Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sejarah Musik Gambang Kromong

Baca di App
Lihat Foto
KOMPAS.com/RIMA WAHYUNINGRUM
Hiburan mulai dari gambang kromong, ondel-ondel dan marching band siap menyambut selebrasi Persija atas kemenangan Liga 1 Indonesia musim 2018 di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan pada Sabtu (15/12/2018).
|
Editor: Nibras Nada Nailufar

KOMPAS.com - Gambang kromong merupakan kesenian musik yang berasal dari Betawi. Biasanya gambang kromong dimainkan saat mengiringi pertunjukan lenong serta tari cokek.

Namun, gambang kromong juga bisa membawakan berbagai lagu vokal serta instrumen, tanpa pengiring lenong dan tari cokek.

Kesenian musik ini sudah ada sejak 1930-an dan masih terus berkembang hingga saat ini. Bagaimana awal mula dari musik gambang kromong?

Perpaduan Barat dan China

Dilansir dari situs Lembaga Kebudayaan Betawi, nama gambang kromong diambil dari alat musik yang bernama gambang dan kromong.

Gambang merupakan alat musik tradisional yang sering disebut gambang kayu. Sedangkan kromong adalah bonang lima nada.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tidak hanya itu, gambang kromong juga diiringi dengan alat musik lainnya, seperti kongahyan, sukong, tehyan, gong, kempul, gong enam, ningnong serta kecrek.

Musik gambang kromong memiliki kaitan yang erat dengan masyarakat Tionghoa. Karena musik ini sangat populer di kalangan masyarakat Tionghoa, pada sekitar tahun 1930-an.

Kesenian musik ini sudah menjadi bagian kehidupan masyarakat Tionghoa, kala itu. Gambang kromong sering ditampilkan pada upacara pernikahan, perayaan Cap Go Meh, dan lain sebagainya.

Baca juga: Ondel-ondel, Marching Band, hingga Gambang Kromong Sambut Persija di Balai Kota

Terasa ada yang kurang jika kesenian musik gambang kromong tidak ditampilkan pada hari perayaan ataupun lainnya.

Mengutip dari portal resmi Provinsi DKI Jakarta, musik dalam gambang kromong merupakan perpaduan dari musik tradisional Betawi dengan musik Barat yang memiliki nada dasar pentatonis bercorak China.

Untuk menciptakan nuansa musik Barat, para pemain menggunakan alat musik seperti terompet, gitar, biola serta saksofon.

Dimainkan warga Tionghoa

Musik gambang kromong mencapai kepopulerannya pada tahun 1937. Namanya saat itu adalah Gambang Kromong Ngo Hong Lao, yang dimainkan oleh orang Tionghoa.

Uniknya pada saat itu, tangga nada yang digunakan bukanlah slendro, seperti gamelan pada umumnya. Namun, menggunakan tangga nada Tshi Che, yang merupakan tangga nada khas Cina.

Musik yang dimainkan pun berasal dari lagu khas Cina, atau yang sering disebut sebagai pat fem. Dalam memainkannya juga menggunakan alat musik Cina, contohnya adalah Sam Hian yang merupakan alat musik petik.

Pada awal kemunculanya, hampir seluruh daerah di Betawi memiliki kesenian musik gambang kromong. Contohnya adalah daerah Jatinegara, Bekasi, Tangerang, dan Cibinong.

Dalam pertunjukan musik gambang kromong, lagu yang paling terkenal dan cukup sering dibawakan adalah Jali-Jali serta Indung-Indung.

Baca juga: Jenis Alat Musik Berdasarkan Sumber Bunyinya

Nie Hoe Kong, pemusik dan pemimpin golongan Tionghoa pada abad ke-18, memegang peranan sangat penting dalam musik gambang kromong.

Salah satu peranannya adalah penggabungan alat musik tradisional, seperti gamelan dengan alat musik khas Cina.

Hingga saat ini kesenian musik gambang kromong masih terus berkembang. Aliran musik yang dibawakan juga beragam, mulai dari dangdut hingga gambus.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tag

Artikel Terkait

Artikel berhasil disimpan
Lihat
Artikel berhasil dihapus dari list yang disimpan
Oke
Artikel tersimpan di list yang disukai
Lihat
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Artikel dihapus dari list yang disukai
Oke
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kompas.com Play

Lihat Semua

Terpopuler
Komentar
Tulis komentar Anda...
Terkini
Lihat Semua
Jelajahi