Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Biografi Soekarno, Pahlawan Proklamator yang Gemar Cerita Pewayangan

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS/SONG
Presiden Soekarno
|
Editor: Serafica Gischa

KOMPAS.com - Soekarno merupakan presiden pertama Republik Indonesia, sekaligus yang merumuskan Pancasila sebagai dasar (ideologi) Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Bahkan Soekarno menghimpun bangsa-bangsa di Asia, Afrika, dan Amerika Latin melalui Konferensi Asia Afrika di Bandung pada 1955.

Kelahiran

Dalam buku Bung Karno Penyambung Lidah Rakyat Indonesia (1984) karya Cindy Adams, Soekarno dilahirkan pada 6 Juni 1901 di Surabaya.

Soekarno merupakan anak kedua dari Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai. Beliau memiliki satu orang kakak perempuan bernama Raden Soekarmini.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pada awal kelahirannya, Soekarno diberi nama Kusmo Sosrodihardjo. Karena semasa kecil sering sakit-sakitan akhirnya namanya diubah menjadi Soekarno saat berusia lima tahun. Nama tersebut diambil dari cerita pewayangan, yakni Karna.

Soekarno lahir dari perpaduan antara bangsawan kelas priyayi dari sang ayah dan keluarga Brahmana dari sang ibu yang taat beribadah. Sehingga membuat Soekarno memiliki kultur dan kepercayaan yang kuat.

Baca juga: Biografi Sultan Hasanuddin, si Ayam Jantan dari Timur

Pendidikan

Dilansir dari buku Soekarno Hatta Ada Persamaan dan Perbedaannya (1983) karya Tamar Djaya, pada 1907 Soekarno masuk sekolah dasar atau Sekolah Rakyat (SR) di Tulung Agung bersama kakeknya.

Pada saat sekolah dasar, Soekarno memang bukan golongan murid yang rajin. Hal ini karena dirinya kurang berminat belajar di sekolah tersebut.

Dibandingkan menghapal pelajaran sekolah, Soekarno lebih senang menghapal cerita pewayangan, khususnya Baratayuda.

Pada tahun 1908, Soekarno masuk ke Sekolah Dasar di HIS, kemudian melanjutkan ke Europesche Legore School (ELS) di Mojokerto pada tahun 1913.

Ayahnya mendidik Soekarno dengan disiplin tinggi, sehingga Soekarno dituntut untuk terus belajar membaca dan menulis. Usaha tersebut membuat Soekarno termasuk murid yang unggul.

Baca juga: Biografi Teuku Umar, Pejuang dari Aceh

Setelah lulus dari ELS, Soekarno melanjutkan studinya ke Hogere Burger School (HBS) di Surabaya pada 1916. Soekarno menyelesaikan sekolahnya di HBS pada 1921.

Niatnya untuk meneruskan pendidikan di Negeri Belanda ternyata tidak mendapat restu dari sang ibu.

Akhirnya Soekarno mendaftarkan dirinya sebagai mahasiswa di Tachnische hoge School (THS) yang saat ini bernama Institut Teknologi Bandung (ITB). Lulus dengan gelas Insinyur Teknik pada 25 Mei 1928.

Perjuangan Soekarno

Nasionalisme Soekarno mulai tumbuh pesat ketika bersekolah di Surabaya dan tinggal di rumah Tjokroaminoto. Di sana Soekarno mulai berkenalan dengan pemikiran barat dan pemikiran Islam.

Pada 4 Juli 1927, Soekarno memutuskan untuk merumuskan ajaran Marhaenisme dan mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI).

Usaha yang dilakukan Soekarno membuat PNI tumbuh dan berkembang di Jawa maupun diluar Jawa. Akibatnya Belanda menangkap Soekano dan memenjarakannya di penjara Sukamiskin, Bandung pada 29 Desember 1929.

Baca juga: Biografi Siddharta Gautama, Pendiri dan Penyebar Agama Buddha

Menurut buku Perjuangan dan Pengasingan Pejuang Indonesia (1986) oleh Sagimun, karena kemarahan Belanda, PNI dibubarkan pada 19430 dan diganti namanya menjadi Partindo. Setelah bebas, Soekarno bergabung dengan Partindo dan memimpinnya.

Hal ini mengakibatkan dirinya kembali ditangkan Belanda dan dibuang ke Ende, Flores pada 1933. Empat tahun kemudian dipindahkan ke Bengkulu.

Di Bengkulu Soekarno berhasil kabur dan menuju Padang. Kemudian menyeberangi Selat Sunda dan kembali ke Jakarta pada Juli 1942.

Perjuangan panjang Soekarno tidak sia-sia untuk membuat Indoensia merdeka dari penjajahan. Bersama dengan Bung Hatta, Soekarno memproklamasikan kemerdekaan Republik Indonesia pada 17 Agustus 1945.

Baca juga: Biografi Ki Hajar Dewantara: Bapak Pendidikan Bangsa

Dalam sidang BPUPKI 1 Juni 1945, Soekarno memberikan gagasan dasar negara Indonesia, yaitu Pancasila. Kemudian dalam sidang PPKI 18 Agustus 1945, Soekarno terpilih sebagai Presiden Republik Indonesia yang pertama.

Sakit dan meninggal

Kesehatan Soekarno mulai menurun sejak bulan Agustus 1965. Setelah bertahan selama lima tahun dengan penyakitnya, Soekarno meninggal dunia di RSPAD pada tanggal 21 Juni 1970.

Soekarno disemayamkan di Wisma Yaso, Jakarta dan dimakamkan di Blitar dekat makan ibunya, Ida Ayu Nyoman Rai.

Presiden Soeharto memberikan gelar Pahlawan Proklamator kepada Soekarno pada peringatan Hari Pahlawan tahun 1986 berdasarkan Keppres 81/1986.

Baca juga: Biografi Pangeran Diponegoro, Pemimpin Perang Jawa

 

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Baca tentang
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi