Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aspek Kebahasaan Cerita Pendek

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/ARUM SUTRISNI PUTRI
Ilustrasi aspek kebahasaan dalam cerpen.
|
Editor: Arum Sutrisni Putri

KOMPAS.com - Cerpen merupakan prosa fiksi yang dapat dibaca dalam sekali duduk. Berikut ini penjelasan singkat aspek kebahasaan dalam cerpen:

Menurut Burhan Nugiyantoro dalam Teori Pengkajian Fiksi (1998), cerpen adalah sebuah cerita yang selesai dibaca dalam sekali duduk, kira-kira berkisar antara setengah sampai dua jam.

Predikat pendek pada kata cerita pendek bukan ditentukan jumlah halaman cerita atau sedikitnya tokoh dalam cerita. Melainkan karena ruang lingkup permasalahan yang ingin disampaikan. Unsur dalam cerpen tidak sekompleks novel.

Pada perkembangannya, cerpen paling pendek hanya memuat kurang lebih 500 kata. Tidak ada jumlah maksimal yang pasti mengenai jumlah kata dalam cerpen, selama sudah memenuhi syarat penceritaan cerpen. 

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengutip Menulis Kreatif Sastra (2014) karya Andri Wicaksono, bahasa dalam cerpen memiliki peran ganda, bahasa tidak hanya berfungsi sebagai penyampai perasaan.

Baca juga: Struktur Teks Cerpen

Berikut ini penjabaran singkat mengenai aspek kebahasaan dalam cerpen:

Pilihan kosakata juga menjadi tolak ukur kualitas cerpen. Seorang penulis cerpen harus mempunyai banyak perbendaharaan kata.

Kosakata berkaitan erat dengan penciptaan alur cerita. Keserasian jalinan alur cerita ditentukan oleh pemilihan dan penggunaan kosakata yang tepat.

Kosakata yang tepat juga menambah keindahan, keserasian makna, dan mempermudah penyampaian cerita pada pembaca.

Beberapa jenis kata yang sering digunakan dalam cerpen adalah kata sifat. Kata sifat dapat memberi deskripsi tokoh dan prwatakan.

Selain itu, cerpen juga banyak memuat kata keterangan. Jenis kata itu dapat memberi deskripsi untuk latar waktu, tempat, dan suasana.

Baca juga: Perbedaan Novel, Cerpen, dan Roman

Majas merupakan gaya bahasa. Majas berguna untuk memperindah dan meningkatkan efek bacaan dalam cerpen. Efek bacaan dapat ditunjukkan dengan membandingkan suatu hal dengan hal lainnya.

Maka majas disebut juga bahasa kiasan. Sehingga cerpen mengandung konotasi atau bahasa yang tidak mengungkapkan makna sebenarnya.

Terdapat banyak majas, antara lain:

  1. majas perbandingan (metafora, personifikasi, depersonifikasi, alegori, antitesis).
  2. majas pertentangan (hiperbola, litotes, ironi, satire, paradoks, klimaks, antiklimaks).
  3. majas pertautan (metonimis, sinekdoke, alusio, eufemisme, ellipsis).
  4. majas perulangan (aliterasi, asonansi, antanaklasis, anafora, simploke).

Baca juga: Cara Mengembangkan Cerita Rakyat ke dalam Bentuk Cerpen

Kalimat deskriptif berfungsi membangun gambaran pada cerpen. Kalimat deskripsi dapat dituangkan dalam kalimat langsung maupun tidak langsung.

Menurut H. Dalman dalam Keterampilan Menulis (2016), karangan deskripsi merupakan karangan yang melukiskan atau menggambarkan suatu objek atau peristiwa tertentu secara jelas dan rinci.

Pada dasarnya cerpen adalah karangan fiksi. Maka penggunaan bahasa pada cerpen lebih santai dan menekankan pada imajinasi dan kreativitas pengarang. Tidak perlu baku atau formal.

Cerpen merupakan interpretasi dari kehidupan manusia. Maka bahasa sehari-hari membuat cerpen terasa lebih hidup.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi