Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Konflik Libya: Runtuhnya Rezim Muammar Khadafi

Baca di App
Lihat Foto
AFP via BBC
Tentara Nasional Libya (LNA) ketika berjaga kota selatan Sebha Maret lalu.
Penulis: Gama Prabowo
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Libya merupakan sebuah negara bekas wilayah kekuasaan Turki Utsmani yang terletak di Afrika Utara. Libya mulai menjadi negara merdeka pada Desember 1951.

Pada awal tahun 2011, muncul gerakan demokratisasi di Libya yang dipengaruhi oleh fenomena Arab Spring.

Gerakan demokratisasi ini menyebabkan konflik yang berujung pada perang saudara antara pasukan pemerintah Libya di bawah pimpinan Muammar Khadafi dengan golongan pergerakan National Transitional Council (Dewan Transisi Nasional).

Latar belakang konflik Libya

Dalam buku Revolusi Timur Tengah: Kejatuhan Para Penguasa Otoriter di Negara-Negara Timur Tengah (2011) karya Apriadi Tamburaka, konflik yang terjadi di Libya berhubungan erat dengan corak pemerintahan otoriter presiden Muammar Khadafi yang memimpin selama 34 tahun.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Sejarah Krisis di Mesir (2011)

Beberapa faktor yang menjadi latar belakang konflik Libya pada 2011, yaitu: 

Jalannya konflik

Dalam jurnal Agama dan Demokrasi: Munculnya Kekuatan Politik Islam di Tunisia, Mesir dan Libya (2014) karya Muhammad Fakhry Ghafur, konflik di Libya berakar dari gerakan perlawanan yang terpusat di Benghazi.

Gerakan perlawanan tersebut memunculkan aksi demonstrasi di sejumlah kota-kota besar Libya untuk meruntuhkan kekuasaan rezim Khadafi.

Pemerintah Khadafi menanggapi demonstrasi tersebut dengan tindakan represif. Khadafi memerintahkan kekuatan militer Libya untuk meredam demonstrasi dengan penggunaan senjata api yang memakan korban. 

Baca juga: Revolusi Melati dan Krisis Tunisia (2010)

Tindakan represif pemerintah Khadafi membuat gerakan perlawanan semakin anarkis. Di bawah pimpinan Mustafa Abdul Jalel, NTC melakukan pemberontakan bersenjata terhadap rezim Khadafi pada akhir Februari 2011.

Pada perkembangannya, perang saudara di Libya dicampuri oleh negara-negara barat yang tergabung dalam NATO. Amerika Serikat, Perancis, dan Inggris sebagai pembesar NATO mendesak Dewan Keamanan PBB untuk melakukan intervensi terhadap perang saudara Libya.

Pada 19 Maret 2011, pasukan NTC dan NATO melakukan penyerangan terhadap pusat-pusat kekuatan Khadafi di Tripoli. Serangan tersebut memaksa Khadafi dan pasukannya keluar dari Tripoli menuju Sirte.

Pada 20 Oktober 2011, pasukan NTC yang didukung NATO berhasil malumpuhkan pasukan Khadafi di Sirte. Dalam penyerangan tersebut, Khadafi tewas dengan luka tembak di kepala.

Baca juga: Konflik Pattani di Thailand

Dampak konflik Libya

Keberhasilan penggulingan rezim Khadafi tidak dibarengi dengan munculnya kesejahteraan masyarakat Libya, namun malah menghasilkan konflik baru yang semakin rumit. Berikut dampak konflik Libya:

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi