KOMPAS.com - Efek rumah kaca adalah kondisi kenaikan suhu atmofer bumi.
Kenaikan suhu disebabkan gas rumah kaca yang memerangkap panas Matahari dan tidak bisa memantulkan panas tersebut ke luar angkasa. Kondisinya persis seperti bagaimana rumah kaca untuk tumbuhan menjaga suhu hangat.
Beberapa dampak buruk dari efek rumah kaca:
Kerusakan Ekosistem Laut
Terumbu karang sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan lingkungan. Ini membuat terumbu karang sebagai indikator utama kesehatan ekosistem di dunia.
Naiknya suhu di atmosfer bumi mengakibatkan kenaikan suhu di daratan maupun di lautan.
Terumbu karang merupakan tempat tinggal bagi banyak hewan laut. Terumbu karang juga memiliki warna yang sangat berwarna-warni. Namun terumbu karang dapat menjadi putih dan mati karena kenaikan suhu.
Dilansir dari International Union for Conservation of Nature, kenaikan suhu laut setinggi 1 hingga 2 derajat dapat menyebabkan terumbu karang menjadi putih lalu mati.
Baca juga: Penyebab Efek Rumah Kaca Sebagai Masalah Lingkungan Secara Global
Matinya terumbu karang mengakibatkan hilangnya rumah bagi berbagai macam hewan laut. Beberapa spesies ikan terancam mati.
Jika kenaikan suhu Bumi akibat efek rumah kaca terus berlanjut, pemutihan terumbu karang akan semakin meluas. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan ekosistem bahkan kepunahan hewan-hewan laut.
Kematian terumbu karang juga mengakibatkan matinya sektor pariwisata karena hilangnya keindahan laut dan ikan-ikan di dalamnya.
Mencairnya Lapisan Es Kutub
Kenaikan suhu akibat efek rumah kaca menyebabkan lapisan es kutub mencair.
Dilansir dari NASA, 149 miliar metrik per ton es mencair tiap tahunnya di Antartika akibat efek rumah kaca.
Cairnya es menyebabkan permukaan air laut naik.
Mencairnya es juga membuat beruang kutub, anjing laut, dan penguin kehilangan habitatnya. Hewan-hewan kutub terancam punah karena tidak bisa bertahan dalam suhu panas.
Kenaikan permukaan air laut juga dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil jika semakin parah. Contohnya seperti yang terjadi di Jakarta utara.
Dilansir dari BBC, permukaan tanah Jakarta utara tenggelam 15 sentimeter setiap tahunnya. Pemukiman warga terendam air laut.
Jika terus dibiarkan, masyarakat akan semakin terusir oleh kenaikan permukaan air laut akibat mencairnya es kutub.
Lihat Foto
Berkurangnya Persediaan Air Bersih
Kenaikan air laut juga membuat air laut yang asin dapat masuk ke dalam batuan akuifer.
Ini menyebabkan air tanah tercemar garam. Padahal, bagi banyak orang, air minum mereka bersumber dari air tanah.
Cuaca Buruk
Dilansir dari NASA, kenaikan suhu permukaan Bumi karena efek rumah kaca menyebabkan perubahan iklim.
Perubahan iklim meningkatkan potensi kebakaran hutan, kekeringan, serta badai tropis seperti angin topan dan siklon.
Udara yang panas meningkatkan penguapan air. Air yang menguap kemudian berkumpul di atmosfer. Akibatnya terjadi hujan lebat yang disertai dengan badai.
Hal ini dapat menyebabkan banjir, kerusakan infrastruktur, dan korban jiwa.
Baca juga: 6 Gas Rumah Kaca
Penurunan Pasokan Pangan
Cuaca buruk yang disebabkan perubahan iklim dapat mengganggu tumbuhan karena terjadinya kekeringan di satu daerah, dan banjir di daerah lainnya.
Hal ini dapat menyebabkan kematian tanaman sehingga bahan pangan bagi hewan dan manusia berkurang.
Bila kekeringan terjadi, hewan akan memulai migrasi untuk mencari makanan dan sumber air. Dalam perjalannya pasti banyak hewan yang mati karena kehausan ataupun kelaparan.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.