Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Betang, Rumah Adat Kalimantan Tengah

Baca di App
Lihat Foto
Arsip West Borneo Tourism Association
Rumah Betang Panjang Kedungkang yang akan menjadi tempat menginap peserta Bersepeda di Jantung Borneo yang akan diselenggarakan pada 28 Oktober 2017.
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Rumah adat Betang merupakan salah salah rumah khas di Pulau Kalimantan, tepatnya di Provinsi Kalimantan Tengah.

Sama halnya dengan rumah Radakng atau rumah Panjang di Pontianak, Kalimantan Barat, rumah Betang juga merupakan tempat tinggal masyarakat Dayak.

Rumah Betang banyak tersebar di daerah hulu sungai yang menjadi tempat tinggal kebanyakan suku Dayak.

Dikutip dari buku Suku Bangsa Dunia dan Kebudayaannya (2013) karya Pram, rumah Betang adalah rumah adat khas Kalimantan yang terdapat di berbagai penjuru Kalimantan, terutama di daerah hulu sungai yang biasanya menjadi pusat pemukiman suku Dayak.

Bentuk rumah Betang

Bentuk dan ukuran rumah Betang bervariasi di berbagai tempat. Ada rumah Betang yang mencapai panjang 150 meter dan lebar hingga 30 meter.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Rumah Panjang, Rumah Adat Provinsi Kalimantan Barat

Umumnya rumah Betang dibangun berbentuk panggung dengan ketinggian tiga hingga lima meter dari permukaan tanah.

Tingginya bangunan rumah Betang tersebut untuk menghindari datangnya banjir pada musim penghujan yang mengancam daerah-daerah di hulu sungai di Kalimantan.

Beberapa unit pemukiman bisa memiliki rumah Betang lebih dari satu buah, tergantung dari besarnya rumah tangga anggota komunitas hunian tersebut.

Setiap rumah tangga (keluarga) menempati bilik (ruangan) yang disekat-sekat dari rumah Betang yang besar tersebut.

Keunikan rumah Betang

Hampir semua bangunan Rumah Betang terbuat dari kayu yang kuat dan tergolong tahan lama, tidak mudah rapuh.

Baca juga: Sejarah Suku Tidung, Kerabat Suku Dayak

Kayu yang digunakan umumnya kayu ulin, di mana kayu ulin merupakan kayu yang sangat kuat dan tahan lama.

Karena mampu bertahan terhadap perubahan iklim dari musim hujan hingga musim panas.

Dikutip sari situs Indonesia.go.id, ada tiga tujuan dari suku Dayak membentuk rumah Betang dengan arsitektur berbeda dari kediaman lazimnya.

Berikut tiga tujuan tersebut:

Lihat Foto
DOK INDONESIA.TRAVEL
Rumah betang.
Makna rumah Betang

Budaya rumah Betang merupakan cerminan mengenai kebersamaan dalam kehidupan sehari-hari orang Dayak.

Di dalam rumah Betang setiap kehidupan individu pada rumah tangga dan masyarakat secara sistematis diatur melalui kesepakatan bersama yang dituangkan dalam hukum adat.

Baca juga: Sejarah Indonesisch Nederlandsche School (INS) Kayu Tanam

Keamanan bersama, baik dari gangguan kriminal atau berbagi makanan, suka-duka maupun mobilisasi tenaga untuk mengerjakan ladang.

Nilai utama yang menonjol dalam kehidupan di rumah Betang adalah nilai kebersamaan di antara para warga yang menghuninya, terlepas dari perbedaan-perbedaan yang mereka miliki.

Dengan tinggal bersama di dalam Rumah Betang, memberikan arti bahwa suku Dayak ingin selalu menciptakan kehidupan yang harmonis terhadap lingkungannya.

Bentuk Rumah Betang suku Dayak megah dan tinggi itu tentu saja membuatnya perlu menaiki anak tangga agar dapat masuk.

Uniknya dalam kepercayaan suku Dayak, anak tangga Rumah Betang harus berjumlah ganjil. Sehingga menjadi seperti kewajiban yang tidak boleh ditawar tentang jumlah ganjil anak tangga Rumah Betang.

Ada banyak alasan yang melatari mengenai anak tangga Rumah Betang harus berjumlah ganjil. Salah satunya supaya rezeki mudah datang ke semua penghuni Rumah Betang dan dijauhkan dari kesulitan hidup.

Baca juga: Sejarah Tri Koro Dharmo

Selain itu, tangga untuk masuk ke Rumah Betang setiap malam diangkat. Tidak ditinggal begitu saja di luar rumah oleh suku Dayak.

Mereka meyakini dengan membawa masuk tangga ke dalam Rumah Betang akan terhindar dari gangguan hantu serta serangan ilmu mistik yang jahat untuk menyerang sang penghuninya.

Rumah Betang merupakan simbol dari kearifan lokal masyarakat adat di Indonesia. Ada banyak yang terkandung di dalam rumah Betang.

Untuk pembangunannya saja, hulu rumah harus menghadap ke arah matahari terbit. Bagi suku Dayak, itu menandakan bahwa mereka adalah pekerja keras.

Suku Dayak harus bekerja agar bertahan hidup sejak terbitnya matahari, sedangkan untuk hilir rumah dibuat searah dengan matahari terbenam.

Secara filosofis mengartikan bahwa kerja kerja suku Dayak akan berhenti saat sore hari dan dimulai lagi besok pagi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi