Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Contoh Teks Diskusi tentang Covid-19

Baca di App
Lihat Foto
Shutterstock
Ilustrasi tes Covid-19, deteksi Covid-19, pengujian virus corona.
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Menurut Mark Anderson dan Kathy Anderson dalam Text Types in English (2003), teks diskusi adalah tipe teks yang memberikan persetujuan dan penolakan, positif dan negatif, atau hal baik dan hal buruk terhadap suatu topik bahasan.

Sementara, diskusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran mengenai suatu masalah.

Diskusi dapat disusun dalam teks, yang strukturnya terdiri atas isi, argumen pro-kontra, dan kesimpulan atau saran. Berikut contoh teks diskusi tentang Covid-19:

Contoh 1

(Isi) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) memberikan wewenang kepada pemerintah daerah, sekolah, dan orang tua terkait kegiatan belajar mengajar tatap muka. Bila ketiga pihak tersebut memberi izin, maka siswa dapat kembali masuk ke sekolah dengan mematuhi protokol kesehatan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

(Argumen pro) Keputusan Kemendikbud sudah tepat. Hampir dua semester siswa menerima Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ). Pelajaran yang diserap tidak seefektif ketika tatap muka.

Baca juga: Contoh Teks Debat Beserta Strukturnya

Banyak gangguan dan ketidaknyamanan terjadi selama PJJ. Bahkan di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, ada siswa yang bunuh diri karena beban tugas PJJ. Masing-masing daerah memiliki tingkat penyebaran Covid-19 yang berbeda-beda.

Pemerintah daerah bertanggung jawab pada daerahnya masing-masing. Untuk daerah yang sudah masuk zona hijau, memang sebaiknya mengizinkan kegiatan belajar mengajar tatap muka. Selain itu, pihak sekolah dan orang tua juga turut menjaga keamanan siswa selama belajar tatap muka. Kedua pikah ini berperan besar dalam memberi pemahaman dan pengawasan terkait protokol kesehatan para siswa.

(Argumen kontra) Meninggalnya siswa di Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan disebabkan karena beban tugas, bukan karena PJJ. Kejadian tersebut harusnya menjadi evaluasi, bagaimana menjalankan PJJ dengan tepat dan seimbang untuk kesehatan mental siswa. Bukan malah serta merta menghentikan PJJ.

Negara kita tidak menjamin tes masal, pelacakan riwayat korban, panangguhan transportasi secara tegas, atau melakukan karantina menyeluruh. Meski sudah masuk zona hijau dan mengikuti protokol, tetapi risiko penyebaran di klaster sekolah sangat besar.

Ada relasi kuasa antara pemerintah daerah, sekolah, dan orang tua. Tidak dapat dipungkiri, orang tua dihadapkan dengan pilihan efektifitas pembelajaran atau keselamatan nyama siswa. Padahal keduanya dapat berjalan beriringan. Kemendikbud harusnya merumuskan kurikulum PJJ yang tidak menjadi beban mental siswa, selama Covid-19 masih ada.

(Kesimpulan dan saran) Kemendikbud memberi izin sekolah tatap muka dengan beberapa syarat. Beban tugas PJJ selama pandemi mengganggu kesehatan mental siswa. Kemendikbud perlu merumuskan kurikulum PJJ yang ramah terhadap kesehatan mental siswa.

Contoh 2

(Isi) Pola komunikasi pemerintah selama menangani Covid-19 terus menjadi sorotan. Pada Kamis (24/12/2020), Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan Covid-19, Wiku Adisasmito mengatakan masyarakat menggali kuburnya sendiri. Pernyataan tersebut dianggap menyalahkan dan menyudutkan masyarakat di tengah pandemi.

Baca juga: Contoh Teks Diskusi Beserta Strukturnya

(Argumen pro) Pola komunikasi semacam itu sah saja dilakukan. Ada berbagai macam pola komunikasi publik. Apa yang diutarakan Wiku disebut scare communication style, yang bertujuan untuk menakut-nakuti. Pola semacam ini memang memancing emosi, agar ujaran lebih diperhatikan. Terlepas dari itu, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sudah berusaha sebaik-baiknya dalam menangani pandemi.

(Argumen kontra) Pola komunikasi yang menakuti-nakuti atau menyalahkan masyarakat tidak efektif. Ujaran yang memancing emosi semacam itu hanya memunculkan tanggapan negatif dari masyarakat. Tidak ada pihak yang tidak dirugikan karena Covid-19. Masyarakat juga sudah berjuang semampunya untuk bertahan hidup. Seharusnya semua pihak saling mendukung dan menguatkan. Pemerintah dan Satuan Tugas Penanganan Covid-19 perlu mencontoh negara maju yang tidak ragu meminta maaf pada masyarakat bila ada kebijakan yang dirasa kurang tepat.

(Kesimpulan dan saran) Satuan Tugas Penanganan Covid-19 sudah berusaha semampunya dalam menangani pandemi. Namun pola komunikasi tetap harus dijaga. Menyalahkan atau menakut-nakuti masyarakat hanya memunculkan tanggapan negatif. Sebaiknya semua pihak saling mendukung dan menguatkan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi