Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rumah Bubungan Tinggi, Rumah Tradisional Kalimantan Selatan

Baca di App
Lihat Foto
kebudayaan.kemdikbud.go.id
Rumah Tradisional Bubungan Tinggi Kalimantan Selatan
Penulis: Ari Welianto
|
Editor: Ari Welianto

KOMPAS.com - Rumah tradisional provinsi Kalimantan Selatan disebut rumah Bubungan Tinggi.

Dilihat dari bentuk bangunannya, rumah tersebut memang memiliki bubungan atau puncak rumah yang tinggi.

Dikutip dari buku Iklim Tropis dan Uniknya Bentuk Rumah Tradisional Nusantara (2019) karya Nur Inayah Syar, rumah tradisional tersebut merupakan jenis tertua dan berada pada level tinggi dari sebelas jenis kelompok rumah tradisional suku Banjar.

Pada masa Kasultanan Banjar, rumah Bubungan Tinggi diperuntukkan bagi kaum bangsawan atau pedagang kaya (saudagar).

Bentuk rumah Bubungan Tinggi

Rumah Bubungan Tinggi berbentuk panggung dengan pondasi berbentuk titik dan atap miring berukuran besar.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Baca juga: Rumah Lamin, Rumah Adat Kalimantan Timur

Karena wilayah Kalimantan Selatan memiliki kondisi iklim tropis yang ditandai dengan kelembapan udara dan curah hujan yang tinggi.

Rumah Bubungan Tinggi terbuat dari dua jenis kayu yang tahan air dan panas, yaitu kayu galam dan kayu besi atau kayu ulin.

Kayu galam dipakai sebagai pondasi yang ditanam di dalam air dan tahan terhadap pelapukan.

Adapun kayu ulin dipakai sebagai bahan untuk dinding, lantai, dan atap.

Jika pada umumnya rumah panggung memiliki kolom rumah untuk tempat bermain atau menyimpan hewan ternak, kolong rumah Bubungan Tinggi digunakan untuk menambatkan perahu atau menyimpan balok-balok tidak terpakai.

Tinggi kolong rumah sekitar 1,5 - 2 meter, di mana berfungsi untuk menghindari pasang surut air sungai.

Baca juga: Rumah Betang, Rumah Adat Kalimantan Tengah

Karena curah hujan yang tinggi, atap rumah Bubungan Tinggi dibuat dengan kemiringan 45 derajat. Ini dilakukan agar aliran air hujan cepat mengalir ke tanah.

Atap yang berukuran besar berfungsi sebagai pengatur dan penyimpan panas agar dapat menghangatkan ruangan pada malam hari.

Pada penutup atap terbuat dari sirap. Sirap tersebut terdiri atas beberapa lapis agar lebih kuat menahan air hujan.

Atap yang lebar di bagian depan rumah memiliki tujuan agar rumah memperoleh sinar matahari langsung dari samping.

Dinding dan lantai rumah disusun renggang, ini untuk ventilasi udara dan jalannya aliran air ke kolong rumah.

Pintu dan jendela memiliki fungsi mengatur aliran udara, bukan untuk mengatur cahaya atau sinar matahari yang masuk.

Baca juga: Sunan Kudus, Menghormati Ajaran Hindu

Ruangan rumah Bubungan Tinggi

Dikutip dari buku Ayo Mengenal Indonesia : Kalimantan 2 (2010) karya N. Arie Any, umumnya rumah tradisional Banjar dibangun dengan beranjung (ba-anjung) yaitu sayap bangunan yang menjorok dari samping kanan dan kiri bangunan utama.

Oleh karena itu, rumah tersebut disebut rumah ba-anjung. Anjung merupakan ciri khas rumah tradisional Banjar, walaupun ada pula beberapa tipe rumah Banjar yang tidak beranjung.

Tipe rumah yang paling bernilai tinggi adalah rumah Bubungan Tinggi yang biasanya dipakai untuk bangunan keraton.

Keagungan seorang pengusaha pada masa pemerintahan kerajaan diukur oleh kuantitas ukuran, kualitas seni, dan kemegahan bangunan kerajaan.

Secara morfologi bangunan rumah Bubungan Tinggi terdiri dari tiga bagian, yaitu bagian kaki, bagian badan, dan bagian atap.

Dikutip dari situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (kemdikbud), bagian kaki merupakan tiang utama penyokong struktur bangunan yang terdiri dari tiang utama dan tiang penyangga.

Bagian badan terdiri beberapa ruang. Secara umum ruang yang ada pada rumah Bubungan Tinggi dapat dikelompokkan atas empat ruang.

Baca juga: Sunan Drajat, Mengajarkan Catur Piwulang

Berikut empat kelompok ruang:

  • Ruang pelataran

Ruang pelataran memiliki tiga ruang, yaitu pelataran muka (surambi muka), pelataran tengah (surambi sambutan), dan pelataran dalam (lapangan pamedangan).

Ruang pelataran merupakan ruangan berdninding terbuka dengan atap yang tertutup sebagian. Pelataran merupakan pengganti halaman rumah bagi masyarakat suku Banjar,

  • Ruang tamu

Ruang tamu bersifat publik atau semi publik. Di mana pada ruang tamu terbagi atas empat ruang, yaitu ruang antara (pacira), ruang tamu (panampak kecil), ruang tamu tengah (panampak tengah), dan ruang tamu utama (panampak besar).

  • Ruang tinggal

Ruang tinggal atau hunian merupakan area yang sangat privat. Di mana pada ruang tinggal terbagi menjadi tiga ruang, yaitu ruang keluarga (paledangan), ruang tidur orang tua (anjung dan anjung jurai), dan ruang tidur untuk anak (karawat dan katil).

 Baca juga: Sunan Giri, Menyebarkan Islam Lewat Permainan Kanak-kanak

  • Ruang pelayanan

Ruang pelayanan terbagi menjadi empat ruang yaitu, ruang saji dan ruang makan (penampik dalam atau panampik padu), ruang dapur (padapuran atau padu), ruang penyimpanan (jorong dan ruang teras belakang) (palataran belakang).

Keempat ruangan tersebut hanya dipisahkan oleh dinding atau yang disebut tawing.

Ada tiga pemisah dalam ruang tersebut, yakni dinding muka (tawing hadapan), dinding pembatas dalam (tawing halat), dan dinding pembatas dapur (tawing pahalatan padu).

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Halaman Selanjutnya
Halaman
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi