Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jenis Makna Kata dan Contohnya

Baca di App
Lihat Foto
Jenis makna kata
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Dikutip dari buku Mengenal Ilmu Bahasa (2018) oleh Yendra mengtakan, makna merupakan hasil hubungan antara bahasa dengan dunia luar, penentuan hubungan terjadi karena kesepakatan para pemakai. Perwujudan makna digunakan untuk menyampaikan informasi sehingga saling dimengerti. 

Sementara, berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, makna adalah sebagai arti atau pengertian yang diberikan kepada bentuk kebahasaan. 

Terdapat dua jenis makna, yaitu makna lingustik dan makna sosial. Makna sosial memiliki sifat kontekstual, di mana pembahasannya meluas pada latar belakang budaya atau kultur dalam berbahasa. 

sementara makna linguistik adalah makna bahasa yang kita temukan dalam pelajaran bahasa Indonesia. Terdapat dua jenis makna lingustik, yakni makna leksikal dan makna gramatikal. Berikut penjelasan makna linguistik dan contohnya, yaitu: 

Baca juga: Jenis-jenis Gaya Bahasa dalam Sastra dan Contohnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Makna leksikal 

Makna leksikal adalah makna lambang kebahasaan tanpa melihat konteks. Jenis makna leksikal merujuk pada arti sebenarnya dari suatu bentuk kebahasaan yang dapat berdiri sendiri tanpa melihat konteks. 

Makna leksikal disebut juga makna yang terdapat dalam kamus. Prosedur komponen makna leksikal sebagai berikut: 

Para ahli bahasa meyakini bahwa makna kata tidaklah tunggal. Satu simbol dapat mewakili lebih dari satu bahkan memiliki padanan kata yang sangat beragam. Berikut lima jenis makna leksikal, yakni: 

Hiponim merupakan kata yang secara leksikon mewakili himpunan atau kelompok kata tertentu. Kata yang memiliki makna hiponim mewakili banyak hal, yang mengakibatkan generalisasi. Contohnya:

Baca juga: Macam-macam Kata Tanya dalam Bahasa Inggris dan Contohnya

Meronim ialah kata yang secara leksikon merupakan bagian yang mewakili sesuatu secara keseluruhan. Maksudnya, jenis makna kata tersebut dapat mewakili makna lain yang lebih menyeluruh. Contohnya:

Sinonim disebut juga persamaan kata. Kata yang secara leksikon (yang tertera dalam kamus) berbeda tetapi memiliki kedekatan atau persamaan makna. Contohnya:
Laki-laki – pria – cowok – jantan – jaka
Perempuan – wanita – gadis – betina – dara
Rendah – pendek – bawah
Tinggi – jangkung – atas – luhur

Antonim disebut juga lawan kata. Kata yang secara leksikon memiliki makna yang berbeda atau bertolak belakang. Contohnya:
Gelap – terang
Tebal – tipis
Kuat – lemah
Panas – dingin

Homonim disebut juga persamaan bunyi. Kata yang secara leksikon memiliki bunyi dan bentuk yang sama, tetapi memiliki makna yang berbeda. Contohnya:

Kata bulan memiliki bunyi dan bentuk yang sama tetapi maknanya dapat berbeda. Bulan dapat diartikan sebagai satelit alami yang mengitari bumi, tampak bersinar pada malam hari karena pantulan sinar matahari. Namun kata bulan merujuk pada satuan penanggalan.

Kata jarak berarti ruang sela (panjang atau jauh) antara dua benda atau tempat. Namun jarak juga dapat merujup pada tanaman perdu dengan bahasa latin Ricinus communis.

Baca juga: 5 Jenis Karangan dalam Bahasa Indonesia

Makna gramatikal

Makna gramatikal adalah makna kata yang ditimbulkan setelah dihubungkan dengan kalimat. Fungsi kalimat sebagai satuan kebahasaan memunculkan makna gramatikal pada sebuah kata.

Jenis makna kata ini terjadi akibat adanya afikasi (imbuhan), reduplikasi (pengulangan kata), komposisi, pembentukan frasa, klausa, serta kalimat.

Maka makna gramatikal disebut juga hubungan intra bahasa karena berkaitan dengan satuan bahasa lainnya dan maknanya tidak dapat berdiri sendiri.

Berdasarkan struktur kebahasaan dan hubungan antarkalimat, makna gramatikal dikelompokan sebagai berikut:

  • Anomali

Makna yang menimbulkan penyimpangan atau kelainan karena tidak dapat diterima secara umum. Dari sudut pandang gramatikal, relasi makna anomali dipandang tidak logis. Contohnya:

Ayahku melahirkan.
Kalimat di atas masuk dalam makna anomali karena ayah merupakan sosok berjenis kelamin laki-laki. Umumnya laki-laki tidak memiliki rahim, sehingga tidak dapat melahirkan.

Anak yatim itu tinggal bersama ayahnya di rumah.
Kalimat di atas masuk dalam makna anomali yatim merujuk pada orang yang tidak memiliki ayah karena ditinggal mati.

Baca juga: Kata Kerja Mental: Pengertian dan Contohnya

  • Ambigu

Makna yang kabur atau mengandung interpretasi dan multitafsir. Makna yang ditangkap seseorang dapat berbeda satu dengan yang lainnya. Maka ambigu disebut juga makna ganda. Contohnya:

Saya makan dengan ikan.
Kalimat di atas dapat bermakna “saya makan menggunakan lauk ikan”, tetapi dapat juga diartikan sebagai “saya makan bersama dengan ikan”.

Dia bawa motor.
Kalimat di atas dapat bermakna “dia mengendarai motor”, tetapi juga dapat diartikan sebagai “dia mengangkat motor”.

  • Parafrasa

Disebut juga makna yang sepadan. Jenis makna kata ini mengungkapkan tataran makna gramatikal tanpa menghilangkan makna leksikal. Contohnya:

Saya adalah anak tunggal.
Kalimat tersebut setara dengan makna “saya tidak memiliki saudara kandung”.

Dian selalu datang tepat waktu.
Kalimat tersebut setara dengan makna “Dian tidak pernah datang terlambat”.

Baca juga: Penulisan Kata Ganti -Ku, Kau-, -Mu, dan -Nya, Dipisah atau Disambung?

  • Entailmen

Makna yang terjadi akibat proses pembentukan dan hubungan dengan makna lainnya. Suatu makna dapat menyimpulkan makna lain yang berhubungan. Contohnya:

Roni sekarang tidak bekerja.
Kalimat tersebut berkaitan dengan makna lain seperti “Roni pengangguran”.

Dia kuliah di Yogyakarta.
Kalimat tersebut berkaitan dengan makna lain seperti “dia adalah seorang mahasiswa”.

  • Praanggapan

Disebut juga presuppotition. Makna kata yang ditimbulkan dari asumsi atau anggapan. Contohnya:

Orang berkacamata pasti pintar.
Semua orang kaya rupawan.
Orang Indonesia ramah.

  • Kontradiksi

Makna kata yang menimbulkan pertentangan. Makna kata yang satu bertolak belakang dengan makna kata yang lainnya. Contohnya:

Orang miskin yang punya banyak mobil.
Kesedihan itu membuatnya bahagia.

Baca juga: 30 Contoh Kalimat dengan Kata Ulang

  • Inkonsistensi

Makna kata yang tidak selaras antara analogi dan obyek yang dianalogikan. Ketidakselarasan tersebut terjadi akibat makna kata yang tidak sepadan atau timpang. Contohnya:

Kakak merasa lebih tua dari adik.
Kalimat tersebut menjadi timpang karena kakak memang diartikan saudara yang lebih tua dari adik.

Mahasiswa lebih pintar dari anak SD.
Kalimat ini inkonsisten karena membandingkan kedua hal yang tidak sepadan. Tingkat pendidikan SD dan perguruan tinggi bedanya sangat jauh.

  • Tautologi 

Makna yang memuat pernyataan sebenar-benarnya sesuai keadaan sebenarnya tanpa diubah. Jenis makna ini berkaitan dengan fakta atau keadaan yang nyata. Contohnya:

Ibu saya seorang wanita.
Bola jatuh ke bawah.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi