Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peristiwa yang Mengawali Pengakuan Kedaulatan oleh Belanda

Baca di App
Lihat Foto
Dok. Kompas
Konferensi Meja Bundar, 23 Agustus 1949, antara lain memutuskan, sebagai imbalan penyerahan kedaulatan kepada Indonesia, pihak Belanda mendapat bayaran sebesar 4,5 miliar gulden dari pihak Indonesia.
Penulis: Gama Prabowo
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda diperoleh melalui serangkaian peristiwa yang saling berhubungan antara satu dan yang lainnya.

Secara garis besar, peristiwa yang mengawali pengakuan kedaulatan Indonesia oleh Belanda adalah Agresi Militer Belanda 2, perundingan Roem-Royen dan Konferensi Meja Bundar.

Agresi Militer Belanda 2

Pada tanggal 18 Desember 1948, Belanda melancarkan Agresi Militer Belanda 2 untuk menduduki kota Yogyakarta dan menangkap seluruh pemimpin-pemimpin Repubilk Indonesia. Agresi Militer Belanda 2 berlangsung secara cepat dan menuai keberhasilan yang diidamkan oleh Belanda.

Keputusan Belanda untuk melakukan Agresi Militer Belanda 2 menimbulkan kecaman dari dunia internasional.

Dalam buku Sejarah Indonesia Modern: 1200-2004 (2005) karya M.C Ricklefs, Dewan Keamanan PBB merasa tersinggung oleh keputusan Belanda untuk mengadakan agresi militer terhadap Indonesia.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada 22 Desember 1948, Amerika Serikat juga memberhentikan semua bantuan ekonomi terhadap Belanda.

Baca juga: Agresi Militer Belanda II

Perjanjian Roem-Royen

Pada 31 Desember 1948, Dewan Keamanan PBB meenghimbau Belanda dan Indonesia untuk melakukan gencatan senjata dan menyelesaikan sengketa melalui perundingan damai. Namun, himbauan Dewan Keamanan PBB tidak dihiraukan oleh pemerintah Belanda.

Pada 28 Januari, PBB memerintahkan Belanda untuk membebaskan pemimpin Indonesia dan membentuk suatu pemerintahan sementara untuk Indonesia. Selain itu, PBB juga menuntut kepada Belanda untuk menyerahkan kedaulatan secara penuh sebelum 1 Juli 1950.

Pada perkembangannya, Belanda bersedia untuk memenuhi tuntutan PBB namun dengan syarat bahwa Indonesia harus bersedia mengadakan perundingan pendahuluan sebelum pengakuan kedaulatan.

Pada 14 April 1949, diselenggarakan perundingan di Jakarta dibawah pimpinan Merle Corhan (Amerika Serikat). Tim delegasi Indonesia dipimpin oleh Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh H.J van Royyen.

Perundingan tersebut berlangsung hingga 7 Mei 1949 dan menghasilkan penandatanganan perjanjian Roem-Royen. Berikut merupakan isi perjanjian Roem-Royen :

Baca juga: Perjanjian Roem-Royen: Latar Belakang, Isi, dan Dampaknya

Konferensi Meja Bundar

Setelah penandatangan perjanjian Roem-Royyen, Indonesia dan Belanda kembali melaksanakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.

Dilansir dari situs Kemdikbud, KMB berlangsung pada tanggal 23 Agustus hingga 2 November 1949. Indonesia mengirimkan tim delegasi yang dipimpin langsung oleh Moh.Hatta.

Dalam KMB, Belanda bersedia untuk mengakui kedaulatan Republik Indonesia secara penuh. Selain itu, Indonesia sepakat untuk membentuk suatu Uni Personal dengan kerajaan Belanda.

Pada akhirnya, perjuangan Indonesia memperoleh pengakuan kedaulatan dari dunia Internasional berakhir setelah penandatanganan KMB dan penyerahan kedaulatan Belanda terhadap Indonesia.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi