Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola Pengembangan Paragraf

Baca di App
Lihat Foto
shutterstock.com
Ilustrasi teks eksposisi
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Dalam menyusun tulisan, pola pengembangan paragraf sangatlah penting. Pola pengembangan paragraf berguna untuk membuat tulisan lebih jelas serta lebih runtut.

Mengutip dari Jurnal Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP Universitas Lampung, pola pengembangan paragraf merupakan cara penulis untuk mengembangkan pola pikiran dalam suatu paragraf.

Pengembangan pola pikiran ini bisa dilakukan dengan mengembangkan kalimat topik ke dalam berbagai kalimat penjelas yang ada dalam paragraf.

Menurut Munirah dalam Buku Pengembangan Keterampilan Menulis Paragraf (2015), pola pengembangan paragraf bisa dilakukan melalui berbagai cara yang telah disesuaikan dengan sifat paragraf tersebut.

Lalu, apa sajakah pola pengembangan paragraf? Berikut penjelasannya:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pola klimaks serta antiklimaks

Saat akan mengembangkan gagasan dalam paragraf, pola klimaks dan antiklimaks diterapkan dengan menggunakan klimaks sebagai dasarnya.

Artinya gagasan utama akan dijelaskan dengan menggunakan gagasan yang kedudukannya palng rendah hingga gagasan yang kedudukannya paling tinggi.

Baca juga: Jenis Paragraf: Induktif, Deduktif, Deduktif-Induktif, dan Ineratif

Sifat dari paragraf juga sangat berpengaruh pada pola pengembangan dan analisisnya.

Umumnya paragraf yang memiliki sifat deduktif atau induktif lebih mudah dianalis jika dibandingkan dengan paragraf yang bersifat deskriptif dan naratif.

Pola klimaks dan antiklimaks juga dapat diterapkan dengan menggunakan gagasan yang paling tinggi kedudukannya hingga ke gagasan yang paling rendah.

Contohnya adalah membahas perkembangan alat komunikasi. Dimulai dari menggunakan kentongan, hingga alat komunikasi modern yakni menggunakan smartphone.

Pola perbandingan serta pertentangan

Penulis akan memperlihatkan kepada pembaca tentang persamaan serta perbedaan dari orang, objek, serta gagasan tertentu.

Umumnya pola pengembangan paragraf dengan perbandingan serta pertentangan, akan menggunakan kata-kata:

  1. Serupa dengan
  2. (Sama) seperti halnya
  3. Demikian pula
  4. Jika atau bila dibandingkan dengan
  5. Sejalan dengan
  6. Akan tetapi
  7. Sedangkan
  8. Sementara itu

Contohnya adalah cara memakan nasi. Perbandingannya terletak dari cara memakannya, ada yang menggunakan sendok dan ada juga yang menggunakan sumpit. Walau berbeda, namun persamaannya adalah membahas tentang cara memakan nasi.

Pola analogi

Pola analogi digunakan jika ingin menggambarkan sebuah objek yang bisa digambarkan dengan menggunakan objek lain yang memiliki kesamaan. Umumnya pola ini dibantu dengan berbagai kata kiasan, seperti 'ibaratnya' dan 'bagaikan'.

Analogi berarti membandingkan dua hal yang berbeda, namun tetap memperhatikan adanya kesamaan dari dua hal tersebut.

Contohnya adalah menganalogikan cara membangunkan seseorang. Misalnya ada yang membangunkan dengan berteriak, namun ada juga yang dengan menepuk pundak. Caranya memang berbeda, namun kesamaannya adalah sama-sama cara membangunkan seseorang.

Pola sebab dan akibat

Pola pengembangan ini dilakukan dengan cara menerangkan sebuah kejadian dari sudut pandang sebab dan akibat. Biasanya menggunakan kata, seperti 'padahal', 'akibatnya', 'karena', serta 'oleh karena itu'. 

Baca juga: Cara Menemukan Gagasan Pokok di Setiap Paragraf

Tidak hanya menerangkan, pola ini juga bisa digunakan dengan cara menjadikan kejadian penyebab sebagai gagasan utamanya serta kejadian akibat sebagai pengembangnya.

Hal ini bisa dilakukan berkebalikan, yakni kejadian akibat sebagai dasarnya dan kejadian penyebab sebagai gagasan utamanya.

Contohnya adalah kejadian akibat yakni terlambat datang ke sekolah. Kejadian sebabnya adalah bangun kesiangan, ban kendaraan bocor, dan lain sebagainya.

Pola definisi

Sama seperti namanya, pola ini dilakukan dengan cara menjelaskan pengertian atau definisi dari sebuah istilah yang digunakan.

Biasanya menggunakan kata-kata, seperti 'adalah', 'ialah', 'merupakan, dan 'yaitu'. Umumnya kata 'adalah' akan digunakan jika menggambarkan suatu hal yang sudah didahului dengan kata benda.

Sedangkan untuk kata 'yaitu' digunakan untuk mendefinisikan suatu hal yang telah didahului oleh kata kerja atau sifat.

Untuk kata 'ialah' digunakan untuk memberi pengertian tentang rupa atau wujud. Kata 'merupakan' digunakan sebagai kata pakai.

Contohnya adalah 'Buku ini merupakan miliknya', 'Buku adalah sumber ilmu', 'Saat ini yang perlu dikerjakan ialah membaca buku', serta 'Saya memiliki satu barang favorit yaitu buku'.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi