KOMPAS.com - Rumah Bubungan Lima merupakan rumah ada Provinsi Bengkulu.
Rumah adat Bubungan Lima tersebut merupakan rumah dengan gaya panggung yang ditopang dengan beberapa tiang penopang.
Sehingga orang-orang yang ingin masuk rumah menggunakan tangga. Tangganya dari kayu menghadap ke depan dengan anak tangga berjumlah ganjil.
Dikutip dari buku Mengenal Seni & Budaya Indonesia (2012) karya R. Rizky dan T. Wibisono, rumah adat Bengkulu termasuk tipe rumah panggung.
Rumah Bubungan Lima dirancang untuk melindungi penghuninya dari banjir dan hewan buas. Selain itu, kolong rumah adat tersebut digunakan untuk menyimpan gerobak, hasil panen, alat-alat pertanian, kayu bakar, dan sebagai kandang hewan ternak.
Baca juga: Mengenal Rumah Kajang Lako, Rumah Adat Jambi
Pada rumah Bubungan Lima tersebut terdapat tiga kamar, yakni kamar tua, kamar gadis, dan kamar bujang.
Pada pintu masuk rumah terdapat gambar buraq yang melambangkan keteguhan hati penduduknya dalam menjalankan ajaran agama Islam.
Rumah Bubungan Lima dibuat menggunakan kayu pilihan dan tidak sembarangan. Di mana kayu yang dipakai merupakan kayu yang kuat dan tahan lama.
Biasanya kayu yang digunakan untuk membuat rumah Bubungan Lima adalah kayu medan kemuning.
Dibangun tidak menggunakan paku, melainkan pasak kayu. Lantainya berlapis-lapis dengan papan dan pelupuh, atap ijuk enau dan surian (sirap).
Baca juga: Cara Melestarikan Budaya Indonesia
Struktur rumah adat Bengkulu
Dikutip dari buku Adat Istiadat Daerah Bengkulu (1977), ada macam-macam bentuk kap atau bubungan atap rumah adat Bengkulu, yakni bubungan panjang, bubungan melintang, bubungan sembilan dan kombinasi dari berbagai bentuk, besar kecilnya bangunan, sedikit atau banyaknya ukiran.
Ukiran dan pahatan bisa ditemui di bagian tangga, ujung kungkung dinding rumah, jendela pintu, kasau, ventilasi, dan tebeng layar.
Struktur rumah Bubungan Lima terdiri atas tiga bagian besar, yakni penigo (tempat menerima tamu), penduhuak (tempat menyimpan barang-barang dan pakaian).
Kemudian ada bagian lain, dapur dan gang (tempat memasak, bediang, andie-andie, mengajar atau menasehati anak). Gang tempat lesat bambu air atau gerigik, mencuci kaki.
Bentuk rumah adat Bengkulu
Bentuk rumah Bubungan Lima segi empat bertingkat-tingkat. Penigo lebih rendah dari panduhuak. Anak menantu hanya boleh duduk sampai penigo dan dapur.
Baca juga: Apa Manfaat Wayang bagi Pengembangan Warisan Budaya?
Jendela hanya dua buah, jendela depan dengan ukuran sekitar 30 x 60 centimete (cm) dan jendela belakang berukuran 20 x 20 centimeter (cm). Semuanya berbentuk bulat panjang.
Bagian-bagian dan fungsi rumah adat terdiri dari:
- Beranda
Beranda merupakan tempat menerima tamu, yakni tamu rendah biasa, dikenal, sesama anak muda, tamu yang masih asing atau baru saja datang. Di beranda tersedia meja, kursi, bangku-bangku panjang.
- Anak beranda
Anak beranda bisa dengan rel, jeriji, atau pagar dan tangga beranda. Sebelum menaiki beranda akan menemui anak beranda sekitar 1,5 x 1,2 meter.
Juga sebagai tempat sandal, pelapang ruangan beranda ada di depan rumah. Tetapi ada juga di samping rumah.
Baca juga: Batik, Warisan Budaya Dunia
- Hal atau dihal
Hal atau dihal merupakan ruang tamu laki-laki tua yang disegani dengan ukuran juga melebar.
Pada hal juga terdapat meja, kursi, dan di bagian pinggir terdapat sebuah ranjang tempat tidur anak bujang (jejaka) serta hiasan-hiasan rumah warisan.
- Ruang tengah
Ruang tengah adalah ruang tamu untuk wanita. Letaknya dibilik besar (kamar tidur ayah dan ibu).
Ruangan tersebut tempat duduk tamu wanita atau kaum ibu. Biasanya tidak ada kursi, mereka duduk ditikar dan ada tempat sirih di hadapan mereka.
- Bilik atau kamar tidur
Bilik atau kamar tidur cukup besar. Di samping sebagai tempat tidur ayah dan ibu, di dalamnya terdapat lemari, kopor tempat menyimpan pakaian dan benda-benda warisan lama.
Bila anaknya putrinya sudah remaja atau gadis, biasanya ayah dan ibunya mengalah dan menyuruh anak gadisnya tidur di bilik tengah.
Untuk tempat kedua orang tuannya tidur di bilik belakang tempat anak-anaknya sebelum naik gadis.
Baca juga: Cerita Singkat Budaya Khas Aceh
- Beranda belakang
Beranda belakang biasa sebagai ruangan makan. Beranda belakang juga tempat mereka bercanda atau bersenda gurau dan tempat duduk keluarga waktu istirahat.
- Garang
Garang terdiri dari rakitan kayu atau bambu yang gunanya untuk tempat mencuci alat-alat dapur dan lain-lainya.
Di atas garang terdapat tempat-tempat berisi air pencuci, misalnya tempayan, gerikigik, dan sebagainya.
- Dapur
Dapur merupakan tempat untuk memasak. Di mana letak di sampung garang.
- Lumbung atau rengkiang (bagi rumah petani)
Lumbung berfungsi untuk tempat menyimpan padi. Letaknya juga disamping garang.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.