Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pasar Monopolistik: Persaingan Bukan Harga

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/Gischa Prameswari
Ilustrasi pasar monopolistik
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Dalam pasar monopolistik, setiap perusahaan memiliki keunikannya masing-masing. Hal ini membuktikan bahwa pasar monopolistik bersaing bukan pada harga.

Dalam buku Pengantar Ekonomi Mikro (2020) karya Arwin, persaingan dalam pasar monopolistik meliputi diferensiasi produk dan promosi penjualan. Berikut penjelasannya:

Diferensiasi produk artinya produk yang dibuat memiliki bentuk, ukuran, warna, atau corak yang berbeda meskipun hasil produk yang dibuat sama.

Hal ini tentu akan membuat konsumen lebih mudah dalam memilih produk yang sama. Para produsen biasanya menarik konsumen dengan membuat produk yang unik dan menarik.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Keseimbangan dalam Pasar Monopolistik

Terdapat empat cara asar dalam membuat produk yang beda, yaitu:

  1. Perbedaan fisik meliputi penampilan dan kualitas, yaitu ukluran, berat, warna, desain, tekstur, dan lainnya.
  2. Jumlah dan jenis lokasi tersedianya produk juga merupakan salah satu cara diferensiasi.
  3. Memberikan layanan produk yang berbeda dibandingkan produk dari perusahaan lain.
  4. Perbedaan produk adalah citra atau image yang ingin ditampilkan oleh produsen dalam benak konsumen. Contohnya, produk perusahaan A memiliki tanda tangan selebriti atau menjual produk ditempat-tempat tertentu sehingga terlihat eksklusif.

Pada dasarnya harga bukan penentu utama dalam persaingan pasar monopolistik. Melainkan pada keunggulan atau keunikan dari produk tersebut. Sehingga dibutuhkan promosi yang aktif dari setiap produsen.

Terdapat tiga tujuan promosi melalui iklan, yakni:

  1. Memberikan penerangan pada konsumen mengenai hasil produksinya, Hal ini penting untuk perusahaan baru yang masuk dalam pasar monopolistik.
  2. Menekankan konsumen bahwa hasil produksinya adalah yangterbaik atau untuk mengingatkan kepada konsumen tentang hasil produksinya secara terus-menerus.
  3. Memelihara hubungan baik dengan konsumen.

Baca juga: Pasar Monopolistik: Pengertian dan Ciri-Cirinya

Kebaikan dan keburukan iklan

Dilansir dari buku Teori Ekonomi (Pendekatan Mikro) (2018) karya Jun Surjanti, para ahli ekonomi berpendapat bahwa iklan memiliki kebaikan dan keburukan, sebagai berikut:

Beberapa kebaikan iklan di antaranya:

  1. Adanya iklan akan membantu konsumen memberikan informasi pada konsumen dan mempermudah mereka dalam mengambil keputusan. Selain itu, iklan juga mengurangi biasa dan waktu konsumen dalam mencari barang atau jasa yang dibutuhkan.
  2. Iklan mampu mendorong produsen untuk meningkatkan mutu hasil produksinya. Mutu produk adalah satu hal yang perlu ditonjolkan dalam iklan dan diketahui konsumen.
  3. Iklan yang digunakan untuk promosi juga memberikan peluang isaja baru di perusahaan yang mendukung iklan, seperti radio, televisi, surat kabar, majalah, bahkan dunia digital.
  4. Iklan dapat meningkatkan kesempatan kerja, karena perusahaan akan mengalami peningkatan permintaan barang atau jasa.

Baca juga: Pasar Monopoli: Pengertian dan Ciri-Cirinya

Sebagian para ahli ekonomi juga berpendapat bahwa iklan dapat menimbulkan keburukan, yaitu:

  1. Membuat iklan merupakan suatu pemborosan, karena menaikkan biaya produksi perunit tanpa menimbulkan perubahan dalam permintaan barang.
  2. Iklan terkadang memberikan hal yang menarik, tetapi tidak selalu mengandung informasi yang benar.
  3. Iklan dianggap tidak efektif untuk meningkatkan lapangan kerja.
  4. Iklan dapat menghambat masuknya perusahaan-perusahaan baru.

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi