperlukan penyesuaian, seperti penyesuaian waktu tanam, pola tanam, serta penggunaan varietas yang lebih tahan terhadap perubahan iklim.

Memang sebagian besar penduduk Indonesia bermata pencarian sebagai petani. Akan tetapi, bukan usaha tani skala besar yang mendominasi, melainkan usaha tani skala kecil.

Petani skala kecil seringkali dihadapkan pada masalah klasik seperti keterbatasan akses terhadap pasar, permodalan, serta informasi dan teknologi.

Apabila masalah tersebut tidak segera diatasi, akan terasa berat bagi Indonesia untuk mewujudkan kondisi ketahanan pangan.

Baca juga: Modal: Defisini dan Jenis-Jenisnya

Hampir 50 persen lebih produksi pangan nasional ada di pulau Jawa. Hal ini menujukan bahwa ada ketidakseimbangan produksi pangan antarwilayah.

Jika hal ini tidak segera diatasi, maka akan berdampak pada peningkatan permasalahan upaya pemerataan pangan dan ongkos distribusi pangan, sehingga mempersulit penyediaan pangan secara merata ke seluruh daerah di Indonesia.

Agar masalah tersebut tidak berlarut-larut, maka pemerintah harus melakukan pembangunan infrastruktur dan sistem logistik pangan antarwilayah secara merata.

Tantangan pada sisi pemenuhan kebutuhan

Ada dua masalah yang harus diatasi pada tantangan ini, yaitu:

  • Perubahan selera masyarakat

Perkembangan teknologi yang begitu masif berdampak pada perubahan selera konsumsi pangan masyarakat. Masyarakat saat ini cenderung lebih menyukai makanan cepat saji dari pada makanan lokal atau nasional.

Baca juga: Kelangkaan Sumber Daya dan Cara Mengatasinya

Makanan lokal atau nasional dianggap tradisional sehingga masyarakat perlahan mulai meninggalkannya. Perkembangan teknologi memang membawa dampak terhadap berkembangnya budaya konsumerisme dan gaya hidup konsumtif.

Untuk melawan atau mengantisipasi perubahan selera pangan masyarakat, pemerintah harus segera mengambil kebijakan. Salah satunya dengan menyelenggarakan kampanye gerakan cinta pangan lokal nusantara.

Kampanye tersebut diharapkan dapat mengimbangi perubahan selera pangan masyarakat akibat perkembangan teknologi.

  • Konsumsi pangan

Dalam artikel jurnal Ketahanan Pangan: Situasi, Permasalahan, Kebijakan, dan Pemberdayaan Masyarakat (2008) karya Yunastiti Purwaningsih, dijelaskan bahwa salah satu masalah dalam mewujudkan ketahanan pangan di Indonesia adalah belum tercukupinya konsumsi energi masyarakat.

Konsumsi energi masyarakat masih lebih rendah dari yang direkomendasikan Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi (WNPG) VIII. Masalah lainnya adalah upaya diversifikasi pangan di Indonesia belum berjalan lancar.

Baca juga: Sikap Kepedulian Terhadap Sumber Daya yang Terbatas

Sebab ketergantungan terhadap beras sebagai sumber energi utama masih tinggi. Padahal Indonesia memiliki potensi bahan pangan lain yang sangat besar.

Untuk mengantisipasi hal tersebut, maka pemerintah harus lebih keras lagi dalam mengupayakan diversifikasi pangan di Indonesia. Agar ketergantungan terhadap beras bisa dikurangi sehingga pemanfaatan bahan pangan lain bisa maksimal.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi