Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Puisi Bertema Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi Covid-19, virus corona, pasien Covid-19, pasien infeksi virus corona
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Setiap orang dapat mencurahkan emosi dan perasaannya melalui puisi. Tidak perlu mendapat gelar atau julukan sastrawan untuk menulis sebuah puisi. Kita bisa mengekpresikan kegelisahan sehari-hari melalui susunan kata yang berirama.

Menurut Rachmat Djoko Pradopo dalam Pengkajian Puisi (1990), puisi mengekspresikan pemikiran yang membangkitkan perasaan, yang merangsang imajinasi panca indera dalam susunan yang berirama.

Salah satu permasalahan yang memancing emosi dan perasaan banyak orang adalah Covid-19. Kita dapat menuliskan puisi mengenai topik ini.

Berikut contoh puisi bertema Covid-19:

Ko-ro-na

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kodrat manusia kembali ke tanah
Roh terbang melayang-layang
Nama hanya tinggal nama

Belajar Sabar

Kubuka jendela rumah
Pak becak pulang dari terminal
Seharian di sana membuatnya lelah
Tak ada yang menumpang barang seorang

Kubuka pintu rumah
Bu mlijo menawarkan sayur
Pasar sudah tutup selama tiga bulan
Dagangannya tak laku barang seikat

Kunyalakan lampu rumah
Tetangga sebelah meyapa
Ia baru saja memperingati 100 hari kepergian anaknya
Seorang dokter muda kebanggaan kampung kami

Tetiba kantong-kantong bansos datang
Bersama senyum ramah
Bersama kamera
Mereka meminta kami untuk sabar
Sambil diam-diam mencuri beras di lumbung kami yang kosong

Baca juga: Struktur Fisik Puisi Karawang Bekasi dan Surat dari Ibu

Pahlawan Pandemi

Mereka bekerja baik siang maupun malam
Menyimpan lelah dalam-dalam

Mereka tak bisa berkumpul bersama keluarga
Demi menyelamatkan banyak raga

Mereka satu per satu gugur
Namun semangatnya tak pernah luntur

Mereka berkorban susah payah
Kita bantu dengan tetap di rumah

Sampai Nanti

Bosan ku menatap layar
Menatap wajah digital
Menyapa tanpa raga

Tak bisa ke taman
Bertemu dengan teman

Keluhku seketika tak bermakna
Semua sedang berusaha
Untuk tetap hidup dan ada

Bila tiba saatnya nanti
Bila pagebluk berhenti

Kan ku peluk teman-temanku
Kupeluk melepas rasa rindu
Sampai nanti, hilang duka sendu

Baca juga: Contoh Puisi Baru

Menyengsengsarakan Rakyat

Ia datang 2019
Mereka menyepelekan

Dihadapi dengan lelucon garing
Dengan nasi kucing
Dengan kalung sakti
Dengan birokrasi berbelit
Dengan doa qunut
Dengan diskon wisata
Dengan taman komodo
Dengan tes berbayar
Dengan vaksin berbayar
Dengan data palsu
Dengan pilkada
Dengan omnibus
Dengan menyengserakan, menyeserakan, menyengsengsarakan rakyat
Saya ulangi ya biar gak diketawain

Ia datang 2019
Mereka menyepelekan

Ia datang, tapi tak tahu kapan pergi
Dan kita masih menunggu
Bergilir menuju liang lahat yang kian sempit

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi