Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Efek Rumah Kaca Membahayakan Manusia, Tumbuhan, dan Hewan?

Baca di App
Lihat Foto
rottadana
Ilustrasi pemanasan global
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Efek rumah kaca adalah kondisi kenaikan suhu atmofer bumi.

Kenaikan suhu disebabkan gas rumah kaca yang memerangkap panas Matahari dan tidak bisa memantulkan panas tersebut ke luar angkasa. Kondisinya persis seperti bagaimana rumah kaca untuk tumbuhan menjaga suhu hangat.

Beberapa dampak buruk dari efek rumah kaca:

Kerusakan Ekosistem Laut

Terumbu karang sangat sensitif terhadap perubahan suhu dan lingkungan. Ini membuat terumbu karang sebagai indikator utama kesehatan ekosistem di dunia.

Naiknya suhu di atmosfer bumi mengakibatkan kenaikan suhu di daratan maupun di lautan.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terumbu karang merupakan tempat tinggal bagi banyak hewan laut. Terumbu karang juga memiliki warna yang sangat berwarna-warni. Namun terumbu karang dapat menjadi putih dan mati karena kenaikan suhu.

Dilansir dari International Union for Conservation of Nature, kenaikan suhu laut setinggi 1 hingga 2 derajat dapat menyebabkan terumbu karang menjadi putih lalu mati.

Baca juga: Penyebab Efek Rumah Kaca Sebagai Masalah Lingkungan Secara Global

 

Matinya terumbu karang mengakibatkan hilangnya rumah bagi berbagai macam hewan laut. Beberapa spesies ikan terancam mati.

Jika kenaikan suhu Bumi akibat efek rumah kaca terus berlanjut, pemutihan terumbu karang akan semakin meluas. Akibatnya, terjadi ketidakseimbangan ekosistem bahkan kepunahan hewan-hewan laut.

Kematian terumbu karang juga mengakibatkan matinya sektor pariwisata karena hilangnya keindahan laut dan ikan-ikan di dalamnya.

Mencairnya Lapisan Es Kutub

Kenaikan suhu akibat efek rumah kaca menyebabkan lapisan es kutub mencair.

Dilansir dari NASA, 149 miliar metrik per ton es mencair tiap tahunnya di Antartika akibat efek rumah kaca.

Cairnya es menyebabkan permukaan air laut naik.

Mencairnya es juga membuat beruang kutub, anjing laut, dan penguin kehilangan habitatnya. Hewan-hewan kutub terancam punah karena tidak bisa bertahan dalam suhu panas.

Kenaikan permukaan air laut juga dapat menenggelamkan pulau-pulau kecil jika semakin parah. Contohnya seperti yang terjadi di Jakarta utara.

Dilansir dari BBC, permukaan tanah Jakarta utara tenggelam 15 sentimeter setiap tahunnya. Pemukiman warga terendam air laut.

Jika terus dibiarkan, masyarakat akan semakin terusir oleh kenaikan permukaan air laut akibat mencairnya es kutub.

Lihat Foto
Pemanasan global menyebabkan miliaran penduduk dunia semakin sulit bertahan hidup, akhibat suhu yang kian panas.
Berkurangnya Persediaan Air Bersih

Kenaikan air laut juga membuat air laut yang asin dapat masuk ke dalam batuan akuifer.

Ini menyebabkan air tanah tercemar garam. Padahal, bagi banyak orang, air minum mereka bersumber dari air tanah.

Cuaca Buruk

Dilansir dari NASA, kenaikan suhu permukaan Bumi karena efek rumah kaca menyebabkan perubahan iklim.

Perubahan iklim meningkatkan potensi kebakaran hutan, kekeringan, serta badai tropis seperti angin topan dan siklon.

Udara yang panas meningkatkan penguapan air. Air yang menguap kemudian berkumpul di atmosfer. Akibatnya terjadi hujan lebat yang disertai dengan badai.

Hal ini dapat menyebabkan banjir, kerusakan infrastruktur, dan korban jiwa.

Baca juga: 6 Gas Rumah Kaca

Penurunan Pasokan Pangan

Cuaca buruk yang disebabkan perubahan iklim dapat mengganggu tumbuhan karena terjadinya kekeringan di satu daerah, dan banjir di daerah lainnya.

Hal ini dapat menyebabkan kematian tanaman sehingga bahan pangan bagi hewan dan manusia berkurang.

Bila kekeringan terjadi, hewan akan memulai migrasi untuk mencari makanan dan sumber air. Dalam perjalannya pasti banyak hewan yang mati karena kehausan ataupun kelaparan.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi