Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Periode Sastra Angkatan 70

Baca di App
Lihat Foto
Image Dynamics
Sutarji Calzoum Bachri baca puisi pada Pertemuan Penyair Nusantara XI di Kudus, Jateng, Sabtu 29 Juni 2019.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Polemik yang terjadi pasca periode Angkatan 50 masih tersisa. Hal ini ditengarai dengan pemberian nama yang berbeda-beda pada periode setelah Angkatan 50.

Ada yang menyebut Angkatan 70 sebagai Angkatan 66, ada juga yang menyebutnya Angkatan 80. Padahal intinya sama saja. Pembabakan tersebut muncul karena ada usaha dalam dunia sastra untuk bangkit dari keterpurukan.

Namun secara umum orang-orang mengenalnya dengan Angkatan 70. Dilansir dari Pusat Dokumentasi Sastra HB Jassin, istilah ini diperkenalkan pertama kali oleh Dami N. Toda dalam kertas kerjanya, "Peta Perpuisian Indonesia 1970-an dan Sketsa", yang diajukan dalam diskusi sastra memperingati ulang tahun ke-5 Majalah Tifa Sastra UI (25 Mei 1977).

Dilansir dari Pengkajian Prosa Fiksi (2017) karya Andri Wicaksono, angkatan sastra periode 70-an lahir karena pergeseran sikap berpikir dan bertindak menghasilkan wawasan estetik dalam karya sastra bercorak baru, baik di bidang puisi, prosa, maupun drama.

Baca juga: Periode Sastra Angkatan 50

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sastrawan di angkatan ini lebih berani untuk melakukan eksperimen dan terobosan dalam berkarya. Muncul karya sastra modern yang titik tolaknya dari sesuatu yang bersifat tradisional. Hal semacam itu disebut juga improvisasi.

Penerbit-penerbit juga perlahan bangit kembali, hingga dapat mencetak karya para sastrawan. Beberapa sastrawan yang menonjol pada periode ini adalah Sutarji Calzoum Bachri, Iwan Simatupang, Putu Wijaya, Arifin C. Noer, Danarto, dan Rendra.

Ciri-ciri karya sastra Angkatan 70 yang membedakan dengan periode lainnya adalah sebagai berikut:

Baca juga: Periode Sastra Balai Pustaka

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi