Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Golongan Stimulan: Zat yang Tidak Tergolong Sebagai Narkotika

Baca di App
Komentar Lihat Foto
KOMPAS.COM/PUTRA PRIMA PERDANA
Badan Narkotika Nasional (BNN) memastikan jumlah pil PCC ilegal yang mengandung bahan berbahaya carisoprodol yang  diamankan dari pabrik rumahan di Komplek Pemda RT 03 RW 04 Kelurahan Cisaranten Endah, Kecamatan Arcamanik, Kota Bandung mencapai 3.000.050 butir.
|
Editor: Rigel Raimarda

KOMPAS.com - Tidak semua narkotika dan psikotropika memberikan dampak buruk, ada juga yang digunakan sebagai obat seperti morfin dan kodeina. Untuk mengetahui cara kerja narkotika jenis morfin, heroin, kokai, dan kodein, simaklah uraian berikut ini!

Soal dan Pembahasan

Zat-zat berikut ini yang tergolong dalam narkotika, kecuali…

a. Morfin
b. Heroin
c. Kokain
d. Amfetamin
e. Kodeina

Jawaban: Amfetamin

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Amfetamin tidak termasuk dalam golongan narkotika melainkan termasuk golongan stimulan pada psikotropika yang digunakan untuk menangani penderita hiperaktif.

Di Indonesia morfin termasuk narkotika golongan 2, heroin dan kokain termasuk narkotika golongan 1, dan kodeina termasuk narkotika golongan 3.

Morfin adalah pereda nyeri yang bekerja dengan cara memblokir impuls rasa sakit pada neuron-neuron otak, membuatnya dapat meredakan rasa sakit parah yang berkepanjangan.

Baca juga: Mengenal Amfetamin, Stimulan yang Sering Disalahgunakan

Kokain adalah narkotika yang memblokir beberapa neurotransmiter pada otak seperti hormon dopamin, serotonin, dan norepinefrin. Pemblokiran ketiga hormon tersebut menyebabkan penumpukan yang membuat meledaknya energi dan perasaan senang pada pengguna kokain.

Heroin adalah narkotika yang dapat melepaskan hormon dopamine di otak, menyebabkan penggunanya merasa senang dan tenang.

Dopamin yang dilepaskan saat kedua kali penggunaan heroin tidak sebanyak saat pertama kali menggunakannya sehingga rasa seneng yang datang berkurang.

Hal ini menyebabkan otak membutuhkan kadar heroin yang lebih tinggi untuk mendapatkan sensasi senang yang sama dan menyebabkan ketergantungan.

Kodeina adalah narkotika yang digunakan untuk meredakan rasa sakit namun dapat menyebabkan ketergantungan pada penggunanya.

Baca juga: Mengenal Penyakit Bipolar yang Sebabkan Medina Zein Konsumsi Amfetamin

Ketergantungan kodein tidak seperah heroin kokain, namun pengehentian kodeim secara tiba-tiba dapat menyebabkan gejala putus obat berupa diare dan sulit tidur.

(Sumber: Kompas.com/[Silmi Nurul Utami] I Editor: [Rigel Raimarda])

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Sumber: kompas.com
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua
Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi