KOMPAS.com - Di kelas, guru pasti pernah mengajak kita membahas suatu permasalahan. Tak jarang teman-teman sekelas kalian memiliki pandangan berbeda dalam menyikapi permasalahan tersebut. Kegiatan semacam itu disebut juga diskusi.
Diskusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah. Diskusi dapat disusun dalam teks, yang strukturnya terdiri atas isi, argumen pro-kontra, dan kesimpulan atau saran.
Dilansir dari John Barwick dalam Targeting Text: Photocopiable Units Based on English Texts Type: Information Reports, Eksplanations, Discussion (1998), teks diskusi adalah sebuah teks yang membantu siswa untuk berpikir jernih dan kritis.
Contoh 1
(Isi) Terorisme kembali terjadi di Indonesia. Pada Jumat (27/11/2020) teroris yang tergabung dalam Mujahidin Indonesia Timur (MIT) membunuh satu keluarga dan membakar tujuh rumah. Hubungan terorisme atas dasar agama selalu menjadi perdebatan. Namun, terorisme dapat dilakukan oleh siapa saja dan dari kelompok mana saja.
Baca juga: Pengertian Teks Diskusi
(Argumen pro) Tidak ada agama mana pun yang membenarkan kekerasan dan pembunuhan. Jangan sampai terorisme memecah belah bangsa karena ada sentimen agama. Tidak ada kelompok atau aliran apa pun yang berhak mengambil nyawa orang lain karena perbedaan ideologi. Kita perlu mengecam dengan tegas aksi terorisme atas dasar apa pun. Kebencian atas dasar agama hanya akan membuat teror semakin merajalela.
(Argumen kontra) Terorisme memang tidak memandang agama. Namun kita tidak dapat menutup mata bahwa sebagian besar aksi terorisme dilatarbelakangi ideologi berlandaskan agama. Ada doktrin dan dogma yang ditanamkan melalui aliran agama, sehingga membenarkan pembunuhan. Doktrin tersebut dapat muncul dari tafsir manusia terhadap suatu kepercayaan. Hal tersebut diperparah oleh gejolak politik, ekonomi, sosial, budaya dan lainnya. Maka terorisme dan tafsir terhadap suatu ajaran agama dapat berkaitan. Perlu perubahan secara masif untuk mengatasi terorisme.
Contoh 2
(Isi) Sekolah membuat peraturan dalam penggunaan telepon genggam di sekolah. Salah satunya dengan melakukan inspeksi atau pemeriksaan isi telepon genggam siswa. Peraturan ini memuai banyak pro kontra antara privasi dengans ketertiban di lingkungan sekolah.
(Argumen pro) Peraturan penggunaan telepon genggam perlu ditegakkan. Pemeriksaan isi telepon genggam siswa harus dilakukan. Siswa sekarang cerdik. Kemajuan teknologi dan kecepatan informasi dapat membuat siswa mendapat asupan konten atau hal-hal yang tidak dapat diawasi orang tua. Siswa dapat menyimpan berbagai hal di telepon genggamnya, seperti konten tidak senonoh. Sekolah perlu ikut andil dalam membantu orang tua mengawasi perilaku anak.
Baca juga: Teks Diskusi: Tujuan/Fungsi, Ciri, Kaidah Kebahasaan, Struktur, Contoh
(Argumen kontra) Peraturan penggunaan telepon genggam memang perlu diatur, tetapi sebatas saat kegiatan belajar-mengajar saja. Pemeriksaan telepon genggam siswa tidak perlu dilakukan, karena itu merupakan pelanggaran privasi. Bila ingin melindungi siswa dari arus informasi dan digitalisasi, sekolah dapat melakukan sosialisasi bijak berinternet. Bila peraturan pemeriksaan telepon genggam diberlakukan, siswa akan direnggut haknya. Siswa tidak dapat menolak karena ada pengaruh relasi kuasa.
(Kesimpulan atau saran) Peraturan dalam penggunaan telepon genggam di sekolah perlu, tetapi memeriksa telepon genggam adalah pelanggaran privasi. Sekolah dapat membantu orang tua dengan berperan dalam mengajari siswa bijak menggunakan telepon genggam. Peran tersebut dapat berupa sosialisasi bijak berinternet.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.