KOMPAS.com - Berdasarkan relasi antara subyek, predikat, dan nilai maknanya, kalimat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu aktif dan pasif.
Dilansir dari buku Mengenal Ilmu Bahasa (2018) karya Yendra, kalimat berfungsi membangun struktur makna bahasa secara lengkap.
Kalimat dikatakan sebagai satuan bahasa yang dapat berdiri sendiri, karena memuat unsur yang utuh.
Maka, setiap jenis kalimat harus memenuhi minimal satu subyek dan satu predikat. Kedua unsur inilah yang punya pengaruh besar pada kalimat aktif dan pasif.
Kalimat Aktif
Dendy Sugono dalam Sintaksis Bahasa Indonesia: Analisis Fungsi Sintaktik (2019) berpendapat, jika suatu subyek kalimat merupakan pelaku perbuatan yang dinyatakan pada predikat, kalimat itu disebut dengan kalimat aktif,
Kalimat aktif dibedakan menjadi dua, yaitu kalimat aktif yang berobyek dan kalimat aktif yang tidak berobyek.
Baca juga: Kalimat Efektif: Pengertian, Ciri, Syarat, Unsur, Struktur, dan Contoh
1. Kalimat aktif berobyek
Kalimat aktif berobyek disebut juga kalimat transitif. Kalimat aktif berobyek dapat diubah menjadi kalimat pasif, dengan mengganti awala pada predikatnya.
Predikatnya biasa ditandai dengan awalan me-, meng, dan verba aktif. Verba aktif, misalnya makan, minum, masak, dan sejenisnya. Verba aktif yang dapat ditautkan dengan obyek jumlahnya terbatas.
Contoh:
- Feni mencuci sepatu.
- Siswa kelas IX mengerjakan ulangan Bahasa Indonesia.
- Yudi masak semur.
2. Kalimat aktif tidak berobyek
Kalimat aktif tidak berobyek disebut juga kalimat intrasinitif. Kalimat jenis ini tidak membutuhkan kehadiran obyek atau keterangan. Kalimat aktif tanpa obyek, tidak dapat diubah menjadi kalimat pasif.
Predikatnya dapat berupa dengan awalan me-, ber-, atau verba aktif. Verba aktif, misalnya datang, pergi, masuk, kembali, pulang, bangkit, dan sejenisnya. Jumlah verba aktif yang dapat ditautkan pada kalimat jenis ini jumlahnya lebih banyak.
Contoh:
- Yudi memasak di dapur.
- Nenek berolahraga setiap pagi.
- Dewo pulang ke Makassar.
Baca juga: Kalimat Majemuk: Pengertian, Jenis, dan Contoh
Kalimat Pasif
Mengenali kalimat pasif lebih mudah karena predikatnya mengandung imbuhan di-, ter-, serta ke- dan -an. subyek dalam kalimat pastif bukan sebagai pelaku, melainkan sasaran perbuatan.
Pada beberapa kalimat pasif, subyek tidak terlihat atau terselubung tetapi tetap memenuhi syarat keutuhan kalimat.
Menurut Dendy Sugono dalam Sintaksis Bahasa Indonesia: Analisis Fungsi Sintaktik (2019), jika subyek suatu kalimat tidak berperan sebagai pelaku, tetapi sebagai sasaran perbuatan yang dinyatakan predikat, kalimat itu disebut kalimat pasif.
Berikut contohnya:
- Baju disertrika Deni.
- Buku dibaca Santi.
- Pasar kencong terbakar.
- Jakarta kebanjiran.